Satu
Senin, 10 januari 20xx
20.00
"masuk!" bentak ken
anna pun segera masuk ke dalam mobil ken, duduk dengan perasaan takut dan gemetar. lalu, ken menyusulnya masuk ke dalam mobilnya, mengunci mobilnya dan menatap ke arah jalanan didepannya. hening.. tidak ada sebuah percakapan sama sekali malam itu, hanya suara kendaraan dari luar yg terdengar samar. 15 menit kemudian, ken melajukan mobilnya, pastinya ke apartemen ken. anna sudah paham jika seperti itu, ken sedang menahan emosinya dan akan meluapkan semua saat sudah di apartemen.
tak lama, mereka tiba di sebuah apartemen mewah milik ken. ken memarkirkan mobilnya di basement dan keluar dari mobilnya. seperti biasa, ken selalu berjalan meninggalkan anna, tanpa menggandeng, tanpa berbicara.
di unit ken
ken duduk disofa dan disusul anna yg duduk disampingnya. ken mengambil rokok di sakunya dan menyalakan rokok tersebut, menghisapnya sembari menatap ke arah televisi yg mati. anna tertunduk dengan perasaan yg campur aduk dan mencoba untuk memberanikan diri memulai percakapan.
"k..ken?" sapa anna.
ken tidak menjawab dia terus menghisap rokoknya, sedangkan anna kembali terdiam. tak lama, ken membuang puntung rokoknya ke lantai, dan menginjaknya supaya mati.
"siapa yg suruh lu keluar?" tanya ken dengan nada lembut
"h..hah?
"jawab" bentak ken sembari menatap ke arah anna yg menunduk
"g..gak gak ada, a..aku cuma pengen keluar sama temen aku" jawab anna dengan suara lirih
ken kembali terdiam dan tidak memberikan respon apapun kecuali smirknya, dan ia pun beranjak dari sofa menuju kamarnya.
"ken..." panggil anna sambil menarik pergelangan tangan ken
ken tidak merespon, ia terus berjalan menuju kamarnya, namun anna masih berusaha untuk meminta maaf.
"m..maafin anna" ucapnya dengan air mata yg mulai turun di pipinya
"berapa kali gua makan maaf dari lu? coba lu hitung"
"janji, gak bakalan pergi tanpa ijin dari ken lagi" anna memeluk ken
"janji janji, gua kenyang makan janji lu. basi"
anna mendongakan kepalanya agar bisa melihat wajah ken
"beneran, anna janji"
ken melepaskan pelukan anna, lalu merebahkan tubuhnya ke kasur, menutup matanya dengan lengannya. anna pun naik dan tidur disebelah ken, tidur didadanya sembari memainkan tangannya di atas perut ken
"anna nakal ya ken? anna ga pernah dengerin apa yg ken bilang?" tanya anna dengan nada sedih, ken tidak menjawab.
"anna.. sayang banget sama ken"
"sayang? hahaha"
"beneran, anna sayang banget sama ken"
"gua ngantuk, lu jangan banyak omong. kalo lu mau ceramah mending dimasjid, jangan disini. brisik!" jawab ken ketus
"ken ga kangen ya sama anna?"
"buat apa gua kangen sama lu? sedangkan lu ga pernah dengerin gua. lu sama aja kaya cewe diluar sana, murahan!"
anna terdiam, dan bangkit dari kasur lalu mengambil tasnya.
"anna pamit pulang ya" ucapnya singkat sambil berjalan meninggalkan ken.
"hhhhh, dasar bocah." umpat ken
***
anna berjalan keluar apartemen ken, terus berjalan menuju halte sembari menangis.
"hiks, kamu tau kalo aku sayang sama kamu ken! tapi kenapa kamu jahat banget sama aku, aku pengen lepas dari hubungan ini, tapi kenapa aku ga bisa :( sesayang itu aku sama kamu, ken. please, hargai aku :( hiks.. "
anna menghapus air matanya, mencoba tegar dan bangkit lalu ia melanjutkan perjalanannya hingga ia menemukan sebuah taxi yg melintas. ia memberhentikan taxi tersebut dan langsung masuk ke dalamnya.
anna duduk dan menunduk, melihat jam ditangannya
"jam sebelas" ia menyenderkan kepalanya dibantalan kursi sembari memejamkan matanya.
hhhh, nafasnya sangat berat, sepadan dengan yg ia alami saat ini. bukan, bukan hanya saat ini, tapi sudah 2 tahun. dalam tangisnya, ia selalu berharap bahwa ken pasti akan berubah, entah itu kapan...
anna membuka matanya, melihat ke arah pergelangan tangan sebelah kanannya. bekas cengkeraman tangan ken masih membekas, ia menutupinya agar semua orang tidak mengetahui hal tersebut. tapi tanpa anna beritahu, mereka pun pasti akan tau perlakuan ken kepada anna seperti apa.
***
apartemen anna.
anna langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di sofa, ia memejamkan matanya sambil memijit pelipisnya.
"hhhh" lagi lagi terdengar suara nafas berat anna.
ia terus memikirkan hal yg menurutnya sepele dan ken membesar-besarkannya. bahkan anna tidak yakin, selama ini ken benar-benar mencintainya atau tidak. jika ia memang benar mencintai anna, tidak akan pernah ia sekasar dan setega itu dengan anna. posesif? sebenarnya wajar jika itu tidak berlebihan. anna pun tertidur setelah lelah memikirkan hal yg baru saja ia alami.
***
Selasa, 11 januari 20xx
08.00
anna baru saja terbangun dari tidurnya, ia berjalan ke arah jendela dan membuka tirai agar cahaya masuk. lalu ia duduk dan kembali memikirkan hal itu, anna terlihat gelisah, menggigit bibirnya, dan terus mencari cara agar ken tidak marah lagi padanya.
11.00
apartemen ken.
anna langsung masuk kedalam apartemen ken, karna anna yakin ken masih tertidur. ia masuk kedalam kamar ken dan melihat ken sedang tidur dengan beberapa botol minuman dibawah ranjangnya.
"astaga, pasti ken mabok semalem" anna menggerutu sembari membereskan botol-botol tersebut.
setelah selesai, anna menyiapkan makan siang untuknya dan ken. tepat setelah anna selesai masak, ken terbangun.
"haiiiii... selamat siang, baru bangun?" sapa anna dengan senyum manis terpampang diwajahnya.
ken? seperti biasa, dia acuh dan langsung duduk di sofa.
"ken, mandi dulu abis itu sarapan bareng ya" ucap anna lembut
***
setelah makan siang, ken dan anna menonton film tanpa ada perbincangan apapun. lalu...
"huekkkkk.. hhuekkk"
anna langsung berlari ke arah kamar mandi, dan ken mulai terlihat panik
"buka pintunya!" bentak ken dari luar kamar mandi
toktoktok
ken terus mengetuk pintu kamar mandi agar anna membuka pintunya. tak lama anna keluar dari kamar mandi dengan wajah yg pucat.
"lu kalo sakit gua anter ke dokter" ucap ken sedikit cemas
"gak, aku gak papa kok. kita lanjut nonton aja" jawab anna ramah dengan senyuman diwajahnya. itu adalah satu hal yg membuat ken sedikit tenang..