Ikmal butuh udara segar untuk menenangkan pikiran. Namun bukan udara segar yang dia dapatkan, justru kabar angin yang membuat telinganya makin panas. Tepat saat ia melintasi ruangan karyawan, ia mendengar perbincangan hangat yang menjadi ternding topik pagi itu. “Pak Osman mengatakan bahwa Orin itu istrinya tadi.” “Masak?” “Ah, kau telat mendengar berita ini. Banyak yang lihat tadi. Semua orang pun kaget.” Ikmal kemudian menelepon sekretarisnya, memerintah sekretaris untuk memanggil Osman ke ruangannya. *** “Selamat pagi, pak! Ada yang bisa aku bantu?” tanya Osman berusaha untuk bersikap profesional. Ia duduk menghadap Ikmal. Brak. Ikmal menepuk meja keras. “Apa yang sudah kau lakukan? Kenapa kau mengumumkan pada semua orang bahwa Orin adalah istrimu?” hardik Ikmal. Osman