PROLOG
Penghujung Tahun 2019
Dimana ini?
Ruang bawah sadarku?
Ahh ... aku tidak peduli.
Terakhir yang kuingat saat dimana aku meminum obat tidur hanya untuk istirahat sejenak. Namun, entah setan dari mana yang mebisikkanku untuk meminum lebih banyak dan lebih banyak lagi membuatku berakhir di tempat ini.
Tempat hitam yang kosong.
Mungkin di dunia nyata aku sudah mati atau sedang terbaring di rumah sakit. Kalau aku benar telah mati, kabar baiknya aku bisa segera bertemu Ibu dan Ayahku.
Padahal baru kemarin aku menjalani konsultasi ke psikolog sewaktu SMP. Baru kemarin juga aku memulai kehidupan di SMA.
Baru kemarin aku berusaha bangkit, tetapi lagi – lagi aku kembali jatuh.
Mungkin kalian kecewa? silahkan saja. Salahkan aku sepuasnya, tetapi kalian tidak merasakannya bukan?
Di saat kalian menangis karena diputuskan pasangan, aku menangis karena kehilangan kedua orang tuaku. Di saat kalian frustasi dengan tugas matematika yang bertumpuk bagaikan gunung, aku frustasi melawan kesehatan mentalku.
Tidak. Aku tidak sedang membela diri sekarang. Aku tetap salah bahkan sangat – sangat salah. Aku salah karena dengan sengaja menelan semua obat anti depresan. Ya kuakui itu kebodohanku. Jadi karena itu, aku ingin mengucapkan permintaan maaf untuk teman – temanku.
Maafkan aku Tari. Aku memang sahabat yang mengecewakan. Semoga kamu bisa berbahagia dengan Tama. Aku juga minta maaf padamu Tama, mungkin bangku taman buatanmu akan berakhir bangku sekolah yang angker, kalau aku benar - benar mati sekarang.
Maafkan aku Rain. Padahal kamu sudah mengatakan aku harus menjaga diriku, tetapi aku tidak menepatinya. Aku benar – benar manusia lemah. Aku hanya anak remaja yang berusia enam belas tahun.
Maafkan aku juga Arta untuk semua yang telah kuperbuat. Terima kasih karena sudah menawarkanku eskrim hari itu.
Dan untuk yang masih menghakimiku, sudah kukatakan silahkan ketahui dulu tentang kehidupanku. Tidak akan semenyakitkan itu di awal cerita.