Bagian 77

946 Words

Jerry terbahak-bahak, sedangkan Ghina cemberut. Laki-laki itu merasa terhibur setelah mendengar cerita sang sahabat tentang peristiwa kemarin. Ketika Park Richard mengantarnya pulang tanpa sepatah kata pun. Bahkan saat diberi ucapan terima kasih pun, hanya membalas dengan anggukan dan senyuman. “Seneng, lo?” Laki-laki itu mengangguk dengan puas. Membenarkan tuduhan Ghina. “Seneng, lah. Kocak banget, lagian, lo berdua.” “Jahat banget, lo, Jer. Sumpah!” Jerry menyeruput kopi hitam panas yang disajikan sekretarisnya, bersamaan dengan teh hijau hangat untuk sang tamu. Lalu, menatap Ghina sambil menaruh kembali cangkirnya ke atas meja. “Lagian, lo kenapa bisa mati kutu gitu, sih?” Ghina mengembuskan napas dengan kasar. “Gue bingung, Jer. Park Richard mendadak susah banget dideketin. Pad

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD