Tasya cukup terkejut mendengar ucapan Lala. Dia tak menjawab melainkan berjalan cepat menuju ke depan gedung di mana acara dilaksanakan. “Mas Rendi!” Tasya memekik sambil berjalan cepat. Highheel lima belas senti membuat dirinya tak bisa berlari, padahal hatinya sudah ingin segera tiba di mana Rendi sedang berhadapan dengan dua orang polisi. “Maaf, Sya!” Hanya itu ucapan dari mulut Rendi. Pak Harsuadi, Ibu Kamelia, Tisya dan Hengki turut menghampiri Tasya yang mematung mendengar kata maaf dari calon tunangannya itu. “Mas, kamu mau ke mana? Kenapa ada polisi segala, Mas?” Tasya gemetar, menatap Rendi yang tangannya sudah terborgol. Lelaki itu hanya menggeleng. “Lupakan aku, Sya! Maaf!” Lagi-lagi hanya kalimat itu yang lolos dari mulutnya. Kedua netra Tasya sudah basah. Rasanya