15. Romano Carle

1797 Words
Di sore hari dimana matahari sudah terlihat lelah mengeluarkan sinarnya. Angin yang dingin membuat pria muda itu memakai pakaian tebal dengan bulu domba yang dicat hitam di tubuhnya. Ia menatap kota yang sibuk dengan segala aktivitasnya dan pekerja-pekerja yang lelah mengelap keringat mereka sendiri dengan kain bau tak bersih bekas pundi-pundi debu tersebar di tubuh mereka. Di tangannya menggenggam secangkir teh hangat manis dan sebuah lap hitam yang menempel rapi di meja. Ia terbiasa dengan suasana itu, istirahat dari hiruk pikuk kelelahan setelah apa saja yang terjadi baru-baru ini. Kesempatan membuat jiwa tenang ditemani gumaman gerobak dan kuda yang mendengus jarang didapatkan. Disaat ia meraihnya, ia menikmatinya dengan tenang tanpa memikirkan disrupsi apa saja yang diluar “Neville, disini kau rupanya. Aku mencarimu ke seluruh kastil. Bordillo berkata kau ada di dapur memasak tupai yang kau buru di hutan Naro namun kau tidak ada disana. Aku sudah pelayan itu akan menipuku dan membuatku lelah untuk mencarimu. Namun aku tahu tempat persembunyian terakhirmu” kata seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari tangga pualam menggema ke seluruh batuan. Neville menatap dingin ke arah pria itu, ia melihat dia membawa sebuah keranjang penuh dengan buah-buahan dan barang aneh. Di luar keranjang itu ada sebuah bercak berwarna merah yang mengganggu aksen sarna keranjang. Di pinggangnya juga tertancap sebuah pedang yang tidak dimasukkan ke sarungnya dengan rapi. Masih ada bunyi besi bergesekan sesaat ia melangkah dengan cepat. Neville tidak mau berasumsi macam-macam darimana corak itu berasal. Ia kembali menatap ke pemandangan semula dan meminum kopinya seakan tidak terjadi apa-apa “Ah ini maaf. Saat perjalanan kemari aku bertemu dengan kawanan serigala liar yang mengganggku. Mereka menyerangku tiba-tiba walaupun aku sudah berjalan dengan tenang menghindari kontak. Tetapi mereka menghampiriku terlebih dahulu. Tidak ada pilihan lain, antara aku menjadi pembunuh atau mereka menjadi makanan. Tunggu, dua pilihan itu terasa aneh. Lupakan sajalah” Pria itu menyadari sesaat Neville menatap ke arah keranjangnya yang lusuh.  “Langsung intinya sajalah Romano, apa tujuanmu kemari. Aku ingin sore hariku yang tenang ini tak terdistraksi. Bila ini semua telah berakhir aku harap kau segera pulang dan membawa kepala serigala yang kau gantung di punggungmu itu pulang dan kau masak dengan sup beri. Aku tidak peduli” Neville mencium bau daging yang sangat menyengat. Ia menutup hidungnya erat-erat membuat jalur udara dan bau berhenti tercium. Hari-hari tenangnya sudah terganggu akibat kehadiran pria itu. “Oh maaf kau menyadarinya ya” Romano mengeluarkan sesuatu di punggungnya. Dan benar saja. Itu adalah kepala serigala yang baru saja ia ceritakan. Walaupun masih baru, tidak ada darah yang mengucur ataupun keluar dari pembuluh darahnya. Potongannya sangat bersih seperti tukang jagal professional. “Aku ingin memberi ini kepada Totlieri, aku merasa kasihan kepadanya yang selalu ku beri Imotico basi bekas makanan para pelayanku. Dengan memberi ini aku harap dia semakin manja dan patuh kepadaku. Mendapatkan loyalitas dari Gryphon raksasa seperti dia memanglah sulit sekarang ini” Daging itu ditaruh di samping tangga membuat setidaknya orang yang berhadapan langsung dengannya tidak mencium bau busuk itu terlalu tajam. Tetapi burung gagak yang terbang di sekitar pohon terpancing oleh aroma daging itu. Romano yang menyadarinya tidak peduli dengan kehadiran para gagak. Paruh mereka terlalu lemah mematuk tengkorak serigala Skar yang sangat keras.  “Maaf aku tidak bisa hadir pada acara pertemuan kemarin. Aku sudah mendengar semuanya. Aku turut berduka cita atas semua yang telah terjadi Neville. Aku tahu kau adalah orang yang paling menderita akibat kejadian ini” Pinta Romano sambil ikut duduk di kursi kosong di samping Neville.  “Yah. Terima kasih. Tanpa kehadiranmu pun sepertinya tidak berguna. Sampai saat ini aku masih ingin menampar mulut Jack yang hina itu memberinya pelajaran. Orang-orang seperti dia memang salah satu jenis orang yang tidak pantas diberi ampunan atau kehormatan. Aku tidak habis pikir orang sepertinya bisa hidup di dunia tanpa rasa malu” Neville mengomel dengan keras membuat Romano yang berada disampingnya hanya mendengar dan menahan dagunya dengan tangan menunggunya sampai habis “Apakah itu alasanmu duduk di atas bukit yang sepi di tepi hutan ini?” Tanya Romano dengan nada mengejek “Jangan memulai, aku tidak cukup bodoh menghiraukan orang macam dia. Ada masalah lain yang membuatku harus berpikir panjang dan matang-matang. Apabila gagal semuanya akan menjadi kacau”  “Dan apakah itu?” “Ya, menjadi wali seorang Raja bukanlah perkara mudah. Memberinya arahan namun tidak sampai mendiktenya adalah hal yang sulit untuk ditakar. Akan lebih mudah bagiku membunuh 10 anak naga dengan tangan kosong ketimbang ini. Tapi tidak ada pilihan lain, ini semua memang takdir dewa yang dia berikan kepadaku” Neville menatap ke matahari walaupun matanya tersilap terkena sinarnya “Aku tidak bisa memberi komentar berlebih tentang hal itu. Namun aku juga mendengar anakku Gilbart berteman baik dengan Gavin bukan? Apakah itu merupakan hal yang baik? Untuk masalah Gilbart aku sudah mengurusnya dengan baik sih. Walaupun dia tampak bodoh, namun aku selalu memberinya latihan mengangkat batu dan lari dikejar Imotico setiap pagi. Apakah itu cukup?” tanya Romano. Sepertinya buah memang tidak jatuh dari pohonnya Neville hanya tersenyum dan tertawa kecil mendengar itu. Ia hampir tersedak saat mendengarnya. “Sudah kuduga itu memang kurang, aku akan memulai membuatnya menghitung daun pohon ek mulai besok” “Tidak...tidak itu sudah cukup Roman, jika kau memulai menyuruhnya lebih keras lagi. Mungkin anakmu akan berubah menjadi Titan berotak penuh otot” kedua pria itu tertawa terpingkal-pingkal bersama-sama Tiba-tiba seekor burung merpati datang menghampiri mereka. Ia hinggap di meja tempat teh Neville yang sudah mulai dingin dan mematuk-matukkan paruhnya ke arah cangkir  lalu kawanan burung yang lain pun datang menyerbu tempat itu. Hampir terlihat seperti serangan mendadak, namun Neville dan Romano mengalah dan pergi dari kursi tempat ia hinggap “Keputusan buruk memang untuk mengambil ketenangan disini. Namun asal muasal ini semua adalah dirimu Romano” Neville menunjuk ke arah muka Romano yang ada tepat di hadapannya “Kenapa tiba-tiba aku yang kau tuduh? Lebih baik kau ambil cangkirmu dan siram ke arah kawanan itu untuk mengusirnya” Neville merespon tuduhan Neville yang entah darimana datangnya “Cukup soal diriku dan hal konyol seperti ini. Bagaimana hasil dari ekspedisi mu hari ini? Aku mendengar sesuatu hal yang buruk juga datang ke negeri kita” Neville menarik cangkirnya yang berada di atas meja dan mengusir burung-burung merpati terus saja beterbangan ingin mencicipi teh buatan Neville yang memang diakui sangatlah harum bahkan hewan-hewan disekitar dapat menciumnya dari jauh “Itulah alasanku kemari. Aku ingin kau mendengarnya terlebih dahulu. Bila aku mengatakan ini kepada Bangsawan lain, aku yakin semua akan memutarbalikkan faktanya dan berkata semua baik-baik saja. Walaupun ku akui aku memang adalah bangsawan paling bodoh diantara yang lain namun aku berani menyatakan aku adalah yang paling pemberani dan adil dibanding yang lain”  “Jadi ada apa” Neville mulai berbicara dengan nada serius. Dia memasuki mode paling serius saat ini “Aku mulai dari yang mencurigakan. Semua yang aku katakan masihlah berdasarkan asumsi. Dengan bukti kuat ini mungkin bisa jadi kasus yang besar. Yang pertama adalah kota Sandros. Tidak ada yang aneh saat aku melihat semua yang ada di kota aneh ini  sangat normal bahkan saking normalnya menjadi mencurigakan. Kau tahu, pengeluaran kota ini merupakan pengeluaran paling stabil dan dibandingkan pengeluaran di kota lain. Walaupun tambang yang mereka keruk dikabarkan semakin menipis namun pemasukan mereka sepertinya tidak berpengaruh dengan kabar itu. Saat aku datang kesana, aku melihat walikota yang bijaksana dan tidak ada tanda-tanda melakukan penyelewengan. Namun yang aneh adalah. Bagaimana bisa kota yang berada di ambang kebangkrutan seperti itu bisa bertahan. Aku harap yang mereka lakukan memang benar dan jujur agar kita bisa mempelajari kota ini dan menerapkan ke tempat lain yang kurang beruntung. Apabila tidak aku harap ini segera diurus. Citra kota yang baik namun memiliki skema yang buruk adalah bumerang yang siap menyerang balik ke arah kita. Ke hati-hatian sangat diperlukan disini Neville”  “Aku mengerti. Aku memang sempat mendengar kabar dari kota itu. Untuk saat ini aku hanya bisa mengirimkan pos penjagaan dan mengawal para pedagang melewati jalur inti. Aku tidak bisa melakukan lebih dari itu, untuk saat ini. Lalu yang selanjutnya yang paling darurat apa Roman?” pembicaraan yang dimulai dengan gelak tawa senda gurau berubah menjadi sangat serius. Jika anak-anak mendengar percakapan ini mereka berdua yakin dia akan segera menguap dan tertidur berpangku tangan mereka sendiri “Hutan Izia berada dalam bahaya. Pembelotan mereka sudah tak terhindarkan lagi. Bahkan salah satu pos yang ada di utara mulai diserang pihak ekstremis dengan panah berbisa.” Romano berkata dengan pelan-pelan. Isu pitik seperti ini memang tidak seharusnya diucapkan dengan keras dan lantang “Ya aku tahu. Tapi apakah tidak ada yang tidak bisa kita lakukan dengan itu? Hutan Izia adalah aset yang paling berharga yang kita miliki. Jika kita kehilangan wilayah itu aku ragu Yagonia bisa mendapatkan kejayaannya seperti dahulu lagi”  “Masih ada Neville” Romano meyakinkan dengan sangat serius. “Saat para prajurit mengejar para ekstrimis itu ke tempat persembunyian. Ternyata mereka masih menyimpan perkamen perjanjian yang dulu raja Galliard beri kepada Suku Izia. Aku menduga bahwa kaum ekstremis itu memang sengaja meninggalkan sebuah pesan untuk kita bisa memahami mereka tanpa berkonfrontasi secara langsung. Aku merasa pengorbanan yang dilakukan prajurit kita merupakan hal yang pantas untuk ditawarkan kepada mereka. Aku tahu kau mungkin tidak akan setuju dengan pendapatku Neville. Tapi jika kau bisa menemukan akar masalahnya dan kembali melakukan maklumat damai. Kita akan berhasil melalui krisis ini”  “Ya, aku tahu Roman. Namun perkara ini tidak semudah itu untuk diselesaikan. Tapi mendengar ucapanmu tadi aku merasa bisa sedikit optimis dengan yang akan datang nanti” tutur Neville meminum secangkir teh nya hingga mendongak keatas menghabiskan tetes terakhir teh itu hingga dasarnya “Itulah Neville yang aku kenal. Baiklah Neville tugasku sudah selesai kemari. Aku akan kembali ke mansionku dan memukul Gilbart dengan tengkorak Serigala tadi. Doakan dia selamat ya” Tengkorak yang sedari tadi ditinggal disamping tangga tetap utuh tak merubah satupun bentuknya dengan drastis. Hanya tusukan-tusukan kecil yang membolongi kulit kepala tanpa bisa menembusnya. Romano mengambil kepala itu dan menaruhnya di punggungnya seperti ransel “Ya terima kasih Romano. Kehadiranmu saat ini sangat berguna bagi burung-burung gagak putus asa itu. Aku harap kita tidak berjumpa lagi di lain hari” Neville mengangkat tangannya keatas melambaikannya ke arah Romano. Romano yang menyadari itu pun ikut membalas lambaian itu meskipun tetap menuruni tangga “Oh iya aku lupa satu hal. Aku melihat lingkaran sihir yang masih ada di luar. Aku izin menggunakannya untuk pulang ke rumah ya. Aku yakin dengan fisikmu yang masih kuat kau mampu berjalan dari sini ke ibukota. Apakah 2 jam perjalanan bisa membuatmu lelah? Aku pulang dulu ya selamat tinggal” disaat Neville menyadari itu, dia belum sempat mencegahnya dan Romano sudah hilang bersama Lingkaran Portal yang ia gunakan. Neville hanya bisa menggenggam tangannya sambil menggesekkan giginya geram migat b******n itu pergi tanpa izin
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD