episode 22

1194 Words

Dave mengendarai mobilnya mencari Cafe lainnya, Fani memperhatikan wajah Dave yang masih terlihat kesal. "Sayang, apa kau masih kesal dengan kejadian tadi?" tanya Fani. "Tentu saja Sayang, aku tidak terima dia menghinamu begitu saja, seharusnya kau tidak perlu memaafkannya agar aku bisa memberikan dia pelajaran," jawab Dave. "Sayang, kau tidak boleh melakukan itu apalagi kalau sampai menutup Cafenya kasihan Pak Doni, ia masih memiliki tanggungan anak-anaknya," ucap Fani. Dave memberhentikan mobilnya di tepi jalan, Dave merasa kesal mendengar ucapan Fani yang masih peduli dengan orang yang sudah menyakitinya. Dave menghadapkan tubuhnya ke arah Fani dan menatap Bola mata indah milik Fani. "Sayang, kenapa kau selalu saja memikirkan orang lain, dan aku juga tidak habis pikir bagaimana dul

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD