David diam beberapa saat mendapat serangan pertanyaan yang menohok hatinya. Baginya, jika orang yang di cintai akan menjadi milik orang lain, apa yang perlu di perjuangkan? Namun, sikapnya yang tiba-tiba menjauh, membuat Nabila yang selalu menyandarkan diri pada David merasa bahwa sikap David sangat egois. Karena dari awal Nabila menganggap David adalah sahabat. “Mengapa kau diam. Vid? Katakan yang sejujurnya tentang perasaanmu! Aku ingin mendengarnya langsung darimu, bukan orang lain.” Nabila menekankan lagi perkatannya. David yang semula diam tanpa respon yang pasti. Seketika menatap retina indah di depannya dengan tegas dan penuh harga diri. “Aku memang mencintaimu, Nabila Keisya Sunjaya. Aku mencintaimu sejak awal kita di tempatkan pada misi yang sama. Apakah kau tahu, seberapa sa