AYANA POV Jelas, apa yang Pandu ucapkan tadi sungguh mengusik hati dan pikiran gue. Tunggu, maksudnya apaan sih? Itu bukan jawaban yang gue minta, gue nggak mau tunangan sama dia, apalagi sampai nikah. Ini benar-benar kacau, gue nggak tahu mau ngapain lagi. Gue sebel dengan kalimat Pandu tadi. Gue ditakdirkan buat dia gitu? Mikir itu aja udah buat kepala gue mau pecah dan perut gue mendadak mulas. Dasar om-om kampret! Lihat aja, gue bakal bikin lo kapok udah ngajak gue jalan-jalan Pandu! Gue punya rencana bagus yang bakal bikin lo semakin muak sama gue. Lebih-lebih lagi, lo nggak munculin muka sok kegantengan lo itu. "Ayana, dari tadi kamu muter-muter di sini. Kamu nggak capek?" Pandu bertanya kepada gue dengan aksen suara normal. Dia nunduk, natap gue. Sedangkan harus sedikit mendon