Bab 6. Suami gak ada akhlak

1624 Words
Hanin kesal dengan Raka yang cepat luluh dengan kelembutan hati Zeelia. Dan Raka hanya tersenyum menanggapi kekesalan istri keduanya. “Sudah sayang sebaiknya kita sarapan dulu keburu terlambat nanti.” Ajak Raka pada Hanin. “Tapi aku gak mau bekas mbak Zeelia mas.” Rengek Hanin, dengan sabar Raka menukar nasi miliknya dengan milik Hanin.. “Ayo cepat makan, nanti kita bisa telat.” Kata Raka yang lembut dan perhatian pada Hanin bahkan Raka sama sekali tak bisa marah dengan apa pun yang Hanin lalukan. “Rasanya lama sekali aku tidak makan masakanmu Zel, aaa.. kenapa aku jadi merindukanmu begini.” Kata Raka dalam hati sembari menyantap sarapannya. “Mas nanti kamu minta mbak Zeelia buat masakin kita sarapan sama bekal makan siang ya, biar kita bisa hemat.” Usul Hanin yang di angguki oleh Raka dengan senyum mengembang. “Iya sayang, nanti aku akan bilang sama Zeelia.” Jawab Raka. Raka tak bisa menolak apa pun yang istrinya inginkan, ucapan Hanin adalah perintah yang harus di lakukan. dan Raka akan menurutinya dengan senang hati. “Lumayan lah ada yang masakin dari pada beli, aku sih ogah kalau di suruh masak.” Batin Hanin. Selesai menghabiskan sarapan Raka dan Hanin langsung pergi ke kantor. Tak lupa Raka mengunci pintu rumahnya dengan kunci duplikat yang di simpan pribadi. ***** Sedangkan di kantor Zeelia merasa sangat kesal dengan sikap Raka yang berat ke istri keduanya. Zeelia kini mengerjakan pekerjaannya sambil makan kue bolu yang di belinya di jalan saat berangkat ke kantor. “Kamu belum sarapan Zel?” Tanya Rendy mengejutkan Zeelia yang fokus dengan komputernya. “Eh.. Pak Bos, maaf ya Pak tadi saya buru-buru jadi tidak sempat sarapan.” Kata Zeelia sungkan karena kedapatan bekerja sambil makan. “Kamu sarapan saja dulu di kantin, kan gak lucu kalau kamu pingsan gegara belum sarapan. Hehe..” Canda Rendy dengan kekehkan kecil. Zeelia ikut terkekeh mendengar candaan Pak Bosnya. “Tidak perlu Pak, bolu ini saja sudah cukup kok lagi pula ini bolu ke tiga yang sudah saya makan. Hehe..” “Ya ampun, ternyata banyak juga makananmu ya Zel.” Sambar Antony yang baru datang. “Aiss.. Pak GM ini jangan di perjelas jugala!” Kesal Zeelia yang di tertawakan oleh Rendy dan Antony. “Sebaiknya kamu sarapan saja dulu di kantin Zel, jangan sampai kau tidak konsentrasi gara-gara gak sarapan.” Kata Rendy yang kemudian melangkah masuk ke dalam ruangannya bersama Antony. TING! Zeelia mendengar bunyi pesan ponselnya, dia mengambil dan melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya. Seketika Zeelia terbatuk saat membaca pesan itu. Mas Raka: Zel, mulai besok aku minta kamu buatkan sarapan dan bekal setiap hari untukku pagi dan Hanin. Begitulah kira-kira isi pesan dari Raka dan itu membuat Zeelia geleng-geleng kepala. Dia heran sama suaminya yang semakin hari semakin seenaknya sendiri. “Gila sih ini mas Raka, masak aku mau di jadikan babu sekarang. Dasar suami gak ada akhlak.” Gumam Zeelia kesal dan meletakkan kembali ponselnya tanpa membalas pesan dari Raka. “Sudah dari awal aku kerja lagi dia gak kasih uang belanja, eee.. ini malah minta di masak in setiap hari. Dasar orang gak tahu malu!” Zeelia terus menggerutu sambil kembali mengerjakan pekerjaannya yang masih tinggal sedikit lagi. “Lo kenapa Zel, Sakit?” Tegur Freya sambil meletakkan beberapa berkas di meja kerja Zeelia untuk di cek lagi sebelum di berikan pada Pak Bos. “Jangan ganggu deh Eya, gue lagi kesel jadi cepat pergi sebelum gue sembur ya.” Ancam Zeelia pada Freya rekan kerja sekaligus sahabatnya itu. “Lagi pms ya lo Zel, kok jadi serem gitu?” Tanya Freya yang langsung ngibrit lari kembali ke ruang kerjanya. Zeelia terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu. ***** 10 menit sebelum jam pulang, Zeelia mendapatkan pesan dari Raka. Mas Raka: Sudah pulang belum? Zeelia tersenyum membaca pesan dari suaminya yang tiba-tiba perhatian padanya. Zeelia : Belum mas, kenapa? Mas Raka: Aku jemput, tunggu aku datang dan jangan pulang sebelum aku datang. Zeelia tersenyum membaca pesan Raka, tiba-tiba dia teringat masalah yang terjadi di dalam rumah tangganya. Seketika senyum Zeelia langsung menghilang. “Kalau ada maunya aja sok manis sok perhatian begini.” Gerutunya kesal, lalu dia memasukkan ponselnya ke dalam tasnya dan membereskan meja kerjanya. Zeelia masuk ke ruangan Pak Bos sambil membawa berkas yang harus di tandatangani hari ini juga. “Permisi Pak Bos! Ini berkas yang harus di tanda tangani sekarang. Karena besok pagi kita ada pengecekan pembangunan mall.” Zeelia mengingatkan. “Aku belum terlalu tua banget kok Zel, aku juga belum punya cucu jadi masih pantas di bilang muda. Hehe..” Jawab Rendy terkekeh. Zeelia tersenyum mendengar candaan Pak Bos. “Kamu pulang dulu saja Zel, sudah lewat jam kerja kamu juga ini.” Kata Pak Bos. “Terima kasih Pak Bos, kalau begitu saya permisi.” Pamit Zeelia, lalu dia keluar dari ruangan Pak Bos dan mengambil tasnya untuk segera pulang. Mobil Raka sudah terparkir di halaman kantor tempat Zeelia bekerja. Zeelia menghembuskan nafasnya dengan malas karena melihat Hanin juga ada di dalam mobil. Dengan langkah ogah-ogahan dia berjalan ke pintu belakang dan duduk di kursi penumpang. Baru juga duduk Hanin sudah berulah. “Mbak Zeelia kok baru keluar, kan jam kerja sudah selesai dua puluh lima menit yang lalu mbak?” Tanya Hanin membuka percakapan. “Iya, dan apa masalahnya?” Tanya Zeelia yang suara di bikin selembut mungkin. “Ya enggak ada si mbak, cuma heran aja kok Mbak baru mbak Zeelia baru keluar?” Tanya Hanin yang ingin memancing kecurigaan dari Raka. “Aku hanya menyelesaikan pekerjaan untuk esok hari dengan Pak Bos.” Jawab Zeelia dengan santai. “Menyelesaikan pekerjaan juga harus ingat jam juga kali Zel.” Kata Raka dengan nada yang tak suka. “Jangan lupa kalau aku Sekretaris Pak Rendy, jika kamu lupa aku pulang setelah pekerjaan Pak Rendy selesai. Seharusnya kamu paham mas kan sebelum kita menikah aku juga Sekretarisnya Pak Rendy. Kenapa baru sekarang kamu protesnya?” Tanya Zeelia kesal dengan suara yang agak keras. “Aku itu tanya baik-baik padamu kok kamu malah nyolot?” Kata Raka sudah terpancing emosi. “Aku tidak nyolot ya mas, selama ini aku bekerja kamu tak pernah protes seperti ini mau nunggu aku selama apa pun itu. Tapi kenapa kamu tiba-tiba..” Kata Zeelia terhenti ketika sadar jika Hanin sengaja memancing keributan antara dirinya dan Raka. “Astaga! Dasar iblis, kau ingin aku terlihat buruk di mata mas Raka. Oke aku akan meladenimu lihat saja nanti.” Kata Zeelia dalam hati, dia geram sama Hanin. Dan ini juga kenapa Raka tak lagi percaya padanya. “Ingat Zel jika kamu bersuami jadi kamu harus menjaga martabatmu sebagai seorang istri. Atau kamu punya hubungan dengan Pak Rendy itu?” Tuduh Raka, dan itu membuat Zeelia sangat terkejut. Hanin mengelus lembut lengan Raka untuk menenangkan. “Mas Raka tidak baik menuduh Mbak Zeelia seperti itu.” Kemudian Hanin melirik Zeelia yang terkejut dengan senyum liciknya. Dan itu tertangkap oleh mata Zeelia. “Oke kita mulai dramanya pelakor gila.” Kata Zeelia dalam hati. “Aku tidak menyangka mas kamu menuduhku seperti itu. Selama ini aku tidak pernah menanyakan keberadaanmu saat kamu tidak pulang karena aku percaya sama kamu mas. Tapi apa yang aku dapat, kamu selingkuh di belakangku bahkan kamu menikahinya tanpa persetujuanku mas Raka.” Kata Zeelia lembut tapi ada nada kekecewaan. Kemudian Zeelia menutup wajahnya dan mulai menangis. Saat mereka sudah tiba di rumah, Zeelia langsung keluar dari mobil Raka dan berlari ke dalam rumah. Raka yang melihat Zeelia berlari ikut keluar, dia ingin minta maaf pada istrinya karena merasa bersalah. “Kamu mau ke mana mas?” Cegah Hanin yang ikut turun sambil mencekal pergelangan tangan Raka. “Sayang kamu tunggu di mobil bentar ya, mas ingin bicara dengan Zeelia dulu.” Kata Raka melepaskan tangan Hanin lalu dia pergi ke dalam meninggalkan istri keduanya. “Mas tunggu.. mas..” Teriak Hanin saat Raka berlari masuk mengejar Zeelia. “Dasar wanita sialan! Lihat saja nanti aku akan menghancurkan rumah tanggamu.” Kata Hanin penuh dendam. Sedangkan Zeelia, dia langsung menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Zeelia yang melihat Raka mengejarnya pun tersenyum senang smrik. “Sekarang kau pasti kesal kan rubah licik.” Gumam Zeelia dengan senyum liciknya. “Zel..” Panggil Raka yang menyusulnya ke dalam kamar. Zeelia berdiri di depan pintu balkon kamarnya. “Ada apa lagi mas, kamu mau menuduhku lagi hmm? Apa kurang ku mas? Bahkan aku terima pengkhianatanmu mas. Kamu selingkuh, kamu diam-diam menikah pun aku masih terima. Apa kamu tahu mas aku menahan rasa sakit hatiku saat berkhianat?” Zeelia mengeluarkan unek-uneknya dengan suara semenyedihkan mungkin. Dengan langkah perlahan Raka mendekati Zeelia dan langsung memeluknya dari belakang. Sebenarnya Raka sangat merindukan istrinya ini. Apa lagi dia menghirup aroma khas tubuh Zeelia yang semakin ingin menyentuhnya. “Maafkan aku Zel, itu semua karena aku menginginkan kehadiran anak di tengah-tengah kita. Kamu kan tahu kita sudah tiga tahun menikah tapi belum juga ada anak di antara kita. Aku janji akan adil sama kamu kan Hanin. Aku sangat mencintaimu Zeelia.” Kata Raka yang mulai menciumi leher dan belakang telinga Zeelia. Zeelia yang lama tidak merasakan sentuhan suaminya pun jadi terlena dengan sentuhan-sentuhan dari suaminya. Sedangkan Raka dia sungguh-sungguh merindukan tubuh istrinya itu dan Raka larut dalam gairahnya yang sudah dia ciptakan sendiri. Raka sampai tak ingat jika Hanin istri keduanya sedang menunggu di mobil. “Aku sangat merindukanmu sayang.” Kata Raka dengan mata berkabut gairah saat berhadapan dengan Zeelia. Zeelia dengan susah payah menahan hasratnya yang sudah tersulut karena dirinya yakin mereka tidak akan berhasil bercinta. Hanin yang sudah menunggu lama jadi curiga karena Raka tak kunjung keluar dari rumah itu. Dan benar apa yang ada di pikirkan Zeelia, tiba-tiba pintu kamarnya di buka dengan kasar. BRAAKKK! “Mas RAKA!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD