Prolog
"Aku tidak mau, Mom!" seru Alex kepada ibunya, yang sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit ruangan VVIP.
"Alex, ini permintaan terakhir Mommy, minimal sampai kamu menemukan pasangan hidupmu nanti."
Renata Hadikusumo, seorang wanita keturunan bangsawan Jawa, saat ini seolah berada dalam kondisi hidup dan mati sebab penyakit leukimia yang menggerogoti tubuhnya sejak lama.
Renata adalah ibu dari seorang pria tampan, pengusaha muda berjuta kharisma, Alex Anderson.
Alex Anderson, pria berstatus single di usianya yang menginjak angka tiga puluh lima, putra tunggal dari pasangan Arthur Anderson dan Renata Hadikusumo, tengah berada dalam suasana hati yang membingungkan. Sang ibu yang sedang dalam kondisi memprihatinkan atas tubuhnya, memaksa Alex untuk memiliki seorang asisten, yang bertugas mengurusi hidupnya, dari pria itu bangun pagi sampai tertidur di malam hari ketika aktifitasnya selesai.
Awalnya, Alex setuju saja dengan kemauan sang ibu. Namun, begitu tahu jika seorang asisten pribadi yang dipilihkan oleh ibunya, adalah seorang gadis yang masih muda, Alex dengan tegas menolak.
Ya, tak tanggung memang, Ny. Renata, memilihkan seorang gadis muda berusia dua puluh dua tahun untuk dijadikan sebagai asisten pribadi putra semata wayangnya itu. Seorang gadis bernama Natasha Ainsley yang tak lain adalah gadis yatim piatu yang pernah menolong ayahnya ketika mengalami pingsan di area parkiran sebuah hotel mewah. Natasha yang saat itu sedang berada di sana, setelah mengantar sebuah paket ke salah seorang tamu di hotel tersebut, tidak sengaja lewat di depan parkiran, di mana Tn. Arthur pingsan dan kemudian menolongnya.
Sejak saat itulah, Natasha, yang bekerja sebagai seorang kurir jasa pengantar barang direkrut oleh Tn. Arthur untuk bekerja di perusahaannya.
Dengan bekal ijazah SMK yang dimiliki, Natasha ditempatkan di posisi staf pembantu bagian administrasi di divisi keuangan. Tempat di mana pertama kalinya ia mengenal seorang Alex, yang memegang jabatan sebagai manajer keuangan sebelum akhirnya ditarik oleh sang ayah untuk menempati posisi wakil presiden direktur.
Keseharian Natasha yang ceria, ramah dan juga baik hati, membuat para karyawan menyukainya, terutama sekali karyawan pria di perusahaan tersebut.
Namun, itu tidak berlaku bagi seorang Alex Anderson, pria itu membenci Natasha. Alex menganggap jika kehadiran Natasha di perusahaan sang ayah —yang nantinya akan menjadi miliknya itu— hanya sebagai biang kekacauan. Banyak anak buahnya —para staf— yang lalai mengerjakan tugas, sebab tingkah laku mereka yang terus menerus mengganggu Natasha di saat mereka sedang bekerja.
Kembali ke permasalahan lelaki itu, Alex masih bersikukuh tidak mau memiliki seorang asisten, yang usianya jauh di bawah usianya.
"Jika memang Mommy memaksa, biar aku cari sendiri saja seorang asisten untukku."
"Tidak, Mommy sudah meminta Natasha untuk berhenti dari pekerjaannya di perusahaan papi kamu, untuk kemudian segera mengemas semua barangnya dan pindah bekerja di rumah kita."
Alex sungguh tak terima dengan keputusan sang ibu. Ini semua tak masuk akal menurutnya. Mau bagaimana juga, usia Natasha belum pantas mengurusi kehidupannya, yang lebih dari dua puluh jam per hari itu.
"Pokoknya aku tidak setuju. Aku lebih baik mejadikan Bi Surti, ketimbang harus si Natasha itu yang jadi asisten-ku!" Alex masih bersikukuh.
"Bi Surti sudah tua, dia sudah tidak mungkin mengikuti semua kegiatanmu dari bangun pagi sampai kamu tertidur. Belum sampai sehari, Mommy rasa Bi Surti akan berada di ruang yang sama dengan Mommy karena jatuh sakit sebab kecapean."
"Mommy terlalu berlebihan!"
Ny. Renata tahu jika sang putra sangat kesal akan keputusannya. Tapi, itu semua ia lakukan demi kebaikan kehidupan putranya sendiri.
Selama tiga puluh tahun hidup sebagai seorang putra tunggal dari Arthur Anderson dan Renata Hadikusumo, hidup Alex kecil hingga besar selalu bergelimang harta dan juga kasih sayang. Sekarang, di saat wanita enam puluh tahun itu sudah menyerah akan penyakit yang dideritanya, memutuskan agar sang putra bisa terus hidup tanpa kehilangan sentuhan seorang wanita —dalam artian perhatian dalam kegiatan sehari-harinya— yang biasanya sang ibu lakukan.
Bukan tanpa alasan, mengapa sosok Natasha-lah yang Ny. Renata pilih, selain gadis itu masih muda yang berarti memiliki tenaga dan stamina yang bisa mengimbangi ritme pekerjaan Alex, juga karena gadis itu adalah satu-satunya orang terdekat yang Ny. Renata dan Tn. Arthur percaya, yang sama sekali tidak memiliki sifat dan hati yang kotor dalam mengabdikan hidupnya untuk keluarga Anderson.
"Kamu sudah tidak bisa menolak keputusan Mommy, Lex. Karena Mommy tahu apa yang terbaik untuk kamu. Minimal jalani saja semuanya selama satu tahun ini. Jika kamu merasa Natasha memang tidak pantas menjagamu, kamu bisa kembalikan ia ke posisinya semula bekerja."
Dengan berat hati, Alex akhirnya menyetujui keputusan Ny. Renata. Selain rasa sayangnya terhadap wanita yang sudah melahirkan dan menyayanginya itu, juga karena ucapan ayahnya —Tn. Arthur— ketika Alex meminta pendapat sang kepala keluarga.
"Ikuti saja kemauan mommy-mu, Lex. Bukankah selama ini beliau selalu menuruti semua keinginanmu, apa salahnya jika saat ini kamulah yang mengikuti kemauannya. Lagi pula, kamu tahu kondisi mommy sekarang. Bukan ingin menakuti kamu atau pun Papi sendiri, tetapi anggaplah ini sebuah permintaan terakhir darinya. Seperti yang mommy-mu ucapkan, jalani saja semuanya, minimal selama satu tahun ke depan."
"Baiklah, Alex akan menuruti apa yang sudah menjadi keputusan Mommy. Satu tahun ini, aku akan lihat seberapa bagus dan pantasnya ia bekerja."
"Good boy, itu baru anak Mommy."
Alex atau pun Tn. Arthur tidak tahu jika Ny. Renata memiliki keinginan yang lain, dengan menjadikan Natasha sebagai asisten sang putra. Wanita paruh baya itu menginginkan Natasha, untuk menjadi pendamping hidup Alex untuk selamanya.
"Dia gadis yang baik, aku tahu. Tapi, aku juga tahu Alex bukanlah laki-laki yang mudah untuk jatuh cinta. Sifatnya yang dingin, angkuh —persis sama dengan sifat yang dimiliki oleh papinya— menjadikan ia sebagai laki-laki istimewa, yang tidak akan sembarangan memilih wanita sebagai pendamping hidupnya kelak." Suara hati seorang ibu, untuk putra semata wayangnya itu.
"Aku juga berharap keinginanku akan Arthur setujui. Aku tahu suamiku bukan tipe orang yang mudah dibujuk. Tapi, aku juga tahu, laki-laki yang sudah hidup bersamaku lebih dari tiga puluh tahun itu, bukanlah tipe orang yang melihat harta sebagai hal utama di kehidupan ini." Begitulah niat dan keinginan Ny. Renata untuk sang putra. Yang jelas sangat bertentangan dengan rencana putranya itu.
"Natasha Ainsley, kita lihat saja, seberapa lama kamu akan bertahan di sisiku? Jangan harap kamu akan hidup bebas, ketika bekerja denganku. Keputusan mommy telah membuatmu jatuh ke dalam lubang kesakitan, yang akan aku buat."
Alex telah memiliki rencana yang matang demi membuat gadis itu kelelahan ketika bekerja dengannya nanti. Dengan begitu, ia tak perlu bersusah payah merengek pada sang ibu untuk memecat gadis itu dari pekerjaannya sebagai seorang asisten pribadi. Natasha sendiri yang akan meminta pada ibunya untuk dipindahkan kembali ke tempatnya semula sebagai seorang staf pembantu, di bagian keuangan.
"We will see, how good you are, Ms. Natasha!"
***