Gadis itu menatap kursi kosong di sebelahnya dengan tatapan menerka-nerka, lagi dan lagi Ruan kembali tidak masuk sekolah. Padahal kemarin mereka masih sempat pergi bersama, tapi kenapa hari ini dia tidak masuk? Ujian sekolah hanya tinggal dua hari lagi dan jika Ruan tidak ikut maka dia akan mengikuti ujian susulan nantinya.
Wali kelas mereka baru saja memasuki ruang kelas, wanita setengah baya itu terlihat menatap anak walinya dengan tatapan yang sulit di artikan. Semua murid menghentikan aktifitasnya dan fokus menatap wali kelas mereka.
“ Baik anak-anak, sebelum ujian dimulai ada satu informasi yang ingin ibu beritahukan kepada kalian semua.” Ucapnya dengan nada yang santai.
“ Mulai hari ini salah satu teman kalian Ruan Wellington telah berhenti dari sekolah.” Lanjutnya sukses membuat Belmira sangat terkejut.
“ Apa yang terjadi dengan Ruan bu.?” Tanya salah satu murid.
“ Ibu tidak tahu apa yang terjadi, salah satu keluarganya hanya memberitahu pihak sekolah kalau mulai hari ini dia tidak akan bersekolah.”
“ Sayang sekali, padahal tinggal sebentar lagi kita akan lulus.”
“ Hey Bel, apa kau tidak tahu soal ini? Kau kan yang paling dekat dengan Ruan.”
Belmira hanya menggeleng tidak tahu karena memang pada dasarnya dia tidak begitu banyak mengtehaui tentang Ruan, hal ini membuat Belmira sedikit menyesal karena tak pernah penasaran dengan Ruan sejauh ini.
**
Sepulang sekolah Belmira langsung pergi mencari Ruan, dia penasaran dan sangat ingin tahu apa alasan Ruan berhenti dari sekolah di saat seperti ini. Setelah semua yang trejadi dia benar-benar tidak tahu banyak soal Ruan, padahal selama ini dia sudah banyak menceritakan dirinya pada pria itu.
Belmira mencari ke setiap tempat yang pernah ia kunjungi bersama Ruan dengan harap dapat menemukannya, tapi sayang seribu sayang dia tidak berhasil menemukan Ruan dimana pun.
Langit sudah mulai berubah dari cerah menjadi kelabu yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan, padahal musim sudah memasuki pergantian ke musim dingin tapi hujan akan segera turun dari biasanya.
“ Kamu dimana? Aku ingin bertemu denganmu, setidaknya biarkan aku tau alasanmu berhenti karena apa? Ruan..., kumohon.” Ucap Belmira dalam benaknya.
Dan hujan pun turun membasahi bumi, Belmira bergegas mencari tempat berteduh di dekitar lokasinya saat ini. Dia berhasil menemukan satu tempat yang membuatnya bisa menghindar dari hujan tersebut, kemudian dia mendongak sambil menegadahkan tangannya membiarkan air hujan jatuh di telapak tangannya.
“ Ruan? Ruaaaan.” Belmira mulai berlari mengejar sebuah mobil yang tak asing di matanya, dia sangat yakin kalau mobil itu adalah mobil yang selalu menjemput Ruan di sekolah.
Di tengah hujan yang cukup deras dengan langkah kaki yang tak cukup cepat tentu membuat Belmira harus tertinggal laju mobil tersebut, kini mobil itu sudah menghilang di balik jalan dan saat ini Belmira hanya dapat terdiam di tengah jalan yang sepi.
**
Hari kelulusan pun tiba, ketika semua orang tengah merayakan kelulusan bersama orang-orang terksihnya ada satu orang yang tampak menyendiri menatap langit biru yang sangat cerah di pertengahan bulan Desember ini.
Seharusnya ini merupakan hari terpenting bagi Belmira, namun setelah kepergian Ruan tanpa kabar membuat harinya kembali kelabu. Padahal dia sudah pernah membayangkan akan merayakan hari kelulusan ini dengan pria itu.
“ Belmira,” Seru seseorang berhasil membuatnya menoleh.
“ Kenapa menyendiri? Semua orang berkumpul di dalam, kita akan foto bersama teman kelas.” Seru Joseph.
Semenjak kepergian Ruan, banyak hal yang telah berubah. Tak hanya di kehidupan Belmira saja, Joseph pun seperti itu. Setelah melewati kasus korupsi yang di jatuhkan untuk ayahnya, kini beliau di nyatakan tidak bersalah sehingga beliau kembali menjabat sebagai kepala sekolah.
Meskipun ayahnya sudah kembali menjadi kepala sekolah tak membuat Joseph kembali sombong dan bersikap seperti raja, berkat Belmira juga sekarang dia menjadi lebih baik kepada siapapun di sekolah.
“ Tunggu apa lagi? Ayo kita masuk.” Ajak Joseph akhirnya berhasil membuat Belmira beranjak dari tempat itu.
**
Satu tahun telah berlalu, Belmira tidak tinggal bersama Olivia lagi setelah wanita itu kembali memiliki El Burdel dan memaksa Belmira bekerja untuknya. Belmira yang tak ingin menjadi wanita seperti itu memutuskan untuk melarikan diri, tapi sayang Olivia tidak bodoh dengan menyewa beberapa orang mencari Belmira kemana pun ia berada.
Ketika Belmira berhasil di temukan dan di bawa paksa oleh orang-orang tersebut ia kembali mendapat bantuan dari Joseph dan teman-temannya. Belmira selamat dan di bawa oleh Joseph ke tempat yang aman, tapi itu hanya beberapa hari sampai Olivia turun tangan sebgai wali yang paling berhak atas Belmira.
Kembalinya Belmira ke El Burdel bagaikan kembali ke neraka, dia mendapat perlakuan buruk dari Olivia. Padahal dulu Olivia sangat peduli padanya, tapi setelah bertambahnya usia dan melihat tubuh Belmira sangat cocok untuk bekerja dengannya ia pun di paksa menghasilkan uang yang banyak.
Akibat hal itu Belmira sudah tidak suci lagi, dia telah banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja melayani lelaki hidung belang. Sekali dua kali ia tidak merasakan apapun, namun setelah ia mengingat Ruan rasanya sangat menyedihkan dan itu adalah kali pertama Belmira menangis setelah ia kehilangan orang tuanya.
Belmira menangis seorang diri di sebuah taman saat dia pergi belanja bahan makanan, hanya pada saat itu dia bisa bebas dari jeratan Olivia. Tangisan Belmira pecah dan semua emosinya yang tertumpuk selama ini di keluarkan saat itu juga.
Dia bahkan berpikir untuk mengakhiri hidpnya jika saja dia tidak ingat dengan Ruan. Sampai detik itu juga Belmira sangat berharap bisa bertemu kembali dengannya. Hanya dengan bersama Ruan ia merasa hidupnya penuh arti dan lebih berwarna.
Kembalinya Belmira ke El Burdel ia di kejutkan dengan keadaan El Burdel yang di kelilingi oleh polisi. Setelah di selidiki ternyata Olivia di tahan setelah menerima laporan jika ia melanggan janji untuk memperlakukan Belmira dengan baik. Selama ini Belmira memang tidak melaporkan perbuatan Olivia padanya ke kantor polisi karena masih menganggap Olivia sebagai orang tua penggantinya.
Sejak saat itu Belmira benar-benar terlepas dari jeratan Olivia, kini dia tinggal di sebuah asrama yang di sediakan oleh pemerintah kepada setiap anak yatim piatu yang mendapat beasiswa di sekolah menegah atas. Belmira tentu masih melanjutkan pendidikannya dengan beasiswa yang berhasil ia dapatkan dari prestasinya selama ini. Selain itu dia sudah melanjutkan bakat seninya dengan melukisa beberapa lukisan yang selalu ia posting di blog pribadi miliknya.
Tanpa teras sudah 2 tahun lebih Belmira tidak pernah bertemu dengan Ruan, dia sangat merindukan sosok pria itu dan tentunya Belmira juga selalu mencarinya di sosial media. Karena dia tidak pernah berfoto dengan Ruan atau bahkan menyimpan fotonya hal itu cukup sulit untuknya menemukan Ruan, namun dengan bakatnya dalam melukis ia membuat satu lukisan Ruan yang sedang tersenyum lalu di sebarkan di internet dengan harap Ruan bisa melihatnya.
“ Bel.” Seru seseroang berhasil membuat Belmira terperanjat kaget.
“ Kau membuatku terkejut.”
“ Aku ada info tentang lukisanmu itu, ada seseorang yang tertarik untuk membelinya.” Seru Lily sambil menunjukkan pesan seseorang yang menawarkan untuk membeli lukisan Belmira tersebut.
“ Tapi aku tidak menjualnya.” Jawab Belmira lirih.
“ Kenapa? Kau tidak ingin mendapatkan uang? Kau tahu sangat sulit mencari seseorang yang tertarik untuk membeli lukisan seorang pemula sepertimu.”
“ Aku tahu, tapi lukisan itu satu-satunya yang ku punya tentang Ruan dan aku tidak ingin menjualnya.”
“ Tapi kau bisa membuat yang baru, ini kesempatan emas Bel.”
“ Lily, aku tidak akan menarik kata-kataku lagi.” Ucap Belmira berhasil membuat gadis itu terdiam.
Sejak SMA dan tinggal di asrama, Belmira bertemu dengan seorang teman yang sangat peduli dengannya. Namanya Lily yang selalu membantunya mencari kabar tentang Ruan, selain Lily dia punya salah seorang lagi yaitu kekasih Lily yang bernama Austin.
Ini adalah tahun terakhir Belmira di SMA, selanjutnya dia akan mengejar beasiswa seni di salah satu perguruan tinggi di Barcelona. Untuk itu dia lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengasah bakat melukisnya, sedangkan untuk menjual lukisan-lukisa itu belum pernah terbesit dalam benaknya sekalipun.
**
Dunia Belmira rasanya kembali berputar, rasanya tubuhnya benar-benar membeku hingga Belmira tidak bisa lagi menggerakan seinci pun tubuhnya. Semua memori masa lalu kembali ke dalam ingatannya, terputar cepat bagai kaset yang mulai usang dan tidak terputar dengan baik saat ia kembali mengingat sosok Ruan.
Bagaimana bisa dia pergi begitu saja tanpa adanya kata perpisahan, setelah kehidupannya mulai membaik karena pria itu dan dia harus kembali melewati ranjau kehidupan seorang diri. Belmira sering menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu, ia merasa Ruan meninggalkannya karena satu perbuatan yang dia sendiri tidak tahu apa itu.
“ Dorrr.” Seseroang baru saja mengejutkannya dan membuat Belmira terperonjak kaget.
“ Kau membuatku terkejut.” Kata Belmira sambil memukul pelan lengan Joseph.
Keduanya kembali jalan bersama sambil bergandengan tangan menuju gerbang sekolah, tanpa terasa hubungan mereka sudah berjalan dua tahun setelah Joseph mengaku menyukai Belmira di tahun keduanya bersekolah di SMA. Belmira menerima Joseph sebelumnya tanpa perasaan apapun, dia menganggap cinta itu adalah hal yang rumit, tapi bersama Joseph ia merasakan nyaman yang membuatnya akhirnya menerima ajakan Joseph berpacaran dengannya.
Dan setibanya di depan gerbang mereka akan melepasa genggaman tangan itu dan bersikap biasa seperti layaknya murid sekolah lain, meskipun satu sekolah akan tetapi keduanya tidak sekelas. Belmira berada di kelas khusus penerima beasiswa sedangkan Joseph berada di kelas umum seperti murid lain, Joseph juga satu kelas dengan Lily dan Austin yang membuat mereka berempat sudah memiliki hubungan yang sangat dekat tentunya.
**
Sore itu Belmira dan Joseph mengunjungi sebuah taman yang menjadi tempat favorite Belmira dalam mencari inspirasi untuk melukis, kali ini Belmira akan melukis Joseph untuk pertama kalinya. Hal itu di pinta Joseph pada Belmira karena ia merasa cemburu selama ini Belmira hanya melukis sosok Ruan yang keberadaanya enrah dimana.
Belmira yang tak ingin membuat Joseph terus merasa seperti itu akhirnya mulai melukisnya, saat ini Joseph sedang berpose sesuai keinginannya untuk di lukis. Hebatnya Belmira dalam melukis adalah dia hanya membutuhkan sketsa awal dari bentuk yang ingin ia lukis, hal itu membuat objek lukisan Belmira tidak harus berada di posisi yang sama terus menerus.
“ Aku sudah membuat sketsanya, kau tidak perlu berpose seperti itu lagi.” Kata Belmira seketika membuat Joseph bangkit dan hendak mendekat.
“ Berhenti, aku tidak memintamu untuk melihatku meluksi.” Cegah Belmira sukses membuat raut wajah Joseph berubah.
“ Ya sudah kalau begitu aku pergi beli minuman untukmu.” Seru Joseph di balas anggukan pelan dari Belmira.
Ketika Joseph pergi barulah Belmira mulai melukis menggunakan warna yang sesuai dengan penampilan Joseph sore itu, dalam diam ia larut dalam karyanya sendiri dan seperti itulah Belmira yang bahkan hampir sulit untuk di ajak berkomunikasi jika dirinya sudah memegang kuas.
Hanya butuh waktu yang sebentar untuknya menyelesaikan lukisan tersebut, kini lukisan Joseph telah selesai meski belum mendapat sentuhan akhir. Belmira melirik kesana kemari mencari Joseph, ia baru sadar kalau pria itu belum kembali dari membeli minum.
Sambil merapihkan peralatan lukisnya ia pun bergegas mencari Joseph, pencariannya di sekitar taman itu membawa Belmira pada sekumpulan orang-orang yang meributkan sesuatu.
Karena penasaran ia pun segera mendekat, alhasil Belmira melihat bercak darah yang memenuhi jalan dan seorang pria sedang terkapar di sana. Melihat pakaian pria itu sukses membuat Belmira syok dan langsung berteriak histeris.
Orang-orang sekitar mempersilahkannya setelah mengetaui kalau Belmira memiliki hubungan dengan Joseph, menurut saksi Joseph baru saja mengalami kecelakaan mobil saat ia hendak menyebarng menuju taman.
Sambil menangis histeris Belmira berusaha menyadarkan Joseph, hingga akhirnya ambulans datang dan membawa Joseph secepatnya ke rumah sakit. Belmira ikut bersamanya di ambulans, masih ada denyut nadi yang ia rasakan dan Belmira terus memanggil nama Joseph agar pria itu segera meresponnya.