Esok harinya,Evi sudah siap untuk bekerja. Ia mengenakan seragam warna hitamnya. Sebelum memulai aktivitasnya, Evi sengaja menuju asrama putra. Tujuannya adalah menyambangi kamar Faiz Faisal yang masih tertutup rapat. Kemungkinan besar penghuninya masih tidur. Ia berdiri di depan pintu, dengan perasaan gugup berusaha untuk mengetuk pintu. Semoga saja tindakannya ini tak mengganggu Faiz yang diduganya masih tidur, mengingat semalam hampir semua warga penghuni pelatnas tidur larut. Baru saja tangannya terangkat ba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok pemuda bertubuh tinggi atletis, tampan rupawan tiada tandingannya. Jantung Evi memompa sangat cepat. Syukurlah, ternyata dugaannya salah. Faiz sudah bangun dan terlihat sudah mandi. "Evi, kamu ngapain di sini?" Faiz merasa heran dengan keh