When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
*** Hari-hariku telah bersandar pada rongga tubuh letak jantungnya dengan semua angan yang ku serahkan penuh, meski diriku tak dapat menyeruak semua tentang dia rasa itu berangsur musnah saat aku menatap senyum hangatnya merekah. Jeratannya tidak menjadi keputusasaan lagi bagiku, karena tangannya menggenggam erat setiap celah jemariku dan hati ini turut terlibat dalam ketenangan. Sorot mata yang terpancar dari warna abu-abu cerahnya tetap menjadi hal yang menuntut ku berada di setiap dekapan keegoisan suamiku. Peraturan di atas aturannya adalah perkara mudah bagiku sekarang. Banyak hal yang tidak menarik lagi untuk aku ketahui, menjejak pasti pada kehidupan baruku lebih berwarna__mungkin aku akan memoles warna abu-abu terlebih dahulu pada lukisanku ini__. Aku melipat kedu