Sheila yang patah hati berjalan hingga malam tiba, dia tidak punya kekuatan untuk menggerakkan kakinya, dan perutnya keroncongan karena lapar.
Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya lalu melihat. ponselnya kosong. 10 jam sudah berlalu sejak pagi tadi, Budi tidak meneleponnya sama sekali.
Apakah ini artinya Budi sudah tidak menginginkan dirinya lagi setelah menerima ibu dan putrinya tersebut?
Keputusasaan karena ditinggalkan merobek hati Sheila, dia tidak bisa pulang, teman baiknya Susan Bachtiar sedang berlibur ke luar negeri, dan dia tidak punya tempat untuk didatangi.
Sheila harus pergi ke Hotel Makmur terdekat dengan putus asa, saat memasuki lobi hotel, tiba-tiba bertemu Linda.
Linda duduk di lobi dengan si p*****r Rini yang nampak bahagia, tiba-tiba melihat Sheila berjalan masuk, dia pun terdiam.
Linda membisikkan sesuatu kepada Rini, lalu berjalan menghampiri Sheila.
“Kebetulan sekali Sheila, apa kau juga datang kemari untuk makan malam 'kah?" Sheila juga menghiraukan wanita yang tak tahu malu ini.
Tapi Linda jelas-jelas tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk memprovokasinya, dia lanjut berbicara.
"Ayahku mengundangku dan ibuku untuk makan di sini, kamar hotel paling mewah disediakan untuk kami, tunggu sebentar lagi Krisna akan datang!"
Budi tidak mempedulikannya setelah pergi dari rumah sampai sekarang, masih bisa mengajak makan malam kedua orang ini, Sheila semakin merasa tidak nyaman.
Dia menahan diri untuk tidak mengucapkan sepatah katapun. "Hm!"
"Haha kamu marah? Tak apa kalau marah! Biarkan kuberitahu kamu beberapa kabar menarik, ayahku bilang besok kami akan kembali, Sheila kamu sangat menyedihkan, priamu direbut olehku, sekarang bahkan tak punya tempat tinggal!"
Linda memang tipikal penjahat yang ambisius, Sheila tahu dia tidak bisa tenang jika tidak bisa memprovokasi dirinya seperti saat ini.
Dia lelah dan kelaparan, hampir pingsan, tak punya waktu meladeni ocehannya, dia pun meninggalkan Linda tanpa sepatah katapun.
Melihat Sheila mengabaikannya, Linda merasa usahanya sia-sia, dia tidak rela, jadi dia tersenyum dingin.
"Sheila, malam itu aku sengaja membiarkanmu melihatku dan Krisna seks dalam mobil, betul, kau tahu kenapa Krisna memutuskanmu dan lebih memilihku?"
Langkah Sheila terhenti, dia heran kenapa Krisna memutuskannya dan lebih memilih Linda, lagipula dari postur tubuh penampilan dan emosi Linda tidak sebagus dirinya.
Melihat Sheila berhenti, Linda tersenyum puas, "Karena aku memberitahu Krisna, kau b******u dengan banyak pria di belakangnya, juga melakukan aborsi, Krisna sangat marah, jadi dia jatuh ke dalam pelukanku!"
Sheila menatap wajah bangga Linda dengan takjub, kenapa dirinya bisa begitu hina dan tak tahu malu?
Melihat ekspresi terkejut Sheila, sensasi balas dendam terlintas di depan mata Linda, sepasang mata menatap Sheila dengan dingin.
"Sheila, ini baru permulaan, aku tidak takut untuk memberitahumu,saat ibumu merebut suami ibuku, hal itu membuatku dan ibuku menderita bertahun-tahun, aku tak bisa terima, kami harus merebutnya kembali! Biar kuberitahu, aku tak hanya merebut Krisna darimu, aku juga akan mendepakmu keluar dari kediaman Keluarga Santoso, apa yang menjadi milikmu akan kurebut, kalau kau tak percaya, tunggu saja waktunya!"
Provokasi Linda yang terang-terangan itu membuat Sheila tak bisa menahan emosinya, dia menangkat tangan lalu menamparnya.
Tamparan ini menguras seluruh kekuatan Sheila, telapak tangannya menjadi mati rasa, tapi Linda tak menghindar, dia menerima tamparan itu.
Ekspresi provokatif di wajahnya hilang dalam sekejap, dia menutupi wajahnya dengan tatapan menyedihkan, "Sheila, Sheila, Sheila kalau kau ada masalah katakan baik-baik!"
Sheila tidak tahu bagaimana dia tiba-tiba berubah menjadi orang lain, suara marah terdengar di samping telinganya, "Sheila, kamu sudah keterlaluan!"
Sheila menoleh, Krisna dan Budi entah datang dari mana muncul di sebelahnya.