Krucuk krucuk... Suara air keran meluncur keluar dan menggenangi gelas yang menampung. Osman meneguk air mineral. Dia letakkan kembali gelas ke meja. Kepalanya menunduk sebentar dengan mata terpejam. Teringat kejadian di kantor tadi, saat ia emosi pada Leo dan berbuntut fatal, keceplosan menyebut bahwa Orin adalah istrinya. Ah, kenapa ia harus bicara begitu? Suara langkah kaki di belakang yang kemudian terhenti, membuat Osman mematikan keran di westafel. Hanya tinggal dua titik air yang menetes melalui keran. Meski tanpa harus menolah, Osman sudah tahu siapa sosok yang datang. Naomi. Siapa lagi yang datang jika bukan istrinya, mereka hanya tinggal berdua di rumah itu. Disaat orang lain langsung menawarkan aroma wangi saat memasuki ruangan, Naomi tidak. Dia tidak pernah mema