Jangan Pernah Mendikte Hati

1018 Words

            “Yala kamu belum tidur nak” tanya ibu ketika melihat lampu kamar Yala masih terang benderang. Biasanya ketika Yala tidur lampu utama di matikan dan hanya menyalakan lampu tidur di meja kecil samping tempat tidur.             “Ibu,Yala belum tidur. Loh, ibu belum tidur, rain sudah tidur dari tadi bu”. Ibu masuk ke kamar Yala dan duduk di samping ranjang Yala. Wajahnya tampak serius, Yala jadi menerka-nerka apakah yang akan dibicarakan oleh ibunya. Memang sejak kepulangan dari rumah paman tadi, ibu terlihat berbeda. Entah apa yang terjadi di rumah paman.             “Tadi di rumah paman, ibu dengar celotehan istri pamanmu. Ko nggak nikahkan kamu lagi Yal, biar nggak kelamaan sendiri dan bar ada yang jagain kita. Di rumah kan nggak ada sosok laki-laki. Bahaya katanya. Ibu ngga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD