23. Kereta pun Tiba

1814 Words
Kereta kuda itu akhirnya datang tepat di area depan istana. Gavin yang sejak tadi pagi bersiap menunggu kereta itu untuk datang merasa kesal karena tak kunjung datang di waktu yang direncanakan. Neville membawa ransel yang penuh dan besar sampai memenuhi punggungnya melihatnya menjadi tak terlihat bila dipandang dari belakang. Sementara itu para pelayan yang lebih lama bahkan menunggu mereka sedikit mengantuk dan beberapa kali menguap. Pagi-pagi buta mereka harus mempersiapkan semuanya. Dan tak ada satu barang pun yang boleh ketinggalan “Bisakah kau mengeceknya lagi untukku Neville” ini sudah kesepuluh kalinya Gavin berkata seperti itu. Entah terlalu cemas atau memang perfeksionis, tapi dia memikirkan ekspedisi ini terlalu banyak. Gavin tidak ikut dalam proses pengemasan ranselnya, hal tersebut terlalu remeh untuk dilakukan, seorang Raja, namun dia sendiri juga cukup penasaran dengan seluruh isi dari ransel itu. Dalam hati ia berpikir, segitu pentingnya kah membawa benda-benda sebanyak itu?. Tidak hanya ransel. Dari sisi kiri dan kanan Gavin para pelayan itu juga membawa sebuah koper dan karung yang besar dan berat. Salah satu pelayan wanita muda yang membawa itu juga tampak kelelahan menahan berat yang terlalu banyak dari karung itu. Gavin merasa kasihan dengan mereka “Aku rasa tidak perlu Tuanku. Kereta kita sudah datang. Kalian semua, Cepat bawa karung dan ransel kalian ke dalam kereta, kami akan berangkat” teriak Neville kepada para pelayan kastil. Gavin yang mendengar itu mencoba membantu para pelayan wanita yang terlihat tak mampu menggendong katung yang mereka bawa. Tangan-tangan mereka yang mulus dan putih tak cocok dengan pekerjaan berat seperti itu, menyeret-nyeret karung itu menyentuh tanah sesekali mencoba mengangkatnya ke panggul mereka agar terasa lebih mudah namun akhirnya tetap jatuh tak bisa mengimbangi posisi tubuhnya. Neville melihat itu, ia sebenarnya ingin melarang Rajanya untuk ikut memindahkan koper, namun dia menyadari rasa empati Rajanya yang sangat tinggi. Bila ia melarangnya sekarang, mungkin itu akan mencegah dia melakukan hal-hal bijak dikemudian hari Semua barang telah masuk dalam kereta, Gavin dan Neville akhirnya masuk ke dalam. Tapi sebelum itu, pelayan wanita yang dibantu Gavin memberikan ucapan terima kasih dan menundukkan kepalanya. Gavin mengangkat kepala wanita itu merasa tak enak dan tak sepatutnya diberi penghargaan sebesar itu. Saat berada di tangga kereta, Gavin dan Neville melambai-lambaikan tangan mereka mencoba mengucapkan salam perpisahan. “Kalian jaga kastil ini baik-baik ya” ujar Gavin dengan Lugu “Baik Yang Mulia!” “Selamat datang kawan-kawan” Saat Neville dan Gavin mencoba duduk, seorang Pria bertubuh besar dan lengan yang penuh dengan otot sudah duduk di sana sebelum mereka. Pria itu mengenakan armor emas yang megah dengan pedang yang ia senderkan ke jendela kaca kereta dan rambut gondrong dengan poni yang panjang menutupi mukanya sehingga sulit dikenali. Namun akhirnya pria itu mengibaskan poninya ke samping supaya dapat melihat dengan lebih jelas. “Baroth!” teriak Gavin yang kaget melihat orang di depannya itu duduk sambil bersandar memenuhi seluruh kursi yang seharusnya cukup untuk diduduki dua orang “Maaf jika kehadiranku mengejutkan Anda Tuan, ini aku ingin memberi sesuatu kepada Anda” Baroth memberikan sebuah kotak merah seperti sebuah cincin, kotak itu nampak mewah dengan hiasan-hiasannya yang rumit. Bila dilihat dari bentuk ornamennya, ini tidak terbuat dari sini, namun dari negeri lain. Karena penasaran, Gavin langsung membukanya, ternyata kotak itu berisi sebuah cincin dengan permata berwarna merah.  “Cincin apa ini?” tanya Gavin karena ia merasa cincin ini memiliki energi sihir yang cukup tinggi “Karena aku adalah panglima pertahanan kerajaan tertinggi saat ini, aku memiliki kewajiban untuk menjaga Anda dari marabahaya yang akan datang. Maka dari itu aku memberikan cincin ini untuk Anda agar saya tahu bagaimana kondisi Anda meskipun berada di lokasi yang tidak bisa aku jangkau. Cincin ini bisa mendeteksi apabila Anda berada sedang tidak aman, Yah Anda tahulah semacam itu. Cincin itu akan langsung memperingatkan aku dengan anting ini” Baroth menunjuk anting di telinganya sebelah kiri bergelantung berwarna emas  “Ehmm... Terima kasih Baroth, tapi aku rasa aku tidak memerlukan ini. Kau tahu, aku sudah belajar tentang sihir dengan Neville dan aku merasa bisa mengatasi masalah dengan caraku sendiri” Baroth bingung, ia memandang Neville dengan raut muka keheranan, namun Neville tidak menghiraukannya dengan hanya melihat pemandangan di jendela sebelah kiri karena Kereta kuda yang sudah mulai berjalan semenjak tadi “Apakah Anda berpikir dengan belajar sihir bisa langsung membuat Anda menjadi sakti mandraguna?”  “Yah aku tidak tahu, apakah kau ingin mencoba melawanku?” sontak Baroth tertawa terbahak-bahak hingga menghentakkan isi kereta membuat mereka bergoyang-goyang sesaat dan keluar jalur. Neville yang mencoba tidak menghiraukan percakapan mereka pun tidak bisa menahan tawa. Ia menutup mulutnya berusaha membuat Rajanya tidak tersinggung. Gavin menjadi satu-satunya orang yang diam saat itu, ia merasa tersinggung dengan menyilangkan kedua lengannya dan menebalkan bibirnya. Dia menolehkan kepalanya ke samping menolak berbicara dengan mereka “Hahaha. Maaf Tuan, aku tidak bermaksud menyinggung Anda, tapi pernyataan Baroth memang benar. Meskipun Anda sudah bisa melakukan sihir, Anda belum mampu menaklukkan sebuah pasukan, bahkan satu orang manusia pun belum tentu. Keputusan Baroth untuk mengawal Anda saat ini pun memang merupakan keputusan yang paling tepat Yang Mulia “Jika kau memang beranggapan seperti itu, kenapa kau rela dengan lelah melatihku. Tunggu, bukan kau yang lelah tapi aku” dengan muka yang masih tampak kesal, Gavin menggerutu. “Tujuanku melatih Anda hanya semata-mata agar jika kami berdua tidak berada di dekat anda dan ada musuh mendekat. Setidaknya Anda bisa mengulur waktu bertarung dengan musuh hingga menunggu kami menghampiri Anda dan menghabisinya. Tugas kami yang paling utama adalah menjaga Anda Tuan” Neville dengan sabar menjelaskan hal itu kepada Gavin “JADI KAU MEMANG BERPIKIR AKU TIDAK BISA MENGALAHKAN MUSUH!” Gavin membentak sambil mencoba berdiri dari tempat duduknya walaupun tidak bisa benar-benar berdiri karena tinggi kereta itu yang pendek. Gavin sangat tersinggung dengan ucapan Neville barusan. Neville dan Baroth pun hanya diam saling menatap tak tahu harus berbuat apa untuk menenangkannya “Anda memang mirip ayah Anda Tuan” tukas Baroth. Hal itu sepertinya tidak membuat Gavin menjadi tenang.  Karena kesal dengan kelakuan dua orang itu, Gavin hanya memandang ke jendela kereta. Disana ia melihat bukit hijau yang terbentang luas dengan sesekali melihat kawanan rusa yang berlari-larian. Sedangkan kerumunan yang lain berada di danau berkumpul mencoba meminum air. Bila mereka bisa berbahasa manusia mungkin mereka sedang membicarakan anak-anak mereka yang sedang menyusui dari bawah, mencoba menggapai p****g induk mereka yang tingginya tak sampai hingga mencoba untuk melompat kecil Gavin sadar, sudah beberapa menit berlalu, ia menengok kebelakang, disana terlihat ibukota berdiri kokoh dengan tegak dan juga istana miliknya yang tinggi dan megah menjadi pemanis diantara dinding-dinding perbatasan. Gavin tak mengira kastil yang ia diami sejak kecil bila dipandang dari jauh menjadi sebesar dan setinggi itu, dari dulu ia merasa bahwa kastil itu merupakan kastil yang paling norak bila dibandingkan kastil di kerajaan lain. Walaupun belum pernah mengunjungi kerajaan lain, namun ia mengetahuinya dari buku-buku teks kerajaan. Dikatakan bahwa ada satu istana yang menaranya sangat tinggi menjulang ke langit sampai-sampai burung yang terbang bisa membuat sarang dan bertelur di atas pucuk menara itu. Dan juga orang yang menaiki hingga ke lantai paling atas akan merasakan d**a yang sangat sesak karena kurangnya udara disana. Waktu Gavin membaca itu untuk pertama kali dia bingung, bukannya semakin berada di atas udara akan semakin banyak? Kenapa dia malah mengalami sesak nafas? Sampai saat ini Gavin tak tahu alasan hal itu dan tak ingin mencoba untuk mengetahuinya. Hal-hal rumit tentang ilmu pengetahuan terlalu banyak dicerna sehingga membuatnya bingung untuk menyimpan ingatan mana yang paling berguna untuknya “Berapa lama waktu kita untuk sampai?” tanya Neville seperti tidak terjadi apa-apa barusan “Aku rasa saat matahari akan terbenam kita akan tiba” jawab Baroth dengan yakin Sedangkan sekarang matahari baru saja terbit. Mungkin sudah berada di atas kepala orang dewasa. Masih ada waktu yang banyak bagi mereka dalam perjalanan. Sebenarnya jarak antara ibukota dan Hutan Izia tidaklah jauh. Karena Gavin baru saja membaca peta kerajaan Yagonia, dia sedikit mengerti tentang kondisi geografis setiap wilayahnya. Seperti misalnya, Ibukota yang berada di tengah dan dialiri oleh aliran sungai Hemlock di sisi utara dan hutan Fernkell di sisi timur. Sedangkan di sisi Barat dan selatannya tertutup oleh kumpulan pegunungan Farrouk. Tentu saja posisi itu merupakan posisi yang sangat strategis karena posisi ibukota yang sudah terlindung oleh kondisi alam mereka. Aliran sungai Agita yang mengalir ke timur hingga berada di ujung pantai Noub menjadi sumber kehidupan dari rakyat Yagonia. Di sepanjang pesisir sungai juga terbentang pemukiman-pemukiman kecil masyarakat. Namun lama kelamaan pemukiman-pemukiman ini mulai hilang karena sebagian besar penduduknya berpindah ke kota lebih yang dibuat di sekitarnya dengan peruntungan mendapatkan hidup yang lebih baik. Walaupun tentu saja masih ada orang yang bermukim di area itu namun sebagian besar kehidupan mereka tidak berbaur dengan masyarakat modern pada umumnya. Mereka masih melakukan kegiatan berburu untuk mempertahankan kehidupan mereka Hutan Izia berada di posisi timur laut dari ibukota. Hutan itu juga menjadi bagian dari aliran sungai Agita. Walaupun tidak terlalu jauh hingga ke pucuk wilayah, namun untuk sampai ke Izia sangatlah susah karena medannya yang berkelok-kelok. Bila seseorang yang ada di Ibukota ingin pergi ke Izia, maka dia tidak bisa langsung berjalan lurus ke arah timur laut. Karena disana ada hutan Fernkell yang sering menjadi jebakan bagi para pelancong minim pengetahuan untuk terjebak, Banyak sekali hewan buas dan Monster ganas yang bermukim di sana, bukannya sampai bisa-bisa orang itu menjadi daging makanan para monster. Sebenarnya bisa saja orang itu menyewa satu kelompok ksatria apabila ia memang merasa bahwa mengambil jalan pintas menjadi satu-satunya pilihan. Namun siap-siap saja menghadapi banyak semak belukar dan pohon mahoni setinggi 5 meter menghalangi pandangan. Bisa-bisa orang itu tersesat saat memasuki hutan dan malah berjalan kembali menuju ibukota Satu-satunya pilihan yang paling aman adalah memutar terlebih dahulu melalui padang rumput Gobbels dan berjalan lurus ke utara melewati pegunungan Andex. Namun jalur tersebut juga bukan merupakan jalur paling aman, di balik lembah Andex yang hitam terdapat kamp-kamp bandit yang berkeliaran. Tidak jelas memang mengapa para bandit seringkali bermukim di area itu namun yang jelas mereka sudah berkeliaran di sana semenjak dahulu. Bahkan mungkin kerajaan Yagonia menganggap mereka sudah membuat kerajaan kecil mereka sendiri dari dalam. Namun Yagonia tidak menghiraukan mereka, karena mereka seringkali juga membantu Yagonia dalam menjadi pasukan peperangan. Bila mereka dilumat habis, Yagonia mungkin tidak begitu yakin bisa memenangkan perang di zaman dahulu. Namun untuk sekarang, tidak ada keluhan dari para masyarakat mengenai bandit-bandit itu. Bahkan ada yang beranggapan kalau mereka sudah tobat menyerang rakyat tak berdosa. Untuk saat ini, asalkan mereka tidak mengganggu Yagonia, Yagonia juga tidak akan mengganggu mereka Gavin melihat Baroth, porsi tubuhnya memang sangat identik dengan kaum bandit yang barbar. Ia mengubah arah pandangannya ke arah pedangnya yang ia taruh di samping. Pedang itu sangatlah besar, mungkin sama dengan seukuran tinggi badannya. Gavin tidak yakin ia bisa membawanya tanpa terjatuh “Apa kau ingin aku untuk mengajarimu berpedang Yang Mulia?. Aku yakin penasehat payahmu ini tidak mampu mengajarimu” Tanya Baroth menyadari Gavin memandangi pedangnya sejak tadi
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD