Chapter 2 : Paksaan

980 Words
Senyuman tulus serta sapaan yang sudah familiar itu dibalas dengan cengiran lebar Afisya. “Haii, Pak. Gimana sehat?" ujar Afisa seraya mengulurkan tangan nya, bermaksud untuk berjabat tangan denga Pak Sutono. Pak Sutono yang menangkap maksudnya itu pun , segera menerima uluran tangan. "Alhamdulillah baik, mba” jawabnya masih dengan senyuman dibibirnya itu. “Tumben mba kesini pagi, biasanya malam. Ada apa toh?" lanjutnya penasaran. Ya memang benar bahwa biasanya, Afisya akan mengunjungi kantor hanya pada saat malam tiba. Tepat pada saat orang-orang kantor sudah pada kembali kerumah mereka masing-masing. Aneh memang tapi itu lah Fisya. “Jujur aku juga ngga tau pak" Ucap Fisya dengan suara lemah nya. “aku disuruh sama ibu, buat ketemu bu Tatik" lanjutnya. “oh iya mba, ada kok di dalam. Mau masuk sendiri atau mau dipanggilkan?” Fisya tersenyum .”Bapak aja, aku nunggu di sofa ya” jawabnya lalu terkekeh garing. Fisya memilih duduk di sofa seraya menunggu kedatangan Ibu Tatik. Sambil menunggu, dia sedikit memperhatikan ruangan disekitarnya. Dan perhatian nya jatuh pada figura besar yang terpasang sempurna di dinding berwarna nude. figura yang berisi gambar kendaraan roda empat, yang diketahui ber-merk Toyota HIACE dengan logo yang terpasang rapih di body mobil itu. "Moon Shuttle?” ujar Afisya pelan. Setahu diri nya, Perusahaan milik Tante nya itu tidak ada yang bergerak dalam dunia per-Shuttle-an. tapi kenapa figura itu dipasang tepat diantara figura-figura lain nya. Entahlah, Afisya tidak ingin mengurusi hal itu. Lalu tidak lama kemudian, keluarlah wanita berusia sekitar empat puluh tahunan dengan gamis tosca panjang nan anggun . Berjalan menghampiri Afisya dengan senyum manis dibibir pucatnya. Ibu Tatik, wanita dengan tiga orang anak yang masih sangat giat dalam bekerja. Afisya yang mengetahui kedatangan beliau pun, mencoba memperbaiki posisi duduknya itu dan tersenyum tipis kearahnya. “Haii, Bu" sapa nya ceria. Lalu dia pun meenepuk-nepuk ruang kosong di sofa itu. ”Sini duduk sama aku, hehe” lanjut nya, mengajak Ibu Tatik untuk duduk disamping nya. Ibu Tatik yang melihat tingkah Afisya itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya. “Dasar" jawab nya singkat. Akan tetapi, beliau menuruti keinginan Afisya itu untuk duduk disamping nya. Jangan lupakan Pak Sutono, beliau pun masih setia mengawal dengan duduk di sofa lain nya. Dan Afisya hanya tersunym melihat itu. “Jadi?" tanya Ibu Tatik, to the point. Afisya yang mendengar satu kata itu pun langsung memutar mata nya, lalu menghembusakan nafas nya ringan. “Aku.. ngga tau” jawabnya dengan nada lesu. “Eh? Gimana? yang jelas ah. Saya sibuk tau” “Dih.. pura-pura sibuk” ujar Fisya dengan nada menggoda nya. lalu setelahnya terkekeh bersama dua orang dewasa itu. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi diantara mereka, bukan karena Afisya tidak sopan, bukan. Hanya saja mereka merasa lebih nyaman seperti itu. Dan Afisya pun masih tetap menghormati mereka sebagai orang yang lebih tua dari diri nya. Setelah puas dengan sedikit gurauan receh khas mereka, Ibu Tatik pun mulai berdehem. “Serius ah.. kenapa?” ujarnya. “Ih aku juga serius. Aku disuruh sama ibu kesini, tapi aku bingung sebenarnya ada apa” tutur Afisya dengan suara khas nya. “Oh.. Itu saya baru ingat. Kemarin Ibu bicara sama saya, kalau nanti kamu harus kerja disini. Bantu-bantu di Shuttle” ucap Bu Tatik dengan nada semangat nya. Entahlah dia terlihat begitu bersemangat menyampaikan kabar itu. Sedangkan Afisya sedikit terkejut mendengarnya. Benarkah ini? Bekerja dengan jalan se-instan ini? Wow.. it’s Amazing. “Heh. Bengong aja” tegur Bu Tatik dengan sedikit mengguncang bahu Afisya, karena setelah dia menyampaikan kabar itu yang dia lihat hanya ekspresi lugu Afisya yang sedang melongo dengan mulut sedikit terbuka. Afisya menatap kearah Pak Sutono meminta penjelasan. "Masa sih, Pak?” tanya nya singkat. “Heh. Nggak sopan, kan saya yang kasih kabar, kamu nanya ke saya dong" “Yaudah gimana ini tuh maksudnya? Serius deh Bu, aku kok bingung ya.” “Jadi intinya mulai sekarang, kamu resmi menjadi crew perintis di bidang Shuttle. Dan-” ucapan Bu Tatik terhenti ketika seorang pria dengan postur tubuh tinggi serta tegak. Berjalan dari arah pintu masuk, mengarah kepada pintu yang menghubungkan antara ruang tnggu dengan ruang kerja. Namun sesaat sebelum Pria itu menyentuh gagang pintu nya, Pak Sutono berseru memanggil pria itu. “Mas” Ujar nya singkat, namun dapat menghentikan pergerakkan pria tersebut. “Iya, pak” jawab nya lalu dia pun memutar arah nya jadi berjalan mendekati mereka bertiga yang sedang duduk di sofa. “Ada apa?” lanjutnya singkat. “Nah benar. SIni kamu, duduk” ujar Ibu Tatik dengan semangat pula. Lalu kemudian, pria itu pun ikut duduk tepat disamping Pak Sutono, dengan tanpa banyak bicara. Setelah dirasa nyaman, dia pun menatap Ibu Tatik dengan wajah bingung nya. “Jadi?” tanya nya. “ Nah, Sya. Ini Fero. dia juga salah satu perintis nya. Dan kamu akan banyak belajar dari dia. Okey?" Afisya yang mendengar hal itu pun kembali melongo. Apakah dirinya sudah menyatakan kesiapan nya untuk menjadi team perintis? Belum, kan? lantas kenapa beliau berbicara seolah-olah Afisya telah meng-iya-kan permintaan Tante nya itu? “Okey?” Ibu Tatik kembali menegur nya dan meminta nya untuk menyetujui nya. “Wait.. Aku kan belum-" “Okey?” tanya nya kembali. “Sudah mba, Iya in aja” Pak Sutono ikut bersuara. “Tap-” ucapan Fisya terhenti. Sedikit memutar mata nya jengah. “Fine! Aku mau” lanjutnya dengan wajah masam nya. Yang tentu saja di balas dengan wajah-wajah gembira dari Ibu Tatik dan Pak Sutono. Sedangkan pria itu, hanya diam tanpa suara sedikit pun. “Gitu dong.. nah kalau gitu, sekarang kamu ikut Fero untuk langsung mulai bekerja hari ini juga” ujar Ibu Tatik dengan wajah bahagia nya, lagi. Dan, lagi. Afisya yang terkejut hanya bisa melongo dengan mulut terbuka nya. "Ta-tap-” ujar nya terbata, yang langsung mendapat gelengan kepala dari Ibu Tatik. yang artinya tidak menerima segala bentuk penolakan. ToBeContinue ………
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD