Tujuh Belas

1290 Words

Tyaga membanting setir, mobil meliuk tajam yang membuatku reflek memejamkan mata, tanganku terasa dingin saat menggenggam sabuk pengaman dengan erat. Untungnya keadaan masih terkendali, perasaan lega menyeruak ke dalam d**a saat aku kembali membuka mata dan melihat semua baik-baik saja, meski ya … tentu saja harus mendengarkan u*****n dari beberapa pengemudi lain. Kutatap Tyaga dengan sorot mata tidak mengerti. “Maaf,” katanya muram. Aku mendengkus. Besok lagi aku akan berpikir seribu kali terlebih dahulu sebelum menyetujui naik ke mobil pria ini. “Asal kamu tahu, aku enggak akan pernah meminta Estella menjadi ibu anakku walau dia ibu biologis Arora. Dia enggak mencintai Arora,” katanya tiba-tiba. “Dari mana Bang Tyaga tahu kalau Mbak Estella enggak mencintai Arora?” “Waktu tahu dia h

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD