“Belum boleh masuk. Katanya nanti kalau udah dipanggil, baru masuk.” Jawaban perempuan itu membuyarkan lamunan Vanessa. Apakah ada hubungannya dengan kunjungan Pratamada Asmawarman? Dia bertanya dalam hati. Di sela-sela menunggu perintah untuk masuk, Vanessa mengecek ponsel. Barangkali, ada telepon atau pesan penting yang terlewat. Sejak bangun tidur, dia tak mempunyai sedikit pun waktu untuk memainkan ponselnya. Waktunya dia pergunakan untuk melakukan persiapan. Berangkat kerja dari tempat yang jauh sangat menguras tenaga. Dia tak perlu memikirkan masalah ongkos. Beberapa hari lalu, perempuan itu memberikan sejumlah uang pada Nila, supaya bisa membayar ongkos bersama-sama. Nila sempat menolak. Alasannya, takut uang itu terpakai. Jumlahnya memang tidak banyak bagi Vanessa. Akan tetap