Strawberry 31

1308 Words

Tapi, langkah Clara tiba-tiba berhenti. Ia berbalik ke arah Sebastian lagi dan dengan cepat menyentuh kening lelaki itu. Sebastian terkejut dan terdiam dengan wajah memerah. Baru kali ini wajahnya dekat sekali dengan Clara. Jantungnya bahkan sudah seperti gendang yang dipukul-pukul. "Oh, panasmu sudah turun ! Pantas saja kau bisa mengoceh ngawur seperti tadi. Apa masih ada yang sakit ?" tanya Clara. "Ti... tidak ada ! Aku baik-baik saja ! Panasku pun sudah turun ! Kau tenang saja ! Aku tidak akan merepotkanmu kok !" jawab Sebastian gugup dan suaranya meninggi aneh. Clara mengenyit ke arahnya. "Tapi, kenapa wajahmu masih merah begitu ? Sini kuperiksa. Kau seharusnya tidak langsung bekerja saat baru sembuh seperti ini." Clara kembali mendekat ke arah Sebastian yang mengelak. "A... ahh !!

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD