Demian menarik nafas perlahan, dan bergumam dalam hati.. Syukurlah. Prillly tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Sepertinya bukan dia pelaku pengguna kondom ini. Mungkin dia sengaja meminjamkan apartement ini kepada temannya, mungkin dia malu untuk mengakui kalau butuh uang padaku. Untuk pastiinnya aku harus nanya langsung ke dia. Setidaknya agar semua terbuka, dan aku bisa bernafas dengan lega, semangat Demian! Demian akhirnya mengulas senyum, meski sejuta keraguan mengisi kepalanya, tapi dia berusaha untuk tetap percaya pada sang kekasih. “Iya, gak masalah, Yang. Ini aja aku baru kelar meeting. Mau ketemu klien sebentar lagi. Istirahat dulu bentaran…” “Yang…aku gak bisa ngobrol banyak dulu, ya? Soalnya gak enak sama mas Rino kan Yang? Mas Rino masih banyak job motret lainnya….” Demi