Dalam dekapan suara hati Rian bergaung mengisi pelukkan semakin rapat. 'Dinda, gue memang gak bisa ngbalas rasa suka lo. Tapi bukan berarti gue benci dan berharap lo menghilang dari dunia ini. Gue masih mau melihat, mendengar suara lo dan menyebut lo sebagai teman gue. Kenapa lo malah mengganti perasaan itu menjadi rasa suka dan pada akhirnya lo harus menanggung semuanya, Din.., maafin gue, maaf. Gue mohon, kembalilah!' "Rian.., Rian.., kamu kenapa sih?" Manda ikut memegang tangan Rian yang melingkar di perutnya. Perlahan ia mencoba membuka rangkulan Rian. Manda berbalik kedua tangannya menangkup wajah Rian yang sendu. "Kenapa sih?!" Alis matanya menyerit, Rian tidak menjawab sedikitpun. Bahkan sepertinya ia tak ingin menjawab. Dari sorot matanya nampak kepedihan. "Maaf." Tidak, Rian t