luka lama
seorang wanita dengan pakaian sederhana tengah berjalan menyusuri kota demi mencari pekerjaan, tetapi di tengah jalan dirinya dikagetkan dengan seseorang yang membuatnya mengingat kembali luka masa lalu yang selama ini dia simpan
dengan kaki gemetar dia menghentikan langkahnya saat seorang pria bertubuh tegap turun dari sebuah mobil mewah dan kini tengah berjalan ke arah dirinya
sedangkan sang pria itu begitu bahagia karena setelah hampir 10 tahun akhirnya pencariannya berakhir sedangkan wanita itu yang melihat pria itu semakin mendekat berusaha memundurkan langkahnya dengan sisa tenaga yang ada di dalam dirinya namun semua sia-sia karena dengan cepat tangan pria itu menarik lengannya
"lepaskan aku!" pinta wanita itu dengan suara bergetar
pria itu begitu terkejut melihat reaksi yang ditunjukan oleh wanita yang selama ini dia rindukan semuanya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan
"Mia, ini aku Rendi" ucap pria itu dengan wajah bahagia bercampur kaget melihat Mia yang begitu ketakutan melihatnya
"maaf aku tidak kenal, tolong lepaskan aku" pinta Mia kembali yang berpura-pura tidak mengenal siapa Rendi
Rendi menautkan alisnya tentu saja dia tidak mungkin salah mengenali karena dia sangat yakin bahwa wanita di hadapannya adalah Mia, teman semasa SMA dulu namun yang membuat dirinya bingung mengapa Mia justru berbicara tidak mengenalnya
sedangkan Mia masih berusaha melepaskan dirinya dari Rendi karena dia tidak ingin bertemu kembali dengan pria yang sudah memberikannya seorang anak, apalagi Mia tahu bahwa kejadian saat malam itu
Rendi yang sangat yakin itu Mia bergegas mendekatinya."Mia"
Mia yang hendak menghindar tidak bisa lagi karena kini Rendi tengah berada di dekatnya dengan memberanikan diri dia langsung menoleh dengan raut wajah yang sulit diartikan
"maaf, anda siapa?" tanya Mia yang berpura-pura tidak mengenali Rendi
"ini aku Rendi" jawab Rendi sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri
"Rendi" ulang Mia yang berusaha berpura-pura tidak mengenali Rendi
"iya aku Rendi, teman SMA kamu dulu" Rendi kembali menjelaskannya
Mia bersikukuh tidak mengenali Rendi dan dia segera pergi begitu saja dari sana tentu saja hal itu membuat Rendi bingung karena dia tidak mungkin salah mengenali orang, dengan kebingungan yang ada di dalam dirinya Rendi kembali masuk ke dalam mobilnya dan melanjutkan kembali mobilnya menuju kantor
Mia yang berlari dari sana segera menetralkan jantungnya saat merasa sudah cukup jauh dari Rendi, dia tidak percaya bahwa kini dirinya bertemu kembali dengan pria yang dulu menjadi cinta pertamanya itu
"kenapa kamu datang lagi, harusnya kita tidak usah bertemu lagi" batin Mia yang memang tidak berharap bisa bertemu kembali dengan Rendi
di kantor Rendi langsung mendudukan dirinya di kursi kebesarannya sambil memikirkan wanita yang beberapa saat lalu bertemu dengan dirinya di jalan tentu dia sangat yakin bahwa wanita itu adalah Mia walau dengan bersikeras wanita tadi tidak mengakuinya tetapi Rendi sangat yakin itu Mia
tetapi dirinya merasa bingung kenapa Mia berpura-pura tidak mengenalinya padahal dia ingat betul bahwa dulu dirinya dan Mia adalah sahabat bahkan mereka sering menghabiskan waktu bersama
hingga suara ketukan pintu menyadarkan lamun Rendi dan dia pun segera menyuruh orang di balik pintu untuk masuk, Adit yang tidak lain asisten sekaligus sahabat Rendi pun segera membuka pintu ruangan Rendi setelah mendengar seruan dari dalam
sesampainya di dalam dia segera berjalan mendekat ke arah meja kerja Rendi sambil membawa berkas yang perlu Rendi tanda tangani
"berkas apa ini?" tanya Rendi yang melihat Adit menaruh berkas di atas mejanya
"itu berkas yang perlu tuan tanda tangani" jawab Adit yang langsung membenarkan posisinya
"apa itu proposal dari keluarga kakak ipar saya?" tanya Rendi yang memastikan kembali tentang rencana kerja samanya dengan kakak iparnya
"iya tuan tapi apa tuan sudah yakin akan melakukan kerja sama ini?" tanya Adit kembali karena sejujurnya dirinya tidak yakin bahwa rencana kerja sama itu dilandasi oleh bisnis saja
sejenak Rendi terdiam tentunya dia paham bahwa apa yang ditakutkan Adit sama seperti dirinya tetapi dia tidak ingin sampai penilaiannya tentang kakak iparnya justru membuat hubungan antara dua keluarga hancur oleh sebab itu dia menyetujui hal itu
sedangkan Adit entah mengapa merasa jika kakak ipar dari bosnya itu mempunyai niat terselubung apalagi dia mengenal betul siapa kakak ipar Rendi tetapi dia tidak mungkin ikut campur dalam keputusan yang di ambil oleh bosnya
"kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu karena saya sudah memikirkannya" jelas Rendi seraya mengusir semua keraguan dalam hatinya dan juga dalam diri Adit
"baiklah tuan, kalau memang tuan sudah memikirkannya saya hanya bisa mendukung hal itu" sahut Adit yang merasa sedikit lega mendengarnya
Rendi yang telah selesai langsung memberikan berkas itu kepada Adit kembali dan Adit segera mengambilnya dan segera berpamitan kepada Rendi namun saat hendak melangkah pergi Rendi segera mengehentikan Adit
"iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu" tanya Adit seraya membalikan badannya menghadap kepada Rendi
"saya ingin bicara berdua dengan kamu" ucap Rendi yang langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah Adit yang berdiri tidak jauh dari pintu
Adit terdiam karena dia merasa heran di jam kerja seperti itu Rendi ingin berbicara kepada dirinya, Rendi yang sudah berdiri di dekat Adit langsung menepuk bahu sahabatnya itu hingga membuat Adit cukup kaget akibat tepukan yang dilakukan Rendi
"Di, Lo buat kaget aja" sontak Adit yang kaget langsung berkata seperti itu
hingga membuat Rendi tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang terlihat lucu dikala dirinya merasa kaget berbeda dengan Adit yang sedikit kepala akibat ulah Rendi yang membuatnya kaget
"udah sini duduk, gue mau bicara penting" ucap Rendi yang langsung mengajak Adit untuk duduk di sopa di Ruang kerjanya
"tapi ini jam kerja! apa tidak bisa nanti kita bicaranya?" tanya Adit yang merasa tidak pantas jika mereka bicara di jam kerja hingga dirinya melupakan bahwa Rendi pemilik perusahaan itu
"memang kenapa kalau jam kerja? gue bosnya disini jadi terserah gue kapan saja bisa mengajak karyawan gue berbicara" jelas Rendi dengan raut wajah yang sedikit kesal
seketika Adit yang baru ingat kalau Rendi adalah bosnya langsung menepuk keningnya dan tanpa menunggu lama dia pun segera berjalan menuju sopa dimana Rendi sudah duduk di sana
"apa yang mau Lo bicarakan?" tanya Adit yang langsung mendudukan dirinya di hadapan Rendi
"gue mau bicarakan soal Mia" jawab Rendi yang langsung mengatakan apa yang ingin dia katakan
"Mia! maksud lo, Mia teman dekat Lo yang waktu di SMA dulu?" tanya Adit yang cukup kaget karena sudah cukup lama dia tidak mendengar nama itu