Bab 1
kring... kring...
suara Handphone ku berdering, segera aku beranjak dari tempat tidur ku untuk mengambil Handphone ku yang dari tadi masih berdering. aku tidak tau entah siapa yang nelpon mengganggu tidur ku di pagi ini.
sementara ini masih jam setengah tujuh pagi, masih enak enak nya tidur.
ku lihat di handphone panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal,
"halo" ku angkat telepon ku yang berdering.
"iya halo, selamat pagi, apakah ini benar dengan saudari Tia? ". terdengar suara laki laki separuh baya dari telepon.
" iya, dengan saya Tia pak, ada apa dan kenapa ya, bapak menghubungi saya"?
tanyaku masih bingung dengan siapa yang sedang menelepon saya.
"Ohh gini, nak Tia, saya melihat kamu ada upgrade status di media sosial, bahwasanya kamu sedang mencari pekerjaan ya" tanya laki laki separuh baya itu.
"oh iya Pak, saya memang lagi cari kerjaan, apakah bapak mau kasih saya pekerjaan"? tanya ku penasaran.
" iya nak, sebelum nya perkenalkan dulu dengan saya hendrawan, panggil saja saya pak Hendra" tutur nya.
"iya Pak, salam kenal". ucap ku
" ya udah gini aja nak, kalo kamu mau kerjaan, kamu langsung datang aja ketempat bapak ya, biar saya bisa jelaskan tentang pekerjaan yang akan saya kasih ke kamu" lanjut laki laki separuh baya itu yang tak lain pak Hendra.
"iya Pak, saya akan datang, tolong bapak kirim alamat bapak sama saya , biar saya datang langsung ke sana.
" Ohh oke, baik lah"
setelah ku tutup telepon, tidak butuh waktu lama saya menerima pesan dari pak hendra.
pak Hendra sudah mengirim kan alamat nya kepada saya.
saya buru buru untuk beres beres dan segera mandi, supaya saya tidak kelamaan tiba di lokasi.
saya sangat senang disaat ada yang menawarkan kerjaan kepada ku, karena sudah lama bahkan sudah beberapa bulan saya nganggur tidak ada kerjaan.
bahkan sudah banyak status mencari pekerjaan yang ku buat di media sosial.
mungkin ini petunjuk dari yang di atas, sehingga saya dapat bekerja lagi.
allhamdulillah....
sesampai di alamat yang di berikan pak Hendra melalui chat, aku pun melihat rumah yang begitu mewah dan besar. apa memang ini alamatnya?, ku coba melihat dan memastikan kembali alamat yang di kirim pak Hendra. tapi memang iya benar kok, ini alamatnya.
ya udah deh dari pada penasaran aku masuk aja.
"assalamualaikum... " sambil ku pencet bel yang ada di samping pagar rumah yang begitu mewah.
"waalaikumsalam ... " sahut seorang tukang kebun yang sedang menyiram tanaman depan rumah.
"oh ya pak, saya mau bertemu dengan pak hendrawan, apa betul ini kediaman pak Hendra"? tanyaku memastikan.
" iya mbak, betul, ini rumah pak Hendra, mbak ada keperluan apa datang kesini"? tanyak bapak bapak tukang kebun.
"saya disuruh bapak Hendra datang kemari pak, ada yang mau di bicarakan tentang pekerjaan katanya" jawabku
"oh ya udah mbak langsung aja masuk ke dalam, pak Hendra nya lagi di dalam kok" pak ujang tukang kebun mempersilahkan saya masuk.
"iya Pak, terimakasih"
aku masuk dari pintu pagar menuju rumah yang begitu megah dan mewah itu.
dari luar terlihat bapak bapak separuh baya sedang duduk di kursi sofa yang mewah, sambil memainkan ponsel nya.
"tok... . tok.. . tok.. . "
"assalamu'alaikum, selamat pagi pak" aku mengetok pintu .
"waalaikumsalam, silahkan masuk, dengan Tia kan, " ujar pak Hendra dari dalam.
"iya pak saya Tia" sahut ku sambil melangkah masuk kedalam.
"silahkan duduk Tia" kata pak Hendra.
"iya, terimakasih pak" aku duduk di depan sofa yang berhadapan dengan pak Hendra.
nampak nya pak Hendra sangat serius sekali, sehingga dia tidak perlu basa basi untuk menjelaskan pekerjaan yang akan ku sandang.
"begini Tia, kebetulan di kantor saya lagi butuh seorang sekretaris untuk anak saya,. karena saya udah mulai tua dan sudah pensiun jadi saya menyerahkan perusahaan saya ke pada anak saya satu satu nya, dan dia butuh seorang sekretaris untuk membantu dia. dan saya lihat penampilan dan kriteria kamu sangat cocok jadi sekretaris kevin, anak saya" tutur pak Hendra panjang lebar.
sungguh sangat senang hati ku ini begitu mendengar penjelasan pak Hendra, bahwa saya akan menjadi sekretaris kevin anaknya.
Tuhan.. . mimpi apa aku semalam, sehingga saya mendapatkan peluang yang sangat besar ini.
"gimana nak Tia? " tanya pak Hendra membuyarkan lamunan ku.
"oh iya pak, siap, dengan senang hati saya akan melaksanakan pekerjaan yang bapak kasih". jawabku dengan semangat.
" oke baik lah, kalo bisa besok kamu langsung masuk kerja ya" kata pak Hendra.
"iya pak, tapi mohon maaf sebelum nya pak, saya belum ada pengalaman di bidang itu" jawabku gak percaya diri.
"oh soal itu biar saya suruh nanti anak saya buat ajarin kamu yah" kata pak Hendra.
"iya pak, terimakasih banyak ya pak" ucap ku.
**
pagi ini aku bangun tidur lebih awal dari sebelum nya, karena begitu semangat nya aku mempersiapkan diri dan mental.
bangun tidur, aku beber beres rumah dan memasak untuk bekal ku nanti di kantor, siap semua pekerjaanku, aku langsung mandi dan segera siap siap mau pergi ke kantor.
sesampai nya di kantor aku sangat bingung dan gak tau harus ngapain.
aku duduk di kursi depan resepsionis dan menyerahkan berkas berkas ku yang di perlukan di kantor ini, karena sebelum nya pak Hendra sudah pesan, supaya aku mempersiapkan semua berkas dan CV ku.
"mbak ini berkas dan CV ku, pak Hendra menyuruh saya datang kesini untuk bekerja dan menyerahkan ini" ucap ku kepada salah satu mbak resepsionis itu.
"oh iya mbak, tadi pak Hendra pesan, mbak langsung masuk aja ke dalam" mbak itu menunjukkan ruangan kepada ku.
"iya mbak, terimakasih," sahut ku.
aku berjalan masuk ke dalam ruangan yang di tunjuk mbak tadi. ku ketok pintu ruangan itu.
"tok.. tok.. tok... "
"iya, silahkan masuk Tia" kata pak Hendra yang duduk di kursi nya.
"iya pak" jawab ku.
aku duduk di depan kursi yang berhadapan dengan pak Hendra. dengan panjang lebar pak Hendra menjelaskan bagian kantor dan bidang bidang mana saja yang harus aku kerjakan sebagai sekretaris.
"oh ya Tia, setelah siap dari sini kamu nanti tunggu kevin di ruangan saja ya," ucap pak Hendra.
"iya pak" jawab ku singkat.
"udah gak usah gugup, biasa aja, kamu pasti bisa memegang kepercayaan ku terhadap mu" kata pak Hendra menyemangati ku.
"hehe, iya pak" jawab ku agak sedikit malu. karena ketahuan dari mimik wajah, ku yang agak sedikit tegang.
[iya lah namanya baru pertama kali bekerja di kantor seperti ini, ya ada sedikit gugup nya lah].
tapi dari tadi pagi aku di kantor kok aku belum lihat anak nya pak Hendra ya. aku penasaran juga dengan anak nya pak Hendra yang katanya anak satu satu nya yang bernama kevin.
setelah selesai sharing dengan pak Hendra, aku langsung lega, karena sudah tau apa aja yang harus aku kerja i.
dan aku langsung masuk keruangan saya sembari menunggu pak kevin, anaknya pak Hendra. ada sedikit tegang dan gugup sih karena mau jumpa dan bertatapan langsung dengan bos muda.
haduhhh.......
bersambung........