Delapan Belas

1249 Words

“Jalan, yuk!” ajak Kia yang tiba-tiba berada di kamarku. Aku hanya meliriknya dan kemudian menggeleng, kembali asyik dengan tugas-tugasku. “Lo tuh udah kelamaan ngurung diri di kamar, kayak ayam mau bertelor aja,” sungutnya duduk di tempat tidurku. “Gue lagi banyak tugas, Ki. Lo enggak lihat apa?” “Tapi ini kan malam minggu.” “Gu-e engg-gak pe-du-li,” kataku memenggal setiap suku kata tanpa melihat ke arahnya. “Ayo, dooong … cuma nongkrong di kafe habis itu pulang deh,” bujuknya. Aku tetap menggeleng. “Gue pernah baca quote ‘Jangan menyia-nyiakan masa muda’, karena apa? Karena masa muda itu cuma sekali.” Kia tidak menyerah. Aku mengangkat wajahku dan menatap sahabatku tak percaya. “Really? Jadi menurut lo, gue,”—aku menunjuk dadaku—“yang lagi ngerjain tugas kuliah itu menyia-nyia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD