CEO TAMPAN DAN GENDERUWO BURUK RUPA

1103 Words
Di mini seri Hantu kocak yang ke tujuh ini. Author mau coba ngangkat kisah seorang Ceo Tampan dengan Hantu si buruk rupa. Request atau kiriman dari Kinan Riau, Salam Riau?. Kisah ini berawal ketika saham di Gordon company menurun drastis. Memaksa seorang CEO tampan bernama Frans harus terjun langsung menanganinya. Perusahaan Gordon company. Sebuah perusahaan yang bergelut di bidang furniture. Peninggalan sang mendiang Ayahanda, kini harus mobat mabit dan hampir mengalami gulung tikar karena Investor memutuskan untuk mencabut semua sahamnya. Pusing sudah pasti pusing. Begitulah yang di rasakan Frans seorang CEO tampan yang berstatus masih bujang di usianya yang sudah genap 30. Frans harus rela bekerja keras membuang waktu bersenang senangnya, Mencari kepercayaan para Investor untuk mengembalikan kejayaan perusahaanya. Hingga pada beberapa bulan kemudian. Frans berhasil mengembalikan kejayaan perusahaan walau hanya 80% saja. Suasana Kantor kini telah sepi karena waktu sudah menunjukan jam 22:00 malam. Frans yang tertidur karena lelah setelah meeting, kini dirinya telah bangun karena rasa laparnya. Dengan malasnya Frans keluar dari ruang kerja menuju kamar toilet untuk sekedar membasuh wajahnya. Gubras ... gubras ... Frans membasuh mukanya, berharap rasa kantuk akan terbawa air yang mengalir dari wajahnya. Cetrek Suara saklar lampu terdengar jelas, dan kini lampu kamar toilet mendadak mati menjadi gelap gulita. "Siapa itu?" seru Frans sambil menutup kran air dan kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menyalakan senter lampunya. Lampu kembali menyala dan kemudian mati kembali seolah ada seseorang yang sedang memainkan saklar lampunya. Kelotrak ... Kelotrak ... Entah suara apa itu Frans sendiri tidak tahu. Frans terus melangkah mengikuti arah suara yang terdengar jelas di telinganya. "Sepertinya suara itu berasal dari luar pintu toilet." gumam Frans sambil memegang handle pintu ruangan toiletnya. Dan benar saja adanya. Ketika Frans membuka pintu dan keluar dari kamar toiletnya. Terlihat seorang Kakek tua memakai topi dengan tubuh yang sudah bungkuk sedang memainkan tombol saklar lampu toiletnya. Frans yang marah kini langsung menjewer telinga si Kakek sekuat tenaga hingga si Kakek mengaduh kesakitan. "Kamu itu kurang kerjaan apa gak ada kerjaan, hah!" bentak Frans dengan tangan yang masih mencengkram telinga si Kakek. "Anak muda ... tolong lepaskan. Sakit ... sakit sekali." pinta si Kakek memohon. "Memang kamu pikir kamu Siapa tua bangka? Beraninya mencoba menakut nakuti seorang CEO tampan seperti saya." Frans melepas jeweranya dan kemudian menendang p****t si Kakek hingga kesakitan. Si kakek terjatuh ke lantai dengam tangan memegangi pantatnya yang kesakitan akibat di tendang Frans. "Sombong sekali kamu anak muda, kamu belum tahu siapa saya sebenarnya." ucap Si Kakek dengan sedikit menaikan nadanya. Frans merasa tersinggung dengan ucapan si Kakek yang menurutnya hanya sebatas OB biasa. Frans kembali menghampiri si Kakek dan mengangkat kerah dan menariknya ke atas. "Mau kamu itu siapa tidak penting bagi saya! Paham!" bentak Frans sambil me remas muka Si Kakek dengan Kasar. "Hentikan! hentikan anak muda! kamu sungguh keterlaluan sekali." ucap si Kakek yang tak terima dengan perlakuan kasar dari Frans. "Kamu sudah berani melawan saya, hah!" Frans memukul kedua pundak si Kakek dengan dengan kedua tanganya. "Akhhhh ..." si Kakek kini jatuh dengan posisi berlutut di hadapan Frans. Frans dengan kasar membuang topi si Kakek ke sembarang arah, menjambak rambutnya dan kemudian menarik kepala si Kakek dan dengan sengaja menempelkan wajah si Kakek pada pantatnya. "Lepas ....lepaskan aku!" dengan sisa tenaganya, si kakek mencoba menjauhkan wajahnya yang menempel di p****t Frans, namun tenaganya tak mampu mengimbanginya. Prottttt ... Brotttt .... "Ah ... leganya." ucap Frans yang berhasil membombardir wajah si Kakek dengan kentutnya. "Ohok ... Ohok ..." si kakek terbatuk dengan wajah yang masih menempel di p****t Frans. "Bhua ... ha ... ha.., hisap dan nikmati dengan tenang! tua bangka." ucap Frans. Setelah di rasa lega. Kini dengan perlahan Frans melepaskan si Kakek yang wajahnya sudah membiru, dengan mata melotot dan bibir menganga. Si Kakek kini terkulai lemas jatuh ke lantai. Tubuhnya kini mengalami kejang kejang akibat gas beracun yang di lepaskan Frans, yang berhasil masuk kedalam tubuhnya. Belum puas me lampias kan kekesalanya. Frans dengan sangat keterlaluan kini mengencingi mulut si Kakek yang masih ternganga. Sungguh malang nasib si Kakek? sudah di Bom kentut di kencingi pula?. Setelah selesai Frans bergidik geli dan memasukan torpedonya ke dalam celananya. "Hei tua bangka! aku tak punya waktu bermain main lagi denganmu." Frans melangkah pergi melengggang dengan wajah adem tanpa dosa. Frans tidak menyadari bahwa si Kakek kini telah sadar dan kini sedang bangkit sambil mengusap wajahnya yang bau pesing. "Tunggu anak muda!" seru si Kakek. Frans menghentikan langkah dan berbalik sambil berkecak pinggang memandang si Kakek. "Ada apa lagi? apa kurang hukuman dariku, hah?" ucap Frans. "Sebelum kau pergi, kau harus tahu dulu siapa aku." ucap si Kakek. Frans membulatkan mata dan seketika kaget melihat kepala si Kakek yang bisa berputar 360° derajat tanpa lepas dari lehernya. "Siapa kau ini?" Kini bagian Frans lah yang terlihat ketakutan. "Aku adalah hantu si buruk rupa." ucap si Kakek yang kini wujudnya berubah menjadi genderuwo menakutkan. Frans bergetar hebat. Tubuhnya mendadak tak bisa ia gerakan sama sekali. "Ha ... ha ... ha .. mana keberanian yang tadi itu?" tantang genderuwo buruk rupa itu. Frans mengusap keringat yang bercucuran di dahinya. "Itu tadi hanya kesalah pahaman saja. Dan aku harap kau pergi dan melepaskan aku." jelas Frans. "Apa kau bilang! melepaskanmu? tadi aku memohon padamu tapi apa yang ku dapat ... kau malah membombardir wajahku,Tak puas dengan itu, lalu dengan teganya Kau mengencingi wajahku yang buruk ini." ucap si genderuwo dengan luapan ekspresi kekecewaanya pada Frans. "Iya, Pak tua. Aku mengerti dan memahami perasaanmu saat ini." ucap Frans dengan nada yang di buat buat simpati. "Diam! Kau mengerti tapi kau tidak memahami." si genderuwo mengayun telunjuk☝ menolak ucapan Frans yang sok simpati padanya. "Lalu apa maumu sekarang Pak tua?" tanya Frans dengan santainya. "Pake nanya lagi!" si genderuwo berkecak pinggang tak terima. "Pokoknya aku harus membalas perbuatanmu yang sangat kurang ajar dan keterlaluan padaku." seru si genderuwo sambil melangkah menghampiri Frans. Frans memejamkan matanya untuk berdoa apa saja yang ia bisa semampunya. Terselip bayangan kekasihnya seorang muslimah yang pernah mengajarkanya ia doa sebelum mau makan. Baiklah aku akan coba doa itu, karena hanya doa itu yang aku hafal dan aku kuasai. Frans membuka mata dan mulai membaca doa mau makan nya. "Allouhuma barik lana Fima Rozaqtana Wa qina Adaban nar." Frans terus membaca doa itu sambil memandang tajam pada si genderuwo. Si genderuwo kini tak berani mendekat dan terlihat ketakutan hebat. "Tidak ... jangan, jangan makan aku!" si genderuwo berlari masuk ke dalam kamar toilet. Frans berlari mengejar dengan mulut yang terus membacakan doa mau makanya. Hingga pada akhirnya. si genderuwo kini tertunduk takut di dalam toilet, dan Frans mengambil gayung memukuli terus si genderuwo hingga pingsan tak sadarkan diri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD