When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kamu?!” ucap Delia geram menatap Nina tajam, tangannya mengepal kuat sampai urat-urat halus itu terlihat. Delia semakin merasa sakit dan marah, ketika mengingat Ben yang duduk di antara dirinya dan Nina. Ternyata itu ada artinya! Kini ia mendapatkan jawaban dari instingnya mengapa ada orang asing berada disana. “Si …silahkan masuk mbak,” ucap Nina gugup dan takut saat melihat Delia di depan pintu. Delia melangkah masuk ke dalam apartemen dengan perasaan kacau, ia melihat sekitarnya. Tampaknya Nina tengah membersihkan ruangan ketika melihat ada vacuum cleaner tak jauh dari mereka berdiri. Nina pun segera menutup pintu sambil menatap kearah kamar tidur dirinya dan Ben. Ia gugup dan takut, tak tahu harus bicara apa pada Delia. “Nin, kamu sudah makan malam?” suara Ben yang baru keluar dar