Kala nyaris gila ketika pada akhirnya ia pindah ke London. Ketika seharusnya ia bisa merasa senang karena pindah ke sebuah negara maju yang menjadi tujuan impian banyak orang untuk dikunjungi, Kala justru tidak bisa merasa senang sama sekali karena kota itu bagai penjara untuknya. Di tahun pertama kepindahannya, Kala frustasi, hingga ia harus cukup lama berkonsultasi dengan psikiater. Hampir setiap hari ia mengalami mental breakdown dan menghabiskan waktunya dengan menangis hingga tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Pendidikannya pun sempat terbengkalai, tapi Kala sudah tidak peduli lagi dengan itu. Hatinya terlalu sakit karena memikirkan Hamdan dan anak-anaknya yang ia tinggal tanpa pamit sama sekali. Tidak mengetahui kabar apapun dari mereka dan tidak pula bisa memberi kabar membuat ba