Chapter 35 : Kahar dan Salah Paham

1771 Words
“Benar-benar gawat Neville!” Ujar Gavin yang terpojok bersama Neville. Aalina dengan tatapan tajam dan bengis membidik Neville dengan panahnya sangat kuat. Tarikan tali busurnya panjang sekali mungkin bisa membuat Neville tidak akan sempat mempunyai waktu untuk bereaksi. Neville dengan posisi sigap, melindungi Gavin dengan berada di balik badannya. “Cepat katakan siapa kau sekarang atau aku akan membunuhmu sekarang juga” Firasat Aalina benar. Mungkin saja intuisi yang mengganggu di hatinya selama ini adalah dua penyusup itu. Dia benar-benar tak memiliki rasa kasihan saat ini, satu hal yang paling ia benci di seluruh hidupnya adalah penipu yang mencoba mengelabuinya. Entah rahasia apa saja yang mungkin tidak di sengaja ia katakan kepada mereka, Namun Aalina benar-benar berniat membunuh mereka saat ini. “Benarkah ? Di luar sini ? Apakah kau tidak peduli dengan orang-orang ini?” Teriak Neville menunjuk orang-orang yang terbaring lemah di sekitar aula gedung itu. Sesaat setelah Aalina berteriak ke arah Neville, mereka semua menatap tajam ke arah suara itu, menatap Aalina yang terlihat menakutkan dengan anak panahnya yang tajam. Istri, anak-anak, para orang yang terkena penyakit, Mereka tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bersaksi melihat kejadian itu tak berdaya. Walaupun sebenarnya Aalina memang terkenal sebagai orang yang ramah, mereka belum pernah melihat sisi Aalina yang seperti ini. Tangguh dan tanpa  menghadapi ancaman mengusik di depannya Tetapi tiba-tiba anak panah melesat busur Aalina. Lesatan panah itu memiliki aura berwarna hijau di area lintasannya, membuat Neville yakin, ia menembak panah itu dengan energi sihir miliknya. Terlihat sangat berbahaya dan kuat. Entah memang kemampuan orang Izia seperti ini semua atau memang Aalina merupakan wanita petarung yang sangat kuat. Dalam beberapa saat lonjakan energi sihir Aalina sangat dahsyat hingga keluar dari tubuhnya. Namun untuk sepersekian detik, Neville menunduk, berhasil menghindari anak panah itu. Gavin juga aman karena tidak berada di jalur lintasan anak panah. Namun ada yang aneh, beberapa kain bagian atas milik Gavin yang ada disekitar bahu sebelah kirinya rusak. Saat ia melihat anak panah yang telah menembaknya tadi, kain itu tiba-tiba tertancap di tembok bersama dengan panah. Seperti menarik kain itu di udara. Neville bertanya-tanya kemampuan apa itu barusan. “Berusaha lari? Percuma saja. Aku memiliki kemampuan sihir bernama Magnetic Shots. Apapun yang aku tembak dengan anak panahku, apabila itu berada di radius 10 cm di dekatnya, maka objek itu akan tertarik dan terkena anak panahku. Anggap saja jika kau melempar roti, daging, selada, tomat di udara bersamaan. Aku bisa menembaknya semua dan menyatukannya menjadi satu makanan lezat. Apakah ususmu ingin mencoba kubuat menjadi sandwich?” Ancam Aalina. Sepertinya Neville tidak bisa meremehkan Aalina, bila ia terus saja menghindar, Aalina akan bisa menebak kemana arah Neville akan bergerak. Dan ketika ia bisa menebak, tamat sudah riwayatnya.  “Aku tak tahu kalau orang Izia ternyata segitu tidak peduli terhadap sukunya sendiri. Aku kasihan kepada kalian” kata Neville dengan ekspresi mencoba tenang. Ia berdiri dengan posisi kuda-kuda bersiap untuk lari. “Apakah kita harus menyerangnya?” Kata Gavin dengan lugu menunggu di belakang Neville. Mereka berdua tidak tahu apa jalan terbaik yang harus dilakukan. Namun untuk saat ini menghindar dan berlari merupakan pilihan yang paling memungkinkan Neville sebenarnya bisa saja menyerang Aalina dan beradu sihir dengannya. Namun itu tidak mungkin, akan banyak korban-korban yang berjatuhan di sini. Ia tidak ingin terjadi kesalahpahaman yang malah merumitkan semuanya, apalagi misi mereka bukan untuk bertarung melawan Izia, namun menemukan resolusi perdamaian. Neville memastikan segala hal akan dia lakukan untuk mencapai hal itu. Tapi kondisi sekarang tidak memungkinkan, dia tidak akan memilih opsi terakhir untuk melakukannya. Ia berpikir keras mencari alternatif opsi lain yang mungkin ada namun belum sempat ia pikirkan. Bisa dibilang, sebagian dari rencana Neville gagal. Seharusnya saat ini mereka sudah bersama dengan Tetua Drehalna, Baroth, dan Aalina berunding tentang apa yang terjadi, namun naas semuanya terlanjur menjadi kacau Akhirnya, Neville pun memutuskan mengambil emblem yang terjatuh di lantai dan pergi berlari menggendong Gavin berada di pundaknya. “Cepat Yang Mulia!” ujar Neville menyuruh Gavin agar cepat naik. Neville berlari sangat cepat sambil sedikit melompat melewati Aalina yang ada di depannya terhindar begitu saja hanya meninggalkan hembusan angin. Neville menendang pintu masuk dan berhasil keluar dari gedung yang dihalangi Aalina itu Namun Aalina tak diam begitu saja, ia kembali menembakkan busur panahnya. Sama seperti sebelumnya. Dengan lintasan yang dibumbui aura sihir berwarna hijau. Karena Gavin masih ia gendong berada di pundaknya, ia menyuruh Gavin untuk mengucapkan mantra sihir yang baru ia kuasai kemarin saat latihan. “Yang apa? Aku tidak bisa!” Entah apa tujuan Neville mengatakan itu namun ia terus saja meyakinkan Gavin yang menghadap ke belakang sambil berlari membelakangi Aalina. Gavin mengambil tongkat sihir yang ia bawa dari ranselnya, mencoba mengarahkan sihirnya ke arah anak panah Aalina. Gavin berkonsentrasi, berusaha membidiknya dengan tepat dan berhasil mengeluarkan sihir angin dari tongkat sihirnya. lalu terang saja, anak panah yang terlihat tepat menyasar punggung Neville langsung berbelok menghindar. “Apa yang terjadi” Kata Gavin kebingungan “Dia berkata kalau anak semua yang berada di sekitar area anak panahnya meskipun tidak benar-benar tepat mengenainya, objek itu akan tetap terkena. Namun dia tidak mengatakan seberapa kuat dan seberapa rapuh arah panah itu dalam lintasannya. Aku menyuruhmu untuk menggunakan sihir angin Anda yang memang merupakan kelemahan dari busur panah” penjelasan Neville memang cukup masuk akal. Dia merasa tidak sia-sia susah payah belajar sihir. Gavin melihat Aalina yang geram dan menggesekkan giginya dari kejauhan. Namun seketika, Aalina ikut berlari menghampiri Neville yang jaraknya sudah lumayan jauh. “Kau lumayan juga untuk ukuran seorang bocah. Mungkin kau bisa membelokkan satu panah. Namun bagaimana bila 4 panah secara bersamaan?” Aalina menarik 4 anak panah langsung dari punggungnya. Ia mencengkeram anak-anak panahnya dengan sangat kuat. Meninggalkan kesan kalau ia benar-benar serius kali ini.  “Bagaimana ini Neville. Dia benar-benar serius kali ini!”Teriak Gavin dengan panik. Gavin mulai merasa kemampuannya untuk membatalkan anak panah tadi hanyalah sebuah kebetulan. Dalam hati ia berkata, mana mungkin ia bisa menghalau 4 anak panah sekaligus.  Sihir angin Gavin memiliki volume yang kecil. Ia hanya bisa memfokuskannya ke satu titik kecil dan menghempaskannya seperti menembak bola. Dia bisa saja mengeluarkan volumenya agar menjadi lebih besar, namun intensitas sihirnya tidak akan mampu menghalau banyak anak panah yang dibumbui energi sihir secara bersamaan seperti itu. Sihir Gavin masih terlalu muda, perlu untuk dikembangkan dan banyak latihan untuk dikembangkan ke potensi maksimalnya. Mana mungkin sihir seorang bocah mampu mengalahkan orang yang memiliki banyak pengalaman dan terlatih seperti Aalina? Tetapi langsung saja, Aalina melesatkan anak-anak panahnya, kali ini sangat cepat sampai tak sempat untuk Gavin meresponsnya, Ia menutupi kepalanya dengan kedua lengannya menghindari terkena efek yang lebih dalam. Walaupun ia tahu, bila terkena anak panah itu sekali saja, mungkin tubuhnya sudah tidak terbaring di tanah, langsung melayang di surga Namun dengan sigap. Neville membalik badannya. Ia melirik-lirik ke kiri dan kanan, mengetahui kalau semuanya sudah aman. Tidak ada warga sipil atau yang lain tak sengaja terkena aura sihirnya. Dia berteriak dengan keras, mengangkat tangannya sambil merapalkan mantra-mantra dengan bahasa aneh. Gavin yang masih berada di punggungnya ikut merasakannya. Ia familiar dengan aura energi sihir ini. Ia mencoba membuka matanya. Dan di hadapannya panah itu tepat menuju ke kaki Gavin, yang juga tepat berada di kepala Neville. Cahaya berwarna kuning keemasan datang dari tubuh Gavin, menyinari mereka berdua dengan aura sihir yang sangat dahsyat Dan dengan langsung. Anak panah yang ada melaju melesat dengan cepat ke arah kepala Gavin. Terpental terjatuh ke bawah tanah. Panah itu seperti mengenai perisa tak terlihat, melindungi Gavin dan Neville yang berada di dalamnya. “Neville. Panah itu gagal mengenaimu” ujar Gavin masih tak menyangka apa yang ia alami. “Ya Tuan, berkat sihir pertahanan matahariku, aku bisa mencegahnya menusuk lebih dalam. Panah itu terlihat sangat kuat. Kalau saja aku tidak bisa melindungi kita dengan tepat waktu. Mungkin aku sudah mati” perkataan Neville membuat Gavin semakin tidak percaya lagi  ia merasa beruntung memiliki pelayan yang hebat seperti dia “Kita tidak bisa berlama-lama menghindar seperti ini Neville. Kau harus melakukan sesuatu untuk berunding dan berdamai dengannya. Akan jadi masalah bila dia terus menyerang kita, selain sihirmu akan cepat terkuras habis. Kita akan membuang waktu terlalu lama dan tidak akan sampai di tujuan kita” Gavin sangat khawatir dengan kondisi ini. Aalina yang beringas memang terlihat tak muda untuk diajak berdiskusi sekarang. “Tenang Tuanku, aku juga sedang berpikir bagaimana cara yang tepat untuk mengakhiri ini” kata Neville yang juga pusing memikirkan apa yang harus ia lakukan Namun dengan sigap, Aalina langsung saja menghampiri Neville dan meloncat ke arahnya. Ia berusaha menendang kepala Neville berada sangat dekat di jangkauannya. Tak bisa merespons. Neville dan Gavin pun jatuh terpental ke samping.  “Jika panahku tak bisa melukaimu. Maka mungkin tendangan dan pukulanku bisa bersilaturahmi” Kata Aalina menghadap Neville yang tersungkur di atas tanah Namun tak ingin menambah masalah. Neville mengangkat tangannya keatas. Sementara kepala dan badannya masih tersungkur bersama debu. Dia menyerah. “Aku tidak ingin bertarung denganmu. Aku menyerah, aku akan memberitahu siapa kami” Gavin yang juga ikut tersungkur namun tidak mengalami luka yang parah, sepertinya Aalina tahu bagaimana cara ia menendang agar tidak terlalu parah. Di sekitar ia melihat  banyak orang-orang Izia berkumpul melingkari menonton mereka yang sedang berbuat kegaduhan. Tentu saja huru-hara tadi mengundang banyak perhatian dari semua orang. Lalu dari balik kerumunan itu, para Prajurit Izia datang membawa pedang dan tombak mereka, merapatkan barisan, menjaga agra Neville dan Gavin tidak kabur lebih jauh lagi Penampilan mereka sangat gahar dibalut dengan kain yang meskipun terlihat mudah untuk ditembus logam tajam, namun memiliki keunggulan dalam bermanuver, seperti ciri khas orang Izia. Mereka memakai topeng menutupi muka mereka membiarkan mulutnya terlihat, mereka terlihat berbeda dari penjaga atau prajurit sebelumnya. Gavin merasa mereka adalah prajurit khusus dengan kemampuan khusus “Sekarang cepat angkat bokongmu. Aku yakin kau masih bisa berdiri membawa tanpa gongkat diantara dirimu” seru Aalina yang mulai tenang namun tetap bersiaga memicingkan matanya. Neville dengan perlahan mulai berdiri, mengusap-usap tangan di d**a dan bahu mencoba membersihkan debu yang menempel di bajunya. Neville oun juga mengangkat Gavin agar bisa berdiri. Dari dalam ransel, Neville menarik kembali Emblem yang menjadi sumber permasalahan ini semua terjadi. Dia mengankat Emblem itu ke atas. Menyentuh udara. Hal aneh terjadi. Emblem itu bersinar dengan terang melebih i sinar matahari yang sangat terik. Cahayanya menyilaukan orang-orang Izia yang berkumpul melihat kegaduhan itu “Aku adalah Raja dan penguasa Takhta Yagonia. Seru Namaku, Aku adalah Gavin Osteriz” Gavin berseru, dia tidak pernah melakukan itu sebelumnya, namun ia harus, sesungguhnya ia tak ingin, namun tak ada cara lain Namun bukannya menyerukan nama Gavin, Para kerumunan itu malah bersujud melambaik-lambaikan tangannya ke udara dan meneriakkan satu nama “Puja Dewa Sol”.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD