Sesampainya di sana, Rully mempersilakan Tegar dan kedua temannya untuk masuk ke tempat yang selama ini dia gunakan sebagai tempat persembunyian. Menyuruh semuanya untuk duduk dan memasukkan motor mereka terlebih dahulu agar tidak dicuri orang lain. Rully membuat kondisi di depan seakan tidak ada penghuninya. “Silakan masuk dan duduk saja. Tidak terlalu buruk di sini. Ada generator di belakang tetapi aku tidak memakainya karena terlalu berisik. Jadi aku pakai lampu dengan baterai seperti ini,” jelas Rully yang pintar dan masuk akal. “Oh, begitu. Kau pintar sekali, Rully!” sanjung Tegar pada kawan masa lalunya. “Tentu! Bukankah saat sekolah, nilaiku selalu di atasmu? Ha ha ha ....” Rully menertawakan Tegar. Tegar terlihat malu. Wisnu menahan tawa, begitu juga Hesti yang mendengar perkat