SMA Pertiwi Alvin berjalan gontai menyusuri koridor sekolah, Dion yang berjalan di sampingnya hanya diam, dia tau bagaimana perasaan Alvin saat ini. Saat Alvin hendak berjalan menuju kelas, Dion segera menarik lengan Alvin. “Nyuk! ketempat biasa aja ya …” Alvin menoleh kearah lengannya yang di pegangin oleh Dion. “Bukankah kita kelas tiga?” Dion heran mendengar pertayaan Alvin. “I—iya!” jawab Dion kek orang terhipnotis. Alvin menarik tanganya, mengetuk kening Dion, lumayan keras juga sih. “Nah! itu lo tau! gue mo jadi orang sukses!” ucap Alvin mantap. Dion cengo. Mengusap keningnya yang lumayan sakit juga akibat ulah Alvin. “Lo, nggak mencret ‘kan?!” tanya Dion. Alvin geleng kepala, emang para kunyuk itu nggak bisa diajak ngomong yang berbobot sikit. “Alhamdulillah gue sehat walafi