Ya.. Desi tidak sanggup lagi terperosok jauh kedalam kebohongan yang coba diciptakannya.
Karena seharusnya melihat Gama bahagia dengan hidupnya saat ini sudah sangat tepat tanpa harus ada Mita atau Desi didalamnya.
Namun, sebelum Desi sampai di pintu ruang OSIS lengannya di tahan oleh Gama dan setelahnya badan Desi berbalik sepenuhnya menghadap kakak kelas pujaannya itu.
Desi berjengit dan setelahnya menatap Gama yang saat ini terlihat mengeraskan rahangnya menahan emosi.
"apa yang..."
"kamu bilang tadi butuh uang. Kenapa sekarang menolak, Des?" tanya Gama dingin.
Desi mencoba berfikir alasan apa yang tepat agar Gama tidak curiga.
Tidak mungkin kan di saat ini Desi harus jujur atas kebohongannya tadi?
Cukup Mita yang dibenci Gama, jangan sampai dirinya juga dibenci Gama sebagai Des
