Pada akhirnya, Agung mengiyakan penawaran Andra. Ia buta, tak tau harus kemana melangkah, dan tak tau siapa yang bisa ia percaya. Pilihannya tak banyak, mati di tangan Handoko, mengemis maaf pada Fandhi, atau menerima penawaran Andra. Dan logikanya memenangkan peluang terakhir.
Ian mencetak semua data yang Agung berikan. Setidaknya Agung jujur soal nominal dan aliran dana gelap Handoko, pun keuntungan bombastis yang pria tua itu dapatkan dari mempermainkan harga saham perusahaannya selama beberapa tahun terakhir. Entah apa yang dikejarnya, bahkan mungkin usianya tak lama lagi mampu menahan renta.
Dokumen yang Ian jadikan bukti akan ia serahkan pada kepolisian dan kejaksaan. Namun mengingat manipulasi saham pasti melibatkan beberapa petinggi yang menduduki kursi wakil rakyat, Ian dan An
