“Nggak ada yang ketinggalan?” tanya Guruh. Saat ini mereka sudah selesai bicara dan akan pulang. “Kamu bawa mobil sendiri?” ujar Guruh lagi. “Iyalah masa aku tadi keluar naik taksi biar kamu anterin. Sorry ya,” mereka terkekeh. “Maksud aku bukan seperti itu, kirain kamu di antar sopir.” Seperti itulah mereka. Guruh adalah sahabat Shita sejak kecil. Mereka nggak pernah punya rasa apa-apa. Mereka adalah dua individu yang sangat kesepian. Sama-sama anak tunggal dan rumah mereka dulu dekat. Ketika SMP orang tahunya mereka selevel, karena nggak ada yang tahu kekayaan orang tua Shita berbeda jauh dariorang tua Guruh. Ynag orang umum tahu kedua anak ini selevel, sama-sama orang terkaya Indonesia tapi belum Asia seperti Shita. “Ayo kita pulang. Sampai ketemu ya. Dan aku tunggu janji kamu t