4. KEJUTAN

1169 Words
Pagi sekali Alea bangun untuk menyiapkan sarapan untuk tunangannya. Hari ini ia menyiapkan menu bubur dengan cincangan daging ayam dan irisan daun bawang serta bawang goreng . Alea berpikir Raka pasti lelah setelah pulang dari Bali. Ia ingin membuat badan pria itu terasa nyaman dan rileks. Untuk antisipasi ia juga menyiapkan roti bakar dengan olesan selai coklat kesukaan Raka. Jus jeruk juga tidak lupa Alea siapkan. Hari ini ia begitu semangat menyiapkan semua ini. Tidak bisa di pungkiri, Alea rindu dengan Raka. Setelah selesai menyiapkan sarapan, ia kemudian mandi dan bersiap-siap. Alea bingung memilih baju apa yang akan di gunakan. Walaupun ini hanya baju kerja tapi Alea ingin terlihat berbeda di mata Raka. Di pilihnya rok pensil warna maroon dan blouse. Di hias wajah cantiknya dengan polesan bedak tipis dan lipstik warna pink lembut serta rambut yang di kuncir kuda agak tinggi. Sebenarnya Alea tidak usah dandan berlebih karena wajahnya sudah sempurna. Mata indah dengan iris coklat, bulu mata lentik, hidung mancung tak berlebihan dan bibir tipis tapi tapi terlihat sensual. Bahkan saat di Paris, Alea menjadi incaran pria yang ada di sana namun Alea tidak menanggapi. Ia tidak tertarik menjalin hubungan dengan pria di sana, terlebih ia ingin fokus pada hidupnya terlebih dahulu. Semua sudah beres dan Alea siap pergi menuju apartemen Raka dengan mobil kesayangannya. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi dan jalan belum terlalu macet. Ia punya waktu satu jam untuk menikmati sarapan bersama Raka. Sampai di apartemen, dengan senyum mengembang langkah Alea menyusuri lorong apartemen dan menuju unit apartemen Raka. Alea beberapa kali memencet bel apartemen Raka namun tidak ada jawaban. Akhirnya ia masuk dengan kartu akses yang ia miliki. Setelah pintu terbuka, Alea meletakkan tasnya di meja ruang tamu, kemudian ke arah dapur untuk menata sarapannya. Setelah semua beres ia melihat cermin yang ada di wastafel dekat dapur, mengecek riasan dan penampilannya. Entah kenapa hari ini ia merasa sangat centil hanya untuk bertemu Raka. Setelah di rasa cukup sempurna Alea melangkah menuju kamar Raka yang tertutup rapat. Alea mengantisipasi saat membuka pintu, Raka dalam keadaan telanjang seperti kebiasaan yang dia ceritakan. Di buka pintu dengan pelan-pelan sambil sedikit membuka matanya untuk melihat ke dalam kamar. Dan benar saja Alea sangat terkejut melihat Raka. “Raka..!” Alea setengah berteriak setelah apa yang ia lihat di hadapannya. Raka yang mendengar teriakan Alea sontak terbangun dari tidurnya. Raka tidak kalah terkejut dengan sosok yang kini tengah berdiri di ambang pintu kamarnya. Seketika dunia Alea terasa runtuh, hatinya hancur mendapati kenyataan yang ada di depan saat ini. Tangannya bergetar, tubuhnya bahkan terasa lemas. Dengan kedua matanya sendiri Alea menyaksikan Raka tidur bersama seorang wanita. Keduanya berbagi selimut bersama dengan pakaian berserakan di mana-mana. Alea jijik melihat pakaian dalam wanita yang ada di lantai. “Alea, aku bisa jelaskan semuanya” ucap Raka panik. Wanita di sebelah Raka juga terkejut dengan kedatangan Alea. “Raka, kenapa harus dengan sahabatku? Kenapa harus dengan Irisha? Apa salahku Raka” suara Alea bergetar berusaha menahan tangisnya. Ia tidak mau terlihat lemah di mata pria yang sudah mencabik dan menghancukan hati serta perasaannya. “Alea, aku minta maaf. Aku bisa jelaskan semuanya. Tolong kamu jangan pergi, aku pakai pakaianku dulu” Raka berusaha memberi penjelasan pada Alea. Alea lebih memilih pergi meninggalkan Raka dan Irisha. Irisha hanya diem, entah apa yang harus di lakukan. Raka terlihat frustasi sambil mengenakan pakaian agar bisa mengejar Alea yang sudah pergi. Sedangkan Irisha masih diam di balik selimut dengan keadaan polos tanpa sehelai benang. Kini Alea termenung di dalam mobil yang masih terparkir di besement apartemen Raka. Ia masih tidak percaya, tentang yang ia lihat barusan. Raka dan Irisha mengkhianatinya dan dengan bodohnya ia percaya. Alea menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil, berusaha menenagkan diri bahkan tangannya masih bergetar akibat amarahnya. Alea menangis dalam diam, bibirnya terasa kelu dadanya terasa sakit. Niatnya memberi Raka kejutan tapi justru ia yang mendapan kejutan dari pria itu. Raka mencari Alea ke arah basement dan dilihatnya mobil Alea masih ada di sana. Segera ia menghampiri dan melihat Alea tertunduk. Raka mengetuk kaca mobil Alea berharap gadis itu memberinya kesempatan untuk bicara. Alea diam menatap Raka dengan derai air mata, bingung harus berbuat apa kepada pria itu. Ingin rasanya menampar, memukul bahkan melenyapkan pria itu sekarang juga. “Alea tolong buka pintunya, kita bicarakan ini baik-baik” Raka berteriak. Akhirnya Alea mau membuka pintu dan membiarkan Raka masuk ke dalam mobilnya. Tatapan Alea jauh ke depan sedangkan Raka hanya tertunduk. Pria itu seakan kehilangan muka di hadapan Alea karena kesalahannya. Hening menyelimuti keduanya, tanpa ada yang mau memulai pembicaraan. Tangis Alea sudah reda, air matanya sudah di hapus. Ia tidak mau di pandang lemah oleh Raka. Tidak mau di pandang sebelah mata oleh pria pengecut seperti Raka. Alea melepas cincin pertunangannya dengan Raka, “Ambilah apa yang sudah kamu berikan untuk aku. Aku akan mengatak pada orang tuaku jika kita tidak bisa melanjutkan pertunangan ini" ucap Alea dingin. Raka terkejut dengan tindakan Alea dan menolak cincin yang diberikan oleh Alea, “Tidak Alea, kamu tidak bisa memutuskan pertunangan ini begitu saja” “Kamu yang memutuskan ini Raka, bukan aku. Kamu yang memilih selingkuh dan kamu selingkuh dengan sahabatku. Dua belati sekaligus kamu tancapkan pada hatiku, sampai aku tidak bisa merasakan sakit karena semua sudah hancur” “Lihat aku Alea, jangan bicara tanpa melihatku. Aku salah dan aku minta maaf. Aku tidak akan mengulangi kesalahan ini, aku sayang sama kamu” Raka mencoba menggenggam tangan Alea namun mendapatkan penolakan. Alea menatap Raka dengan tatapan penuh amarah “Beri aku alasan kenapa kamu selingkuh? Aku terlalu naif, mengira kamu tidak akan kembali berrmain dengan wanita lain setelah kita bertunangan. Ternyata aku salah besar” “Aku laki-laki normal Alea, aku butuh pelampiasan untuk hasratku. Aku melakukan ini karena aku tidak bisa melakukannya denganmu sebelum menikah. Itukan yang kamu minta dari aku. Bahkan hanya kecupan di bibir saja kamu selalu menolak” Raka berbicara dengan suara meninggi. “Aku tahu aku salah, aku akan terima hukumannya tapi tidak untuk mengakhiri hubungan kita” imbuh Raka. Alea tersenyum sinis mendengar penjelasan Raka, seakan menyalahkan Alea untuk semua yang telah terjadi, “Kamu bilang butuh pelampiasan? Hah, sungguh aku tidak percaya dengan ucapanmu, Raka. Tanpa kamu sadari, kamu mencari pembenaran atas kesalahanmu. Semua sudah jelas, aku bukan wanita yang tepat untukmu yang bisa kamu ajak tidur memenuhi semua hasratmu. Menjijikkan sekali” Raka menatap tidak percaya pada Alea. Ia tidak tahu ternyata Alea bisa semurka ini. Selama ini, ia tahu Alea adalah wanita yang polos dan tidak pernah berkata macam-macam, “Cukup Alea, kata-katamu sungguh keterlaluan” “Turun dari mobil dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku” Masih dalam keadaan menatap Raka, Alea mengusir pria itu dari mobilnya. Tidak ada yang bisa Raka lakukan, ia hanya bisa menuruti perkataan wanita itu. Ia salah dan memang seharusnya mendapat hukuman dari Alea. Sebelum Alea pergi, di bukanya kaca mobil miliknya dan melempar cincin pertunangan miliknya kepada Raka. Alea berlalu dari hadapan Raka yang kini terlihat penuh penyesalan. ~ ~ ~ --to be continue-- *HeyRan*
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD