Cahaya mentari begitu menyengat dengan sinarnya yang kuning keemasan, menyapa seorang pria dengan banyak luka lebam di sekujur tubuh nya. Samar-samar terdengar suara tumbukan yang berbunyi berulang-ulang, mengusik gendang telinga Zidan yang masih memejamkan matanya. 'Siapa disana?! Apakah aku sudah tiada? Mengapa rasanya berat sekali untuk bangun dari mimpi ini? Akankah ini nyata?'. Batin Zidan berkecamuk dengan mata dan tubuh masih diam, enggan untuk bergerak. Karena memang tubuhnya seakan terpaku di tempat. Sosok pria dengan balutan perban di bagian kepala, serta sebagian d**a dan punggung itu mencoba sebisa mungkin untuk menggerakkan kelopak matanya. Sekuat tenaga Zidan mencoba untuk membuka matanya, serta menggerakkan tubuhnya. Namun, yang ada, Zidan seakan semakin jauh terbaw