prolog
Jemariku meremas rambutnya gemas. Saat lidahnya begitu nakal memberi gerakan memutar pada putingku yang saat ini sudah menegang.
Tubuhku melengkung, nikmatnya tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Saat temponya dibawah sana semakin dipercepat, bersamaan dengan hisapan kuat disekitar d**a - butuh beberapa hari untuk menghilangkan bekasnya nanti.
Matanya selalu menatapku penuh gairah.
"Ahhh faster Koo"
Bibirnya kini beralih menciumku, sangat menuntut. Melilitkan lidahnya begitu lincah membuat bunyi kecipak terdengar begitu indah dikombinasikan dengan bertabrakannya kulit.
"Please, Jin" ciuman lembut mendarat pada keningku saat dia mengucapkan dua kata itu.
Mataku memejam untuk menikmati rasa yang saat ini sungguh sulit untuk dikesampingkan hanya karena permohonannya.
"Shut up Koo!"
Lidahnya kembali menjilati leherku - disertai gigitan kecil pada cuping telinga, sialnya sangat panas dan nikmat.
Sebentar lagi, ahhh.
Entah mengapa saat pelepasanku hampir datang, dengan bangsatnya mengurangi kecepatan menusuk lubangku - wajah tanpa dosanya menatapku penuh harap.
"Jerk, give me more!" sungguh frustasi rasanya.
Kemudian saat penisnya menghujam prostat; membawa rasa lebih dari nikmat. Desahanku bersamaan dengan pelepasan kami berdua.
Sangat suka. Aku dan Jungkook bisa o*****e bersama.
Tubuhnya beralih memelukku dari samping, memberi ciuman-ciuman kecil pada leherku yang masih bersih tanpa tanda - tentu saja kalau dia berani memberi tanda dileher akan kutebas penisnya saat itu juga.
"Jin" suaranya lirih, terdengar sangat menggoda; membuatku ingin melakukannya sekali lagi.
Tanpa menjawab panggilannya, wajahku yang masih menatap langit-langit kamar itu menoleh dan alisku terangkat untuk menyiratkan tanya; apa?
Bibirnya mencuri ciuman singkat, kemudian kembali menatapku - selalu dengan tatapan penuh harap.
"Nikah sama aku, please"
Wajahnya yang begitu terlihat putus asa saat mengucapkannya sama sekali tidak membuatku goyah dari pertahanan diri.
"Thank you, next" ucapku sembari melepaskan pelukannya, dan bersandar pada kepala ranjang.
Masih dengan posisi yang sama, dia mendekatkan kepalanya untuk ditidurkan diatas paha.
"Kim Seokjin"
Sekali lagi, usahanya masih berlangsung.
"Come on. Are u f*****g kidding me?"
Helaan napasnya yang kudengar terakhir kali sebelum akhirnya memilih membersihkan dirinya dikamar mandi.
-Kim Seokjin