"Dede!" Ayah Agus menjadi orang pertama yang langsung menerjang putrinya. Memeluknya penuh rasa rindu setelah beberapa bulan tak bertemu. Ia kehilangan sosok yang biasa selalu menghiburnya. "Maafkan Ayah ya, Nak!" Pria paruh baya itu mencium kening sang putri. Betapa rasa sesal memenuhi jiwanya. "Semua salah Ayah hingga membuat kamu pergi dari rumah," ujarnya dengan nada sedih. "Kami sangat merindukan kamu." Ayah Agus mrngelus rambut hitam Evi. "Ibu sama Ayah sudah baikan, jadi kamu mau ya ikut pulang!"bisiknya. Evi melepas pelukan ayahnya. Kalimat terakhir yang dilontarkan oleh ayahnya itu membuat dirinya sedikit terganggu. Baru saja bertemu sudah membahas tentang pulang. Asep merasa kesal dengan sikap ayahnya yang terburu-buru. Ia bisa mendengar dengan jelas kata-kata apa saj