1

3016 Words
Bunga-bunga mulai bermekaran menghiasi kota. Burung-burung asyik bertengger di pagar-pagar, sesekalo bergerombol mengerumuni makanan yang sengaja di lempar seorang pengunjung. Jajaran toko sudah memulai aktivitasnya sejak beberapa jam yang lalu, beraneka macam barang yang di jual menarik wisatawan untuk berkunjung atau hanya sekedar cuci maata sesaat. Barisan toko yang di bagian depannya hampir semuanya terbuat dari kaca bening menampakkan koleksi jualan mereka sehingga para pejalan kaki bisa melihatnya bahkan dari kejauhan sekalipun. Seorang wanita tampak berdiri tepat di depan sebuah toko bertuliskan Sweet Candys. Dari namanya sudah dapat di tebak kalau toko itu jelas menjual beraneka macam permen, dan toko itu tampak di kunjungi oleh anak-anak yang gemar dengan permen tentunya. Bangunan toko itu terbilang cukup unik, gaya yang mencolok perhatian dengan dua pilar yang menyerupai permen tongkat serta dekorasi lucu di bagian atas yang terlihat seperti permen kapas. Namun yang menarik perhatian wanita itu adalah sebuah lolipop yang terpajang di etalase, dimana lolipop itu baru saja memberikannya sebuah ingatan di masa lalu. “ Bell.” Seru seseorang berhasil membuat lamunan wanita itu buyar. “ Apa yang kau lihat? Kau tidak sedang ingin membeli lolipop itu kan.?” Tanya seorang wanita yang membuat wanita bernama Belmira itu langsung menggelengkan kepalanya. “ Ya sudaha kalau begitu kita pulang sekarang.” Ajak wanita yang bernama Lily. Kedua wanita itu pun menuju sebuah mobil yang baru saja berhenti di pinggir jalan, Belmira dan Lily segera masuk ke dalam mobil yang kebetulan di kendarai oleh Austin kekasih dari Lily. “ Kau siap Bel, kita akan segera menemui kolektor yang tertarik dengan lukisan mu itu.” Seru Austin melirik Belmira sebentar. “ Aku siap.” Balasnya lirih. Namanya adalah Belmira Glaucia, wanita cantik berusia 28 tahun yang sekarang namanya sudah cukup terkenal sebagai seorang seniman di Barcelona. Lukisan Belmira yang di beri judul bright boy itu sangat laku di pasar kolektor, Lily dan Austin merupakan sepasang kekasih yang ikut andil dalam mempekenalkan lukisan Belmira ke dunia. Dari sekian banyak lukisan yang telah di buat oleh Belmira, hanya lukisan bright boy yang selalu mencuri perhatian. Hal itu di karenakan setiap lukisan bright boy yang di buatnya menyimpan sejuta rahasia yang hanya Belmira dan dua rekannya itu saja yang tahu. Karena banyak yang pensaran sehingga lukisan itu laris manis dan orang-orang bahkan berlomba-lomba untuk memecahkan rahasia yang terdaapat di dalam lukisan tersebut. Lukisan bright boy itu selalu di buat Belmira hampir serupa, yaitu seorang anak laki-laki dengan wajah yang tampan dan senyum yang mempesona. Dalam setiap lukisan itu anehnya ada sesuatu yang benar-benar menarik perhatian para kolektor, sebab dari semua lukisan itu seperti sebuah episode yang berkelanjutan. Kini Belmira dan dua rekannya sudah tiba di sebuah tempat pertemuannya dengan salah satu kolektor yang merupakan langganan lukisan bright boy yang di buat oleh Belmira. Setelah mendengar kabar bahwa Belmira telah menyelesaikan lukisan terbarunya kolektor itu langsung menghubungi Austin sesaat setelah postingan Austin tentang lukisan itu di publish. Harga dari lukisan bright boy itu sendiri mencapai 100 juta Euro menjadikam salah satu lukisan Belmira yang paling tinggi harga jualnya, dan setelah melakukan transaksi p********n lukisan itu kini di bawa oleh salah satu pengawal dari pria yang membeli lukisan tersebut. “ Tolong kabari kami jika lukisan baru segera keluar.” Ucap pria itu sangat sopan. “ Maaf, tapi sepertinya aku tidak akan melanjutkan lukisan itu lagi.” Balas Belmira membuat semua orang terkejut. “ Bel, apa maksud mu.?” Bisik Lily menatapnya meminta penjelasan. “ Aku akan berhenti melukisnya karena alasan pribadi, aku permisi.” Lanjut Belmira bangkit dari tempatnya dan bergegas pergi. “ Belmira.” Panggil Lily bingung dengan situasi tersebut. ** “ Kenapa kau tiba-tiba ingin berhenti melukis Bel? Bukannya itu salah satu karyamu yang paling populer.?” Tanya Lily begitu mereka sampai di galeri seni milik Belmira. “ Kau tahu sendiri alasanku menjual lukisan itu untuk apa? Dan lihat sekarang, sudah bertahun-tahun tapi aku belum berhasil menemukannya.” Balas Belmira pasrah. “ Kita tidak tahu mungkin saja laki-laki yang kau cari itu juga sudah melihat lukisan mu, tunggulah sebentar lagi.” Balas lily menatapnya tajam. Austin menepuk pundak Lily sehingga membuat wanita itu menoleh ke arahnya, kemudian Austin memberi kode padanya untuk membiarkan Belmira sendirian. Sesaat kemudian Lily tersadar dari emosinya barusan, sebelum meninggalkan ruangan itu dia meminta maaf pada Belmira. Kini Belmira hanya sendirian di tempatnya menuangkan ide melukis, di ruangan yang cukup besar itu terdapat puluhan koleksi lukisan buatan Belmira termasuk lukisan bright boy. Namun ada satu ruangan khusus lagi yang hanya menyimpan lukisan bright boy, dimana di dalam ruangan itu tersimpan lukisan pertama bright boy yang tidak akan pernah di jual oleh Belmira. Galeri seni sekaligus rumah Belmira memiliki beberapa ruangan, di bagian depan memanglah sebuah galeri untuk semua koleksi lukisannya. Sedangkan jika melewati satu pintu lagi menghubungkan rumah Belmira, dimana ruangan khusus lukisan bright boy juga ada di sana. Belmira sudah memasuki ruangan itu, dan dia menyalakan sakkar lampu yang membuat ruangan itu langsung terang benderang. Tepat di tengah ruangan terdapat satu lukisan asli yang begitu menyerupai anak laki-laki yang selama ini di cari oleh Belmira. Dua belas tahun yang lalu anak laki-laki itu telah merubah kehidupannya hingga saat ini, tapi takdir seakan mempermainkan mereka dimana keduanya berpisah dengan cara yang tidak baik, dari dua belas tahun yang lalu hingga saat ini Belmira tidak pernah melihat anak laki-laki itu lagi, dan alasannya membuat lukisan bright boy tak lain untuk mencari anak laki-laki tersebut. “ Aku akan mencarimu sampai kita bertemu kembali.” Kata Belmira sungguh-sungguh. ** Kaca mata hitam terlihat melindungi matanya dari terpaan sinar matahari, musim semi di Barcelona tidaklah terlalu panas. Temperatur udara ketika awal musim semi sekitar tujuh sampai delapan belas derajat celcius. Hari ini Belmira keluar seorang diri untuk mencari informasi seputar anak laki-laki itu, sebenarnya bukan seorang anak laki-laki lagi lebih tepatnya pria berusia 28 tahun yang bagi Belmira wajahnya mungkin sudah berubah dan tidak seperti dulu lagi. Meski begitu Belmira sangat yakin jika kembali bertemu dengan pria itu dia akan mengingatnya, dan ketika Belmira hendak menyebrangi jalan tanpa sengaja seseorang menyambarnya hingga membuat Belmira hampir terhuyung jika saja pria itu tidak menangkap tubuhnya dengan cepat. “ Maafkan aku.” Ucap pria itu lirih sambil membantu Belmira untuk berdiri dengan benar. “ Tidak apa-apa.” Balas Belmira sembari membenarkan kaca matanya. Setelah meminta maaf pria itu kembali melanjutkan langkahnya, sejenak Belmira merasakan hal aneh begitu melihat tatapan mata dari pria itu. Namun kesdaran Belmira kembali saat ia sadar lampu tanda berjalan sudah kembali berhenti, dan bayangan pria itu sudah pergi jauh meninggalkan dirinya. " Wajahnya nampak tak asing, tapi dia memiliki wajah yang tampan." Gumam Belmira tersenyum tipis. ** Belmira baru saja memasuki sebuah rumah dengan membawa beberapa cup kopi dan snack, ketika ia masuk tak seorang pun di lihat Belmira ada di dalam. Meski begitu dia tetap menunggu sampai pemilik rumah kembali. “ Bell.?” Seru Lily yang baru saja kembali dari supermarket. “ Hai.” Ucap Belmira sambil menyunggingkan senyum ke arah sahabatnya. “ Kok kamu tidak bilang kalau mau datang ke rumah.?” Tanya Lily ikut duduk di dekat Belmira. Tak lama setelah itu Austin muncul dari kamarnya dan juga ikut terkejut melihat Belmira,di rumah itu Lily memang sudah tinggal bersama Austin sehingga tak heran jika pria itu muncul dari dalam. “ Aku Cuma mau bilang ke kalian, kalau aku tidak akan berhenti menjual lukisan bright boy.” Jelas Belmira sukses membuat kedua temannya antusias. “ Kamu serius.?” Tanyanya dengan nada yang penasaran. “ Iya, aku sudah memikirkannya dengan baik. Sampai aku menemukan petunjuk untuk menemukannya, aku tidak akan menyerah.” Lontar Belmira sungguh-sungguh. “ Bagus sekali, kebetulan aku baru saja menemukan kolektor baru yang menginginkan lukisan mu ini.” Seru Autin berlari mengambil tabletnya. “ Lihat, dia tertarik membeli karya bright boy mu dengan nilai yang cukup tinggi.” Lanjut Austin sambil memperlihatkan profile kolektor yang di maksud. “ Bisa beri aku waktu beberapa hari untuk membuatnya lagi.?” “ Tentu saja.” ** Wanita itu baru saja menyelesaikan lukisannya setelah satu minggu terakhir ini menghabiskan waktu untuk membuat lukisan tersebut, ia beranjak dari tempat duduknya sambil membawa lukisan itu untuk di pajang di mini galerinya. Setelah memasang lukisan itu, wanita yang bernama lengkap Belmira Glaucia menatap lukisan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang sedang tersenyum indah. “ Kamu dimana sekarang? Aku sangat penasaran dengan wajahmu yang mungkin tidak sama lagi dengan yang ada di lukisan ini. Tapi dimana pun kamu, jika kau melihat lukisan ini ku harap kamu akan langsung mengetahuinya.” Ucap Belmira dengan mata yang berkaca-kaca. Di ruangan yang berukuran 20 meter persegi itu di jadikan Belmira sebagai ruangan khusus lukisan yang dia kerjakan selama ini, hobinya dalam melukis telah menghasilkan banyak karya yang indah dan di minati oleh para kolektor lukisan. Sebagian besar lukisan yang di buatnya adalah anak laki-laki yang sedang tersenyum dimana ia memberi nama lukisan itu dengan sebuan bright boy. Banyak kolektor yang sangat menyukai karya bright boy nya itu, meskipun mereka tak tahu maksud dari Belmira terus melukisnya dan apa yang menjadi inspirasi dari wanita itu sehingga membuat lukisan anak laki-laki tersebut sangat banyak di minati. Beberapa orang mengira jika anak laki-laki itu adalah adik Belmira dan ada sebagian yang mengira dia adalah cinta pertama Belmira, sampai saat ini wanita itu belum memberitahu semuanya siapa anak laki-laki tersebut. “ Bell.” Panggil seseorang membuat wanita itu menoleh dan segera meninggalkan ruangan itu. Belmira melangkahkan kakinya menuju ruang makan dimana saat ini salah satu sahabatnya datang berkunjung, karena mereka sudah sangat akrab tak heran jika sahabat Belmira itu langsung masuk tanpa mengetuk pintu rumahnya terlebih dulu. Lily dan Belmira sudah berteman sejak mereka SMA dan berpisah di bangku kuliah setelah memutuskan untuk memilih kampus impian mereka, Belmira memilih jurusan seni murni sedangkan Lily memilih Desain komunikasi. Setelah mereka tamat sarjana keduanya kembali di pertemukan di bidang yang sama dimana saat ini Lily bekerja sebagai Art director di sebuah perusahaan termuka di Barcelona sedangkan Belmira menjadi seorang ilustrator. Karya yang di buat oleh Belmira akan di posting di blog pribadinya, berkat kerja samanya dengan Lily juga ia bisa menjadi seperti sekarang. Dan Lily juga merupakan salah satu dari orang terdekatnya yang mengetahui siapa anak laki-laki di lukisan itu. “ Kau bawa apa.?” Tanya Belmira melihat isi bungkusan makanan yang di bawa oleh sahabatnya yang bernama Lily. “ Tortilla lagi .?” Gumam Belmira meliriknya malas. “ Memangnya kenapa? Kau tidak bersyukur aku membuatkan makanan ini untukmu.?” Lontar Lily dengan tatapan yang sinis. “ Hehe bukan begitu, hampir setiap hari kau membawa Tortilla ke rumahku aku sudah bosan memakannya.” Balas Belmira tersenyum masam. “ Ya sudah jangan di makan.” Lily meraih cemilan yang di bawanya namun Belmira kembali merebutnya sambil tertawa ringan dan berjanji akan menghabiskan cemilan itu. “ Oh iya Bel, aku mendengar informasi baru dari Austin.” “ Informasi tentang dia.?” Sahut Belmira terlihat antusias. “ Tentu saja bukan.” Balas Lily cepat. “ Lalu informasi apa.?” Suara Belmira mulai berubah. “ Austin memberitahuku kalau galeri seni di Madrid saat ini sedang membutuhkan seorang Ilustrator, gajinya sangat besar dan setelah mereka melihat lukisan mu di blog sepertinya mereka tertarik untuk bekerja sama denganmu.” Lanjut Lily terlihat sangat bersemangat. “ Aku tidak mau.” Belmira meletakkan cangkir tehnya di atas meja dan berjalan meninggalkan Lily. “ Bel, ini kesempatan emas untukmu.” Sahut lily yang tak mau menyerah. “ Aku sudah pernah memberitahumu kan, aku tidak akan pernah meninggalkan kota ini.” Jawabnya ketus. “ Karena pria itu kau ingin masa depan mu tidak terwujud.?” Lontar Lily ketus. Belmira menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya menatap sahabatnya Lily, Belmira menarik nafas panjang sebelum menjawabnya. “ Tidak ada yang lebih penting dari menemukannya saat ini, menjadi seorang ilustrator hanyalah salah satu keinginan ku yang bisa terwujud karena dia, jadi jangan memaksa ku untuk meninggalkan kota ini lagi.” Balas Belmira merasa tidak ingin membahasnya lebih lanjut dan bergeas memasuki kamarnya. “ Sifat keras kepalanya masih mendarah daging.” Ucap Lily pasrah. ** Triiing Bunyi lonceng berbunyi, seorang pembeli masuk ke dalam cafe membuat pasang mata refleks mentap ke arahnya. Penasaran apa tidak itu sudah menjadi jalan impuls manusia yang dapat menghubungkan reseptor dan efektornya. “ Bukannya dia adalah Belmira Glaucia.” Seru pengunjung itu ketika melihat Belmira masuk ke dalam cafe. “ Pelukis terkenal itu? Yang membuat lukisan bright boy.?” “ Iya, dia sangat cantik jika di lihat secara langsung.” " Ya ampun aku sayang ingin meminta tanda tangannya. " Belmira menghentikan langkahnya tepat di depan seorang barista yang sedang menjaga, ia melihat gerai menu yang ada di sana lalu pilihannya jatuh pada Ice blend capucino. Barista itu meminta Belmira untuk menunggu selagi ia di buatkan dan ia di beri sebuah alat yang akan berbunyi jika pesanannya sudah jadi, oleh karena itu Belmira memilih duduk di kursi yang dekat dengan meja kasir. “ Maaf, apa kau Belmira Glaucia.?” Seseorang tiba-tiba menghampirinya dan membuat Belmira mengangguk dengan pelan. “ Aku fansmu, boleh aku mendapatkan tanda tangan mu.?” Ucapnya begitu kegirangan bisa melihat Belmira secara langsung. “ Tentu saja.” Balas Belmira ikut tersanjung. Setelah Belmira memberikan tanda tangannya pesanannya pun telah selesai di buat, ia pun langsung meninggalkan cafe karena semua orang di sana terlihat heboh dengan kehadirannya dan tak ingin membuat suasana cafe menjadi kacau. Setibanya di sebuah taman kota, wanita berusia 27 tahun itu menjatuhkan tubuhnya di atas bangku taman kemudian menyesap ice blend capuccinonya pelan-pelan. Ponselnya baru saja berdering menandakan ada pesan yang masuk, tangan Belmira segera merogoh tasnya dan melirik pesan yang baru saja masuk itu. “ Bisa kau datang ke tempat ku sekarang.?” –Austin- Tanpa menunggu waktu lama, Belmira segera meninggalkan taman dan memberhentikan taksi untuk segera ke tempat Austin temannya, kali ini Belmira terlihat begitu semangat karena jika Austin yang menghubunginya itu berarti ia mendapat petunjuk tentang anak laki-laki di lukisannya. ** Belmira berlari memasuki sebuah rumah yang baru saja di datanginya beberapa menit yang lalu, dia membuka pintu demi pintu hingga berhasil tiba di satu ruangan yang ia tuju. “ Austin, apa kau menemukan petunjuk.?” Sahut Belmira ketika ia sudah sampai di tempat pria itu. “ Bell, seseorang membeli lukisan baru milikmu dengan harga yang sangat tinggi dari sebelumnya.” Seru Austin sambil memperlihatkan layar komputernya yang menunjukkan kalau seseorang baru saja telah membeli lukisan miliknya. “ Jadi kau memanggilku kemari hanya untuk ini.?” Ucap Belmira tampak kecewa. “ Soal itu, aku minta maaf karena belum bisa menemukan informasi soal anak laki-laki itu.” Jawab Austin seketika membuat ekspresi wajah Belmira berubah sendu. Belmira duduk di atas sofa sambil mendengus sebal. Sementara itu Austin yang bekerja sebagai tim pemasaran lukisan Belmira kembali memeriksa layar komputernya. “ Mungkin akan sangat sulit bagi kita menemukan anak laki-laki itu dengan lukisan 12 tahun yang lalu, kita tidak tau seperti apa rupanya sekarang dan mungkin saja dia sudah tidak ingat denganmu lagi.” Lontar Gabriel tiba-tiba. “ Tidak mungkin, meskipun hanya dalam waktu 6 bulan bersamanya aku yakin dia tidak mungkin melupakan aku.” “ Bell, dari data penjualan lukisan bright boy tercatat pria ini selalu membeli koleksi bright boy terbaru mu dengan nilai jual yang sangat tinggi, lihat ini..” Tunjuk Austin tak membuat Belmira tertarik untuk melihatnya. Austin menunjukkan profile kolektor yang baru saja memesan lukisan tersebut, ketika melihat foto profilenya Belmira hanya sekali melirik dan kembali duduk di tempatnya barusan. “ Dia mengirim pesan padaku untuk tidak menjualnya ke orang lain terlebih dulu, orang ini persis seperti kolektor kemarin yang sangat menginginkan lukisan bright boy.” “ Apa kau tidak berpikir tentang kolektor ini yang menginginkan lukisanmu.?” Tanya Austin meliriknya sekilas. “ Entahlah, aku juga bingung sebab sudah banyak orang-orang yang ku curigai tapi ternyata bukan dia.” “ Bagaimana jika kali ini pria itu adalah si bright boy.?” “ Kalau itu benar dia, artinya dia sudah mendapatkan pesan dariku dari lukisan tersebut.” Jelas Belmira kemudian. “ Bagaimana kalau dia tidak sadar kalau di lukisan itu terselip pesan rahasia.?” “ Aku yakin dia pasti akan menyadarinya.” “ Pria ini beralamat di Madrid, wah rupanya luar kota.” Kata Austin melirik Belmira. “ Madrid ya.” Ucap Belmira sambil memikirkan sesuatu. ** Wanita itu membuka layar laptopnya untuk mencaritahu perkembangannya dalam mencari anak laki-laki dalam lukisan, selain dari bantuan Austin dan Lily tentu Belmira meminta bantuan orang-orang di sosial media. Cara Belmira mencarinya tidak secara frontal dengan memberitahu semua orang untuk menemukannya, tapi Belmira menggunakan sosial media dengan menulis sebuah pesan disertakan foto lukisan itu dimana ia mengajak orang-orang yang membacanya sampai tertarik dan jika mereka melihat ciri-ciri dari lukisan itu seseorang akan memberinya petunjuk. -Unknown- ( Aku tau siapa dia.) Sebuah pesan baru saja masuk di akun f*******: Belmira, ia pun langsung me-replay pesan tersebut tanpa menunggu waktu lama. ( Boleh aku tau lebih jelas.?) ( Aku kenal anak laki-laki di lukisan itu, dia tinggal di Madrid sekarang, aku tidak tau kau punya hubungan apa dengannya tapi ku sarankan untuk berhenti mencarinya.) ( Kenapa? ) Tak ada balasan lagi setelah itu, bahkan pesan Belmira tidak di baca oleh oknum yang entah laki-laki atau perempuan itu. ( Kau tinggal di Madrid juga? Bisa kita bertemu, kumohon ini sangat penting untukku.) Tetap tak ada balasan, hal itu membuat Belmira sangat penasaran ada apa dengan kota Madrid? apakag dia bisa menemukan jawaban atas pencariannya selama ini, tak ingin menunggu waktu lama akhirnya Belmira segera meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. “ Halo Bell, ada apa.?” Sahut seorang wanita di seberang sana. “ Aku setuju dengan tawaran pemilik galeri itu.” Jawab Belmira seketik membuat Lily yang mendengarnya langsung bersorak gembira. “ Halo Bell, ini aku Austin, apa kau yakin akan pergi ke Madrid.?” Sambung Austin yang tak kalah antusias. “ Iya aku akan pergi.” Jawabnya lirih. “ Bagaimana dengan pria yang memesan lukisan itu? Apa kau mau menyetujuinya juga.?” Tanya Austin lagi. Belmira berpikir sejenak, ia merasa seseorang yang memesan lukisan anak laki-laki itu ada sangkut pautnya dengan seseorang yang memberitahunya di pesan barusan. Wanita itu langsung menyetujuinya dan membuat Austin segera menghubungi orang itu agar bisa membicarakannya dengan Belmira langsung. " Aku akan memikirkannya lagi, untuk saat ini cukup urus saja kepergianku ke Madrid." Jelas Belmira akhirnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD