Marlin melangkahkan kakinya perlahan masuk kedalam pulau itu, baru beberapa langkah ia berada di sana sudah terdengar suara burung-burung seperti gereja yang dengan kicauannya sangat menganggu pendengaran karena begitu berisik, padahal sejauh mata memandang sebenarnya tak ada apapun di sana, tapi seakan suara burung itu sangat dekat. Marlin mengabaikannya dan membiarkan suara sumbang-tindih itu berkeliaran terus menerus karena kini tujuannya hanyalah menemui dewi danau itu. Semakin masuk kedalam suara burung gereja itu semakin terdengar bahkan sekarang suaranya bercampur dengan angin ribut, angin itu terus mengencang memaksa Marlin menghentikan langkah kakinya. Rambut sebatas pundaknya terkibas oleh angin yang terus saja menderu bahkan kini bercampur dengan hawa panas. Angin panas itu se