Mendengar permintaan Andra, kedua mata Bulan mengerjab beberapa kali. Detik kemudian, gadis itu menunduk, menatap ke lain arah. Bingung juga sih mau gimana. Dia masih tauk, walau memang sebenarnya sangat menginginkan ‘itu’. “Lan,” Andra meraih dagu Bulan, lalu mengecup bibir itu, sekilas. “Kamu … kamu masih belum siap?” ‘Iya, aku belum siap, kak. Aku takut, aku takut kalau kamu tidak benar-benar mencintaiku.’ Batinnya. Kedua tangan Andra mendarat di leher Bulan, membuat istrinya tak bisa menghindar dari kedua matanya. Kembali menunduk, tatapannya fokus pada bibir mungil yang sedikit basah; bekas bibirnya. “Apa yang bikin kamu nggak siap?” Bibir Bulan berkedut, sedikit terbuka, ingin bicara, tetapi terasa sedikit berat. Belum yakin, itu yang jelas. Tetapi, jika terus menolak, dia juga t