Ya ampun, kenapa Orin harus mengintip begini jika akhirnya ia merasa cemburu? Apes sekali nasibnya, sudah ditinggal, bahkan harus berkemas mengurus piring kotor. Orin kembali ke dapur, mencuci piring. Namun belum selesai mencuci, tangisan keras Saddam membuatnya terejut. Tangan masih dibalut busa sabun, anak sudah menangis. Duh, gini amat jadi ibu rumah tangga. Semuanya dikerjakan sendiri. Oke, semangat Orin! Dia mencuci tangannya dengan air di keran. Kemudian lari ngibrit menuju kamar. Orin membuatkan s**u dan berbaring di sisi Saddam, memberikan dot ke mulut putranya. Sambil berbaring, dia memikirkan Osman. S edang apa suaminya sekarang? Pasti gandengan tangan berduaan dengan Naomi. Ah ya ampun, betapa menyebalkan berteman dengan cemburu. “Eyaaaa…” Tangisan Saddam kencan
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books