“Awas saja, kamu pemulung sialan! Bersiaplah bersimpuh di kakiku untuk memint ampun! Aku akan menututmu! Kalau perlu segera menyeretmu ke kantor polisi biar kamu nangis darah sekalian!” gerutu Tasya sambil menunggu panggilannya terhubung.
Panggilan telepon terhubung. Suara berat seorang pria yang dirindukannya terdengar dari seberang sana.
“Hallo, Sayang! Ada apa?” Rendi menyapa kekasihnya. Bayangan liarnya langsung bermunculan ketika suara manja Tasya terdengar merajuk.
“Mas, mobil aku penyok,” ucap Tasya sambil mencebik manja.
“Kok, bisa?” Suara Rendi seolah tak percaya.
“Ada pemulung gila, Mas! Dia gebukin mobil aku! Kamu kapan bisa ke rumah? Aku pengen buat perhitungan sama itu pemulung gila!” Tasya berbicara menggebu-gebu.
“Besok malam saja kita ketemuan di hotel lagi, ya! Nanti aku bantu beresin semuanya! Kamu mau apakan pemulung itu tinggal pilih saja,” ucap Rendi dari seberang sana.
“Emhhh, besok malam di hotel yang kemarin, ya? Gak nginep ‘kan? Soalnya mama sama papa aku ada di rumah!” ucap Tasya takut-takut. Jika kedua orang tuanya tahu apa yang dilakukannya, maka habislah dia. Rendi terkekeh dari seberang sana.
“Sebentar saja, di kamar yang kemarin lagi nanti ku booking. Paling dua jam lah! Nanti aku anter pulang!” ucapnya menggoda Tasya.
“Hmmm, oke deh! Nanti aku ke sana! Tapi kamu janji, bantu aku jeblosin pemulung kampungan it uke penjara!” ucap Tasya pada akhirnya.
“Beres, Sayang! Semua demi kamu! Apapun akan kulakukan!” ucap Rendi sambil tertawa lebar. Akhirnya kesenangannya akan kembali terpuaskan. Dua jam bersama Tasya sudah terbayang-bayang adegan apa yang akan terjadi nanti di antara mereka berdua. Membuat hatinya berbunga-bunga.
Tasya menutup panggilan. Tisya yang tengah menyetir, menoleh.
“Kamu ngomongin apa sama Rendi, Sya? Kok bahas hotel-hotel segala! Jangan bilang kamu mau ditiduri si Rendi, ya, Sya! Bisa digantung sama Papa kalau dia tahu!” ucap Tisya sambil menatap tajam wajah adiknya.
Tisya memalingkan muka. Tatapan Tisya cukup membuatnya gugup.
“Mana adalah, Mbak! Aku sama Rendi cuma makan-makan doang, kok. Kan di hotel ada resto juga! Emang kamu mikirnya kami ngapain, dasar otak m***m!” ejek Tasya. Mencoba menutupi kegugupannya karena ternyata kakak perempuannya sudah mulai curiga.
“Ya, syukur kalau emang enggak! Soalnya kalau dipikir-pikir, aneh saja. Si Rendi ujug-ujug ngasih kamu mobil. Mana ada zaman sekarang barang semahal ini gratis.” Tisya berucap tanpa menatap ekspresi wajah Tasya yang sedikit pucat. Dia takut kakak perempuannya itu berbicara di depan Papa dan Mama mereka tentang kecurigaannya.
“Sudah! Sudah! Males banget bahas itu! Bilang aja Mbak Tisya sirik kan sama aku!” gerutu Tasya karena sudah merasa terpojok dan takut rahasianya terbongkar.
“Eh, kamu kok ngomongnya gitu, Sya! Mbak Cuma khawatir sama kamu! Ya syukur kalau kamu gak kenapa-kenapa!” ucap Tisya sambil melirik ke arah Tasya yang tampak merengut kesal.
Mobil yang mereka tumpangi terus melaju pulang. Tak banyak lagi percakapan di antara keduanya semenjak membahas hal yang membuat hati Tasya merasa tersinggung itu. Menurutnya Tisya terlalu ikut campur.
***
Pagi itu Rendi datang ke kantor dengan wajah sumringah. Bagaimana tidak, sepulang kerja dirinya akan kembali bergumul dengan Tasya. Gadis seksi yang membuatnya mabuk kepayang.
“Pagi Pak Rendi!” sapa seorang bagian admin dengan memasang wajah yang dimanis-maniskan. Rendi menatap Rika sekilas lalu mengangguk dan berjalan menuju ruangannya.
“Aa Rendi!” Rika yang merasa dicuekkan, akhirnya memanggilnya dengan panggilan mesra ketika mereka jalan di luar.
Rendi menghentikan langkah. Dia memutar tubuh dan menatap Rika dengan kesal. Rendi mendekat kembali pada Rika.
“Rika, ini kantor! Saya ini atasan kamu! Tolong jangan menyebut saya dengan panggilan itu, ngerti?” Rendi menatap wajah perempuan dengan make up lengkap itu. Mulai dari maskara yang membuat bulu matanya tampak lebat, lengkungan alis yang tergurat jelas, blush on yang membuat pipinya tampak memerah dan lipstick berwarna orange yang dulu merupakan warna kesukaannya.
“Habisnya, akhir-akhir ini kamu selalu nyuekkin aku kayak gitu! Malam minggu aja gak pernah ngajakin aku jalan!” ucapnya cemberut manja.
“Rika tolong ikut ke ruangan saya!” ucap Rendi dengan tetap menjaga wibawa. Dia melirik beberapa orang pegawai lainnya yang sudah berdatangan.
Rika mengekor lelaki dengan rambut cepak itu. Tampilan Rendi memang seperti binaragawan. Ditambah dengan postur tubuhnya yang menunjang. Tidak salah, kalau korbannya bukan hanya satu atau dua perempuan.
Rendi menutup pintu ruangannya yang terbuat dari kaca. Lalu menutup tirai yang menjuntai. Dia menatap lekat-lekat wajah Rika.
“Kamu kenapa, sih, Ay? Akhir-akhir ini ngambekan mulu?” Rendi menjawil dagu Rika.
Rika menepis tangan Rendi. Hatinya masih kesal dengan perubahan drastic lelaki yang sudah mengajaknya bermimpi untuk menjadi nyonya manager.
“Kamu kenapa berubah? Bahkan sekarang gak pernah lagi ngajak aku jalan! Dulu kamu selalu muji aku, katanya aku jago di atas ranjang. Pelayanan aku memusakan! Sekarang, bahkan kamu tak pernah lagi menyentuhku lagi! Jangan-jangan kamu sudah punya perempuan lain, ya?” Rika menatap lelaki itu tajam.
Rendi berdecak kesal. Rupanya Rika cukup berani juga melabraknya, bahkan sebelum dia melihatnya jika dirinya berhubungan dengan Tasya.
“Ay, please! Aku lagi banyak kerjaan! Aku sibuk. Meeting sana sini! Kamu sabar lah.” Rendi menatap Rika. Lalu dia tersenyum menyeringai.
“Atau kamu sudah kangen banget, ya? Mau sekarang? ” bisiknya di dekat telinga Rika. Wajah Rika sontak merona karena memang dirinya tengah merindukan belaian lelaki itu kembali seperti dulu. Namun, Rika tetap mempertahankan egonya. Saat ini dia sedang marah.
“Awas saja kalau kamu berani main perempuan lain! Aku gak akan malu menyebarkan video kita berdua ke muka umum! Aku sudah telanjur kehilangan segalanya juga karena kamu! Biar saja semua orang tahu kalau kamu sudah merenggut mahkotaku! Biar reputasi kita hancur bersama,” ucap Rika dengan Berani.
Sontak semua kalimatnya membuat wajah Rendi memucat. Bagaimanapun reputasinya akan hancur berantakan jika Rika benar-benar melakukan hal itu.