**11 itu Sewelas**

1259 Words
Reina masih duduk bersama Juna di ruang tengah menyaksikan televisi. Sejak siang tadi ia menemenai sang bunda menunggu sang papi kembali dari kantor. Seraya menyaksikan acara favorit, mereka juga menikmati kue bolu keju yang dibuat oleh Reina siang tadi. Juna suka sekali kue buatan Reina, ia bisa makan lebih dari dua potong apalagi ditambah dengan teh tawar hangat yang saat ini juga sudah tersaji di depan mereka. "Biyan sehat Jun?" tanya sang mami. Juna melirik ke arah Reina, "Sehat Mi Alhamdulillah. Lagi sibuk sama kerjaannya Mi," jawab Juna. "Hmm, kamu baik-baik aja kan sama Biyan?" Hubungan kalian maksud mami." tanya Reina. Juna merangkul Reina dengan kasih sayang. " Baik kok Mi. Kapan-kapan Juna ajak Biyan ke sini deh," ucap Juna. Reina mengangguk, sudah cukup lama sejak terakhir kali Biyan mampir ke rumah Reina. "Papi kok belum pulang ya?" "Udah jalan pulang kayaknya Mi." Juna coba menenangkan sang mami. Saat itu terlihat Leon dan Reres yang berjalan masuk bersamaan. Reres memberi salam lalu berjalan dan mencium tangan Reina. Juna melirik menepuk bahu sahabatnya itu, keduanya lalu saling bertos ria. Lalu kini Leon yang berjalan mengikuti dari belakang dan mencium tangan sang mami. "Mi reres permisi ke kamar ya Mi," Reres meminta ijin lalu berjalan ke kamarnya setelah mendapat jawaban dari Reina berupa anggukkan. Sementara Leon masih menatap Reres sampai gadis itu benar-benar menghilang dari pandangannya. Reina menatap anak bungsunya lalu menyenggol bahu Juna yang tersenyum memerhatikan sang adik. Setelah Reres menghilang dari pandangan, Leon duduk di samping sang mami. Reina lalu mengecup kening Leon, merasa kening Leo sedikit demam ia memegang kening si bungsu memastikan apa yang ia rasakan. "Kok demam kamu?" tanya Reina khawatir. "Istirahat sana makan dulu, nanti mami buatin teh." Leon memilih tetap duduk dan memeluk sang mami. "Nanti ah Mi," ucap Leon manja. "Kecapekan belajar tuh kamu. Sekali-kali istirahat." Juna mengingatkan. "Ini karena minggu kemarin aku enggak belajar terus hari ini ada kuis. Semalam aku kebut belajar nya," jelas Leon. Reina mengusap-usap kening Leon lalu mengecup kening anak bungsunya. "Kok bisa pulang sama Reres?" "Enggak sengaja Mi. Pingin makan es krim, mampir ke toko brownies, Yang jaga reres," Jawah Leon masih memeluk sang mami. "Kirain mami pedekate kamu sama Reres sukses." Reina membecik saat leon menatapnya. Leon tak kalah kesal, ia hanya menggelengkan kepalanya. "Mana bisa, orang dianya udah punya pacar," keluh Leon. "Bisa dong, selama janur kuning belum melengkung." Kata sang mami buat Leon terkekeh. "Iya, selama janur kuning belum bengkok, kejar dong." Kini Juna yang menyemangati sang adik. Tentu saja semua orang di rumah itu sudah mengetahui jika Leon menyukai Reres sejak lama sekali. Reina juga Yogi mendukung dan sama sekali tak mempermasalahkan itu. Apalagi, mereka tau betul kalau Reres adalah gadis yang baik. *** Semetara saat ini Luna dan Gio tengah beristirahat di sebuah kafe setelah seharian berkeliling di kota tua mencari spot foto terbaik. luna banyak belajar dari Gio. Kini hunting foto untuknya jadi hal yang menyenangkan selain melukis. Luna menyukai fotografi sejak lama sebenarnya, hanya saja melukis masih jadi hal begitu buat ia jatuh hati. Melukis bagi Luna adalah sarana untuk meluapkan emosi, mengungkapkan perasaan dan juga sebagai tempat healing terbaik. Kini menghabiskan waktu beberapa jam bersama Gio, Luna merasakan sensasi menyenangkan yang sama seperti melukis. Hunting gambar sama menyenangkannya dan ia mungkin akan melakukannya lagi lain kali. Gio kini duduk seraya menatap kamera miliknya, memerhatikan gambar-gambar yang diambil Luna. "Emang kalau udah ada bakat seni mah beda ya," puji Gio. "Emang bagus kak?" tanya Luna penasaran sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan. Gio mengangguk, lalu memperlihatkan hasil jepretan gambar Luna. Seorang ayah yang tengah asik naik sepeda, keduanya terlihat begitu bahagia keduanya tertawa dengan lebar. Dan Luna sukses mengabadikan momen itu dengan baik menurut Gio. "Nemu aja lo, gambar precious kaya gini." "Gue merhatiin mereka sih Kak, sejak pertama kita sampai. Inget papi, ya lo tau kan kalau kata orang-orang itu cinta pertama anak perempuan itu ayah mereka. Dan saat gue lihat mereka gue kaya inget love story gue sama papi dulu." Gio mengangguk, mengerti apa yang dikatakan Luna. "Dan itu alasan lo akhirnya jadikan mereka berdua objek foto utama lo?" Luna mengangguk lalu menyeruput milkshake strawberry miliknya, Setelahnya ia menyantap matcha cake miliknya. Sedikit krim tertinggal di sudut bibir Luna. Gio melirik Luna yang masih sibuk dengan cake miliknya. "Lun,"panggil Gio. "Ya Kak?" "Krim di bibir." Gio memberitahu, Luna segera mengambil tisu dan menempelkan tisu di wajahnya, seketika krim yang menempel di wajahnya hilang ketika luna menghapus dengan tisu. Kelakuan Luna buat Gio terkekeh. "Ah, lo enggak romantis. Pura-pura ngapus pake jari tapi enggak kena dong. Gue biar bisa hapus sisa krim di bibir lo kek konten t****k," kekeh Gio. Luna membecik. "Mau gaya gayaan baperin anak cewek sekabupaten ya Kak? Ulangi deh kalau gitu." Luna kemudian sengaja mengoleskan krim di sudut bibirnya. Melihat kelakuan Luna buat Gio terkekeh.Ia lalu mengambil tisu, lalu mengusap wajah Luna dengan tisu. Keduanya tertawa lepas, sama-sama memiliki kelakuan yang aneh batin mereka. "Lo kaya gitu mana ada cewek yang baper." "Aish, gue enggak suka kasih kebaperan gue sukanya kasih jajanan sama perhatian. Yang pasti-pasti aja sekarang." Gio menjawab sambil meneguk kopi s**u miliknya. Luna mengangguk. "Good, gue suka cowok kaya lo." "Gue juga suka cewek kaya lo." Hening sesaat, Luna dan Gio saling tatap. Gio nyengir coba cairkan suasana kemudian, Luna terkekeh menatap kakak kelasnya itu. "Gue serius Lun," ucap Gio lagi menatap Luna dengan serius. Sedikit buat gadis itu salah tingkah dengan tatapannya. "Lucu, lucu banget sih Kak Gio." luna yang salah tingkah kini memilih untuk kembali meneguk minumannya. "Gue enggak bakal meminta lo jadi pacar gue. Kita jalani aja dulu, biarkan gue kasih apa yang bisa gue kasih ke lo. Saat lo merasa nyaman ke gue, silahkan datang saat gue, dan jawab ungkapan sayang dari gue. Dan saat itu gue harap jawabannya Lo juga sayang gue." *** Juna kembali ke apartemen miliknya. Berjalan dengan malas masuk saat ia melihat ruangannya yang telah rapih. Ia yakin sekali, tadi Biyan datang dan merapikan semuanya. Sementara ia belum pulang dan masih berada di rumah sang mami. Ia juga kemudian berjalan ke dapur, melewati ruang makan sudah ada makan malam yang tersaji untuknya. Nasi goreng buatan biyan dengan sebuah nite yang ia tempelkan di meja makan. Jangan lupa makan malam sayang. Aku langsung balik karena masih ngurusin kerjaan. Love you. Juna hela napas, ada rasa bersalah karena tak bisa memberikan seluruh hatinya pada Biyan. sampai hari ini Juna masih berharap ia bisa menjadikan biyan satu-satunya wanita dalam hidup. Banyak hal yang sudah Biyan lakukan untuk Juna. Dan Juna sadar betul jika ia tak bisa terus seperti ini. Hanya saja Luna terlalu sulit untuk dilupakan, sejak lama sekali ia menaruh hati pada adik tirinya itu. Sulit sekali menghapus Luna dari dalam hati dan pikirannya. Juna mengambil ponselnya, lalu menghubungi Biyan sambil berjalan ke sofa dan duduk di sana. "Assalamualaikum," sapa Biyan lembut. "Waalaikumsalam," jawab Juna. "Makasih ya Bi?" "Hmm, sama-sama sayang. Kamu baru pulang?" Juna mengangguk meski Biyan tak melihatnya. "mami tadi nanyain kmu." "Hmm, kangen juga sama mami. Kapan-kapan main yuk?' "Iya, kamu selesaikan aja pekerjaan kamu dulu. Setelahnya kita ke rumah mami kalau kamu dan aku libur." "Oke, kamu udah makan?" tanya Biyan. Juna menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil menggelengkan kepalanya. "Belum, aku baru banget sampai." "Yaudah, mandi sana terus makan. Kau masih otw pulang." "Hati-hati kamu ya Bi." "Oke, nanti telepon lagi ya? aku kangen kamu. Love you," ucap Biyan. "Hmm, oke aku telepon kamu lagi nanti Bi!" Kadang Juna memilih tak menjawab ucapan cinta dari Biyan. dan memilih mengalihkan pembicaraan. Juna tak ingin terus berbohong dan mengucapkan hal yang tak ia rasakan. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD