Darma menengok jam di atas meja, sudah jam sebelas malam, tapi Cinta belum pulang juga. Ia menghibur dirinya, kalau Cinta pasti baik-baik saja. 'Cinta itu pintar, cerdas, enerjik, pasti dia bisa menjaga dirinya sendiri,' batin Darma. Suara mobil yang diyakini Darma sebagai mobil Cinta, terdengar dari bawah sampai ke dalam kamarnya. Darma segera menuju musholla, sebelum Cinta sampai ke lantai atas. Darma mengunci pintu musholla, agar tidak ada yang masuk ke sana. Tok .... Tok .... Darma segera membuka pintu, mengira yang mengetok pintu Bibik, atau si kembar yang terbangun dari tidurnya. "Cinta!" Darma terjengkit kaget. "Sekarang jawab semua pertanyaanku!" Seru Cinta dengan suara nyaring. Darma yang terkejut, jatuh terjengkang karena dorongan kedua telapak tangan Cinta yang tiba-ti