Bertemu Kembali

1058 Words
Bella terkejut dengan kedatangan Pak Anggun, atasan Bella yang sudah Bella anggap seperti kakak laki-lakinya, terlebih lagi, Pak Anggun memiliki seorang isteri yang sangat akrab dengan Bella, membuat hubungan Bella dan Pak Anggun lebih akrab. "Ada apa, Pak? Tumben, jam segini Bapak ada di store saya?" tanya Bella yang membuat Pak Anggun menghela nafas panjang, menandakan ada hal yang terjadi tanpa sepengetahuan Bella, "Ada perombakan di office, besok saya harus ke office untuk pertanggung jawaban toko kamu, karena profit toko kamu bagus, jadi saya harus menjelaskan apa yang kamu lakukan di store supaya bisa diterapkan di store lain," jawab Pak Anggun yang membuat Bella menganggukkan kepala, "Pak, kenapa Bapak nggak bawa Bu Bella saja?" tanya Lita yang tiba-tiba bergabung dengan mereka, Pak Anggun tertegun, memikirkan apa yang dikatakan Lita,"kamu benar Lita, ide kamu bagus," kata Pak Anggun yang merasa ide Lita sangat membantunya,"kamu ikut saya meeting area besok, Bell. Nanti saya usulkan ke Pak Andre untuk ajak Chief Of Store yang memiliki performa bagus di store, jadi kita bisa berbagi pengalaman, terlebih lagi, besok akan ada Branch Manager baru, bisa jadi point plus buat kamu," jelas Pak Anggun yang membuat Bella menatap Lita tajam. Lita yang mendapatkan tatapan tajam dari Bella segera kabur dan kembali ke area gudang, setidaknya dendamnya terbalas. "Baik, Pak." "Kamu jangan takut, Bell. Store kamu ini, banyak nilai plusnya. Oh iya, isteri saya besok malam mau undang kamu dan adik kamu makan malam di rumah, kamu bisa datang kan, Bell?" tanya Pak Anggun yang menatap penuh harap Bella untuk mengiyakan permintaan isterinya, mengingat persahabatan Bella dan isterinya sangat dekat. "Siap, nanti saya bilang sama Ben, kalau Bu Uni mengundang Ben ke rumahnya," "Kalau bisa, nanti nginep di rumah, isteri saya kesepian, suaminya jadi penjaga office setiap hari Rabu," "Ckckck, ingat quality time sama keluarga, Pak." tegur Bella, "Iya, saya masih usahakan. Kamu cepat naik grade, biar bisa bantu pekerjaan saya lebih ringan," ungkap Pak Anggun yang membuat Bella menganggukkan kepala, "Iya Pak, siap." Pak Anggun tersenyum dan meninggalkan Bella, kemudian dia bergegas mengambil benda pipih untuk melakukan cheklist kunjungan di Ipad. Bella kembali ke area sales, mempersiapkan apa yang dia butuhkan untuk persentasi store-nya besok. Semoga saja, hari Bella besok baik, tidak ada hal buruk yang menimpa Bella. ** Bella memejamkan kedua matanya, hari ini Bella terpaksa bangun pagi dan menitipkan Ben pada Mbak Uni, isteri Pak Anggun. Bella harus bangun jam 4 subuh untuk menghindari kemacetan lalu lintas saat menuju DC. Bella merapikan pakaian kerjanya, kemudian dia membawa tas ransel yang berisi data-data yang dia perlukan untuk persentasi nanti. Bella memilih untuk menikmati sarapan di store yang berada di depan DC. Bella bertemu dengan Dean, rekan sejawat Bella di lapangan. "Akhirnya ketemu kamu, Bell" kata Dean yang tersenyum melihat kedatangan Bella, "Hm," "Bell, kamu dengar kabar ada pergantian BM?" "Ya, Pak Anggun sudah bilang, beliau bilang ada pergantian BM baru," "Aku dengar masih muda, dan belum menikah," "Terus?" "Ya, kali aja kamu mau daftar Bella," "Tsk, mana ada, aku masih ribet dengan hidup aku, Dean," "Kamu mau jomblo sampai kapan? Kamu bisa bersinar kalau di Si Biru, kenapa kamu nggak terima tawaran kerja dari mereka, Bell?" tanya Dean, "Aku belum bisa, kamu tahu aku masih terikat kontrak dengan perusahaan ini," jawab Bella, "Lagian kamu betah banget jadi Chief Of Store," "Aku nyaman jadi bawahan Pak Anggun, sebentar lagi beliau akan menjadi Area Manager, aku turut senang dengan pencapaian beliau," jawab Bella tanpa beban, "Ckckck, kamu kerja karena Pak Anggun? Jadi, rumor itu benar, kamu dan Pak Anggun terlibat affair?" tanya Dean serius, "Dean, Pak Anggun dan isterinya sangat baik, bahkan beliau membantu aku mengurus Ben, jadi simpan pikiran kotor kamu, hal itu tidak akan mendatangkan apapun," kata Bella yang mematahkan ucapan Dean, Bella melihat pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 07.45 waktunya mereka masuk ke dalam meeting room, karena 15 menit lagi mereka akan bertempur bersama data-data yang mereka bawa di depan para petinggi DC. ** Bella tertegun, sejenak pikirannya kosong,Bella memastikan apa yang dia lihat bukanlah sosok yang dia kenal. Sayangnya, semua itu terpatahkan ketika Deputy Branch Manager memperkenalkan Branch Manager mereka yang baru, Fabian Mahasura. Bella berusaha menekan ekspresinya, mengabaikan keriuhan karyawan yang menatap paras tampan Fabian, terlebih lagi, Fabian mengakui jika dirinya single, belum menikah. Bella mendapat hadiah tepukan bahu dari Dean,"masih jomblo, sikat, Bell!" bisik Dean yang membuat Bella mengacuhkan Dean. Bian yang melihat interaksi Dean dan Bella tampak tak senang, bahkan Bella bisa tersenyum dengan pria lain di hadapan Bian. Bian tidak suka akan hal itu. Setelah 30 menit acara penyambutan Bian, kini tiba giliran beberapa Chief Of Store untuk melakukan presentasi di depan para petinggi DC. Hingga akhirnya, giliran Bella yang menjadi peserta terakhir, mengingat store Bella merupakan store terbaik. Selama persentasi, tatapan Bian tertuju pada Bella membuat Bella gugup, namun rasa gugup itu dapat ditakhlukan Bella dengan baik, Bella dapat menyelesaikan persentasi tanpa hambatan. Hingga akhirya, tiba waktu istirahat dan seluruh isi ruangan berpencar. Bella memilih untuk ke toilet dan mencari makan siang bersama Dean, sayangnya rencana Bella tidak berhasil, karena Bian membawa Bella ke dalam ruangannya, "Aku senang kita bisa bertemu lagi," ungkap Bian, "Dunia sangat sempit, bahkan kamu sekarang menjadi atasanku," kata Bella, "Bell, apa dia kekasih kamu?" tanya Bian to the point, "Siapa?" "Pria yang duduk di samping kamu tadi," "Bukan, dia sahabat aku, " "Berapa banyak sahabat laki-laki yang kamu punya?" "Bukannya kamu juga sahabat aku? Jadi, kamu bisa menghitungnya sendiri, Bian." jawab Bella yang membuat Bian menghela nafas, "Bell, aku sudah memutuskan," "Apa?" "Aku tidak akan melepaskan kamu lagi, aku ingin kamu menjadi kekasihku," jawab Bian yang membuat Bella menatap Bian tak percaya. "Bian, kamu sepertinya lelah, lebih baik kamu istirahat saja," kilah Bella yang bersiap pergi dari ruangan Bian, namun Bian dengan sigap menahan langkah Bella, "Aku serius Bella," "Bian, kamu tahu keadaan aku tidak menguntungkan untuk kamu, terlebih lagi saat ini kamu atasan aku, jangan mengatakan hal-hal yang tidak mungkin terjadi," "Kamu selalu mendorong aku untuk menjauh, dari dulu sampai sekarang kamu tidak berubah Bell. Aku masih mencintai kamu, kenapa kamu tidak mencoba untuk membuka hati kamu untuk aku?" tanya Bian, "Bian, kamu berhak mendapatkan yang terbaik, dan itu bukan aku." tolak Bella, "Kenapa?" tanya Bian. "Aku nggak mau kamu dimanfaatkan ayah aku." jawab Bella tegas, Bian menggenggam tangan Bella erat, "Aku tidak keberatan Bella. Kamu tidak pernah memanfaatkan aku, sungguh" desak Bian yang membuat Bella sakit kepala menghadapi Bian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD