Ponsel Vanessa berdenting satu kali saat sampai di meja kerja. Setelah menaruh botol di salah satu tempat yang disediakan, bermaksud agar tidak bercampur dan mengotori pakaian, perempuan itu membaca pesan singkat yang baru masuk tersebut. Pesan dari Dirgantara Abimana. Laki-laki itu hanya memberi semangat. Bagi Vanessa, hal tersebut sangat tidak penting. Dirga seharusnya tahu bahwa tak ada yang bisa membuatnya semangat berada di sini. Selain karena jabatannya turun, juga karena pekerjaan ini bukan termasuk keahliannya. Dirinya sudah fokus pada urusan hotel sejak muda, sehingga mempelajari hal lain hanyalah opsi yang tentu tak akan dia ambil. Baru saja dirinya akan memasukkan ponsel ke saku celana, celetukan seseorang membuatnya berhenti. Orang ini lagi, gumamnya dalam hati. “Kerja,