"Emila!" Leon menahan napasnya cukup dalam. Kekesalannya sudah diambang batas menghadapi perempuan yang baru seminggu menjadi istrinya itu. "Emila saya sudah telat!" "Iya sebentar ini udah selesai." Mil terpogoh keluar dari dapur kemudian mengambil sepatunya di rak dan memakainya dengan terburu. "Ayo, Mas. Nanti telat." Senyum lebar lima jarinya di hadapan Leon semakin ingin membuat laki-laki itu melahap Mil hidup-hidup. Leon menatap perempuan di depannya dengan geram dan kesal. Namun daripada memilihi untuk mengomel, Leon memilih untuk melangkah meninggalkan perempuan itu yang kemudian mengekor di belakang. Leon bahkan sengaja berjalan sangat cepat hingga Mil mengikutinya dengan terseok-seok. Biar saja, biar tahu rasa. Masuk ke dalam mobilnya Leon masih dalam kekesalan yang belum reda